Seling

1.6K 221 25
                                    

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Shikamaru berdiri bersandar pada mobilnya yang terparkir di depan rumah Naruto.

"Kamu keluar saja, biar kumasukkan mobilmu," usul Sasuke.

Dengan amat enggan Naruto keluar dari mobil, melangkah mendekati Shikamaru. Ada beberapa putung rokok teronggok di dekat sepatunya, dan di jemarinya sekarang terselip rokok lain. Mereka tidak langsung bicara. Shikamaru melepaskan tatapan tajamnya dari Sasuke sampai sang Uchiha menghilang ke dalam rumah.

"Aku tidak bisa menghubungi mu," kata Shikamaru ketus.

"Aku membiarkan ponselku menyala selama dua jam di restoran dan aku tidak menerima telepon atau LINE mu. Sinyal di tempatmu sudah mulai bangkrut?" sindir Naruto dengan nada dingin.

"Jadi kamu matikan ponselmu selama bersama temanmu itu, takut terganggu oleh ku? Kamu tahu berapa lama aku nunggu kamu?" Nada Shikamaru meninggi.

"Kenapa aku yang salah? Kamu yang keterlaluan." desis Naruto. "Kamu yang ingkar janji, kamu yang gak ada kabar sama sekali, kamu yang ninggalin aku sendirian nunggu kamu kayak pasutri tua. Kamu selalu minta dimaklumi, kamu yang seenaknya!" Naruto lepas kontrol, matanya berkaca - kaca. "Dulu kamu gak kayak gini, Shika." suara Naruto berubah lirih. Matanya menatap mata Shikamaru.

Shikamaru memalingkan muka. Ia kembali bersandar pada mobil. Naruto juga mengikutinya, kepalanya menunduk, lelah. Sudah hampir jam 12 malam.

"Maafkan aku, Naru." Tukas Shikamaru pelan. "Aku memang keterlaluan. Aku sadar aku melewatkan sesuatu yang lain. Yang sebenarnya penting bagiku."

Shikamaru meraih telapak tangan Naruto. "Aku yakin kita punya masa depan bersama. Untuk itu aku bekerja keras, aku akan melakukan apa saja untuk mewujudkan itu menjadi hal terbaik dalam hidup kita, Naru."

Dinding hati Naruto tersentuh kala Shikamaru mengucapkan "masa depan bersama". Shikamaru sudah berpikir sejauh itu. Persis seperti yang Sasuke katakan. Naruto membalas erat genggaman tangan lelaki itu.

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Naruto punya sahabat lain selain Sakura. Namanya Kiba. Dia seorang player. Sudah melalang buana ke manca negara. Mencari kebebasan. Mencari partner. Menemani berbagi malam. Saat ini dia baru kembali dari Amsterdam.

"Lumayan penasaran dengan wajah yang bisa membuat pria setenang Shikamaru jadi uring - uringan." Kiba menyeringai penuh arti.

"Dia udah cerita?"

"Pastinya."

"Dia uring - uringan karena aku serumah dengan pria lain, bukan cemburu." Elak Naruto.

"Hei, aku kenal Shikamaru sejak masih kecil. Aku tahu kalau dia lagi kalut kayak apa. Lagian, gimana Shikamaru bisa tenang, kalau hubunganmu dengan Sasuke udah bisa disamain dengan orang pacaran? Gantian pakai mobil, barangku adalah barangmu."

"Nagwur. Hari ini aja mobilku dia pakai karena kamu bawa mobil.

"So, Seperti apa Sasuke?"

"Wajahmu seperti ingin menelan Sasuke di awal bertemu."

"Kau fikir aku Gay?"

"Memang potensial."

"Sialan. Dekat dengamu memang memberi pengaruh negatif."

Mereka tertawa.

"Kemaren aku baru dapet info, tandher yang di tangani Shikamaru di tangani seorang wanita. Temari."

(Room)MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang