Awal Perkara

2.3K 258 41
                                    

W A R N I N G
Dicerita ini gay udah lumrah. MinaKushi gak masalah ama anak gay. Asal gak One night stand. Jadi gak usah tanyak2 lagi ya.

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝

Barusan Shikamaru menelepon Naruto, menanyakan jam berapa mau dijemput di kantor. Setelah empat hari marah dan melayangkan aksi perang dingin dengan tidak mau bicara, akhirnya Shikamaru luluh juga.

Naruto mengaku pada kekasihnya itu, jika Sasuke hanya menyewa kamar di rumahnya untuk waktu-Naruto ngamm mengaku-dua bulan. Shikamaru sudah tahu siapa Sasuke karena pernah diperkenalkan padanya.

Sebenarnya Shikamaru sebal bukan main. Bayangkan, kekasihnya serumah dengan laki - laki lain! Meski Sasuke bukan seorang gay, siapa tahu?

Maka, dimulailah pengajuan alasan berlogika dari Naruto.

"Dia baru sebulan kerja, belum ada simpanan untuk pengeluaran tak terduga." Alasan pertama.

"Tidak perlu cemburu, dia udah punya kekasih. Hubunganya lebih lama dari kita." Alasan kedua.

"Dia bukan gay dan dia penganut monogami, aku juga." Alasan ketiga.

"Kamu kekasihku, aku mencintaimu" Alasan keempat. Lumayan menyentuh.

"Ini kan rumahku, jadi aku berhak ngapain aja." Yang ini cuma di dalam hati Naruto tentu saja.

Jujur, reaksi Shikamaru bukan faktor pemberat bagi Naruto mengenai hidup berbagi atap dengan seseorang atau siapa saja, bukan hanya Sasuke.

Semenjak tahun kedua kuliah, Naruto memutuskan masih satu kota dengan keluarga. Membantu Neneknya yang masih memegang kendali usaha restourant (sekarang malah udah ada cafe, karaoke, dll). Maklum, waktu itu tempat tersebut tidak mampu kasih keuntungan besar, makanya anak - anaknya, yakni Papa Naruto dan Om Iruka, tidak ada yang mau meneruskan usaha itu. Cucu yang sudah cukup umur adalah kakak beradik Kyuubi - Naruto. Kyuubi memilih menjadi pialang saham. Jadilah Naruto yang didaulat untuk bekerja di sana.

Sejak saat itu, Naruto menikmati yang namanya tinggal sendiri, yang dapat diartikan kebebasan privasi seluas - luasnya. Memang sih para teman, saudara, kekasih sering bertandang, tapi pada akhirnya mereka pulang dan Naruto kembali memperoleh waktu pribadinya.

Sedangkan sekarang?

Geraknya jadi tidak bisa semau - maunya. Tidak ada lagi acara berkeliaran telanjang bulat, nyanyi - nyanyi histeris tanpa peduli kunci nada dan picth control, menari jingkrak - jingkrak kayak kodok mulai disudut depan sampai dapur, kentut dengan nada dasar C, G, semua huruf deh.

Yang terberat, tidak lagi leluasa melakukan adegan bermanjaan dengan Shikamaru, perpelukan di sofa, depan TV. Ruang gerak sih masih sama, tapi "macam" gerak itu yang sekarang lebih terbatas.

Bermanjaan di rumah Shikamaru juga tidak mungkin mengingat laki - laki itu serumah dengan orangtua dan saudaranya.

Sebenarnya bisa aja Naruto tetap melakukan "iya - iya" tersebut, toh dia yang punya rumah. Namun ia terlalu Jaga image.

Sebagai penghiburan diri, berkali - kali ia berkomat - kamit dalam hati kalau semua itu hanya berlangsung beberapa bulan, tidak sampai setengah tahun. Selanjutnya, kalau penyewanya wanita, dan harus maniak boys love. Jadi, dia bisa bertingkah lebih longgar, jika perlu adegan bermanjaan dengan Shikamaru tidak usah disensor.

Untuk beberapa bulan, mungkin ia akan sering berada di luar.

Naruto yang punya rumah, kenapa justru Naruto yang menghindar?

(Room)MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang