My Beloved 'Nee-san' {with} A.Murasakibara

3.2K 198 4
                                    

Naah, ini mungkin bagian terakhir, karna Author bisa jadi akan hiatus, atau setidaknya slow update sampe sekitaran Mei. Dikarenakan Author yg sudah kelas 9 dan akan fokus UN. Plus, di pertemuan selanjutnya ONE-Shoot yg akan muncul mulai setelah sekolah, yaitu masa kuliah atau kerja. Jadi, nikmati yg sekarang karna ini sesi sekolahan yg last!! Happy reading~!! (〜^∇^)〜

***

**

*

**

***

Musim dingin di Akita berbeda dengan daerah-daerah lain di Jepang, seperti Tokyo. Karena jalanan akan tertutup salju, dan membuat pengguna jalan jadi terhambat aktivitasnya.

Begitu pula dengan (first name) yang harus menyingkirkan salju-salju yang menutupi halaman rumahnya sebelum ke sekolah.

"Bisa-bisa aku telat kalau seperti ini terus", geramnya kesal sambil menghentakkan kaki, yang membuat butiran-butiran salju membasahi sebagian seragamnya.

"Cih! Aku malah membasahi rokku", katanya, mengibas-kibaskan roknya untuk membersihkannya.

"(First name)-chin masih lama?". Sosok tinggi besar bersurai ungu, dengan seorang dengan rambut hitam bagian depan yang menutupi mata kirinya, berdiri di depan pagar sambil melihat (first name) yang masih sibuk dengan sekop dan salju-saljunya.

"Jelas saja masih lama, Atsushi", jawabnya dingin karena perasaannya sedang kacau saat ini.

"Mau kubantu, (first name)-san?", tawar Himuro dengan ramah. "Boleh", jawab (first name) sambil menyerahkan satu sekop lagi pada Himuro. Tapi ketika tangan (first name) akan bersentuhan dengan tangan putih Himuro, seketika itu juga muncul tangan besar yang segera menyambar sekop bergagang kuning itu sebelum sampai ke tangan teman setimnya.

"Bukannya kau tidak mau membantuku, Atsushi?", kata (first name) seraya mendelik tak suka ke arah Murasakibara yang mulai menyekop sisa-sisa saljunya. "Aku tidak punya makanan manis untuk jadi bayarannya loh", sambung (first name) kembali.

"Aku hanya mau menolongmu, karena (first name)-chin itu kakakku."

Lagi-lagi. (First name) tahu kalau keluarganya dengan keluarga Murasakibara itu adalah teman. Jadi (first name) sudah kenal dengan seluruh keluarga Murasakibara, termasuk kakak-kakaknya, sejak masih kecil. Tapi dia tidak mau dianggap oleh Murasakibara Atsushi sebagai kakak pengganti karena kakak-kakaknya yang telah dewasa. Jelas, karena (first name) mencintai Murasakibara sebagai lawan jenis.

"Berapa kali kubilang untuk tidak menganggapku kakak", gumam (first name) pelan sambil menghentakkan kakinya kembali, kesal. "(First name)-chin bilang sesuatu?", tanya Murasakibara dengan polosnya.

(First name) menggeleng, lalu melanjutkan pekerjaannya. Himuro yang melihat keduanya hanya tersenyum dan terkekeh pelan, sambil berkata.

"Kalau begitu aku duluan ya, Atsushi, (first name)-san?", katanya seraya melangkah keluar halaman dan mulai berjalan ke arah sekolah. Yosh! Tandanya (first name) bakal berduaan sama Atsushi-chan! [Kenapa malah Author yg kesenengan? -_-]

!**SKIP**!

Perjalanan terasa panjang bagi (first name). Kenapa? Karena bukan hanya salju yang menghalangi setiap langkahnya dan langkah si titan manis. Tapi karena...

"Nee, nee, (first name)-chin? Bisa mampir kesana sebentar? Ada permen yang ingin kubeli disana."

...Murasakibara yang bersikap manja dan menggeret-geret (first name) kemana saja, setiap dia melihat makanan yang disukanya. Haah, rasanya benar-benar seperti jadi kakak lagi. Padahal adik (first name) sudah SMP sekarang.

"Bisa kita langsung berangkat saja, Atsushi?", tarik (first name) paksa dan sekuat tenaga pada lengan besar Murasakibara, yang sama sekali tidak membuat lelaki surai ungu itu bergeser dari tempatnya. Matanya terus terfokus pada permen lolipop ungu di dalam toko.

"Kumohon, (first name)-chin? (First name)-chin kan kakakku?". Mata Murasakibara berubah seimut mungkin. Dalam sekejap, (first name) langsung menghela nafas menyerah.

"Baiklah", katanya berusaha menutupi rona merah yang muncul tiba-tiba di pipinya. "Akan kutemani. Tapi sebentar saja ya? Sebentar lagi masuk."

Murasakibara tampak berbinar. Dia menarik (first name) antusias masuk ke dalam toko. Tanpa disangka, (first name) menyunggingkan senyum tipis.

!**SKIP**!

"Ini untuk (first name)-chin." Setelah memilih cukup lama, akhirnya Murasakibara mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia menyodorkan satu lolipop berwarna sama dengan rambutnya ke (first name).

"Tidak usah", tolak (first name) halus. "Sebaiknya kita cepat ya, Atsushi? Tinggal 15 menit lagi."

"Sebentar, (first name)-chin."

Lagi-lagi Murasakibara menghentikan langkah (first name). Kali ini dengan genggaman tangan. Padahal suasana hati (first name) sudah cukup membaik sekarang.

"Kita tidak punya banyak waktu lagi, Atsushi", terang (first name) dengan nada yang sudah ditegaskan.

"Temani aku di taman itu sebentar saja, mau ya?". Murasakibara kembali mengeluarkan jurus mata anjingnya, alias puppy eyes. Kalau sudah begini, mana mungkin (first name) bisa menolaknya kan? Secara dia menyukai pria tambun ini.

"B-baiklah", ucapnya gugup sambil berusaha menutupi rona merah yang muncul, lagi. "Tapi yang ini yang terakhir ya?".

Murasakibara mengangguk, tanda dia setuju kalau ini terakhir kalinya dia akan meminta, sebelum berangkat ke sekolah. Akhirnya Murasakibara menarik tangan (first name) lagi ke arah taman yang ditunjuknya tadi.

!**SKIP**!

(First name) disuruh menunggu laki-laki yang disukainya itu di sebuah kursi taman. Mata (eye color) nya mengedar ke seluruh penjuru taman, tapi tidak menemukan sosok yang dicarinya.

"Aku lelah jadi kakakmu terus, Atsushi." Tanpa sadar, Murasakibara sudah duduk di samping (first name). Wajahnya seketika berubah, yang menunjukkan kalau Murasakibara mendengar apa yang barusan dikatakan (first name).

"Apa (first name)-chin tidak suka aku anggap kakak?". (First name) terlonjak ketika mendapati Murasakibara sudah ada di sampingnya. Matanya menatap lekat mata ungu Murasakibara dengan rasa terkejutnya yang sudah tidak bisa digambarkan lagi.

"S-sejak kapan-" - "kalau aku anggap sebagai camilan manisku, apa (first name)-chin mau?".

Perlu waktu cukup lama bagi (first name) untuk memahami perkataan Murasakibara barusan. Dia berkedip beberapa kali, lalu wajahnya seketika memerah ketika menyadarinya.

"A-apa maksudnya itu?!". Murasakibara tak menjawabnya, dan malah membawa (first name) masuk ke dalam pelukan lengan besarnya. Wajah (first name) tambah panas dan merah ketika tahu dirinya dipeluk seperti ini. Sudah sangat lama dia tidak mendapatkan perlakuan seperti ini dari teman masa kecilnya itu.

"Aku mau (first name)-chin jadi camilan manis pribadiku", bisik Murasakibara pelan di atas kepala (first name). "Aku menyukai (first name)-chin sebagai kakak, tapi juga dari laki-laki ke perempuan."

Dalam pelukan, (first name) mengangguk kecil. Inilah yang diinginkan (first name) sejak dulu.

"Terima kasih sudah mau mengatakannya, Atsushi. Aku juga menyukaimu."

/-END-\

***

**

*

Yaah, persembahan terakhir di sesi sekolah malah jadi aneh, dan bikin Atsushi-chan ama (first name)-chan jadi telat ke sekolah o(╯□╰)o . Maafkan daku, minna-san!! (´Д')y . Baiklah, sampai ketemu di sesi setelah sekolah nanti!! Jaa~!! (ノ´ヮ´)ノ

Be MINE, please!? (Kuroko no Basket Fanfiction X Reader-san)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang