"Sudah," jawab Sasuke.

"Sial. Dia marah - marah lagi. Apa salahnya membantu teman. Bikin emosi. Tapi aku cinta."

Sasuke tertegun sesaat setelah menyelimuti Naruto.

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Menjelang siang , Naruto bangun dari tidur tanpa menyisakan kejengkelannya semalam. Hilang bersama berubahnya hari.

"Enak." Naruto berjalan tersaruk keluar dari kamar. Hidungnya mengendus - endus. " Baunya sedap."

Ia duduk di depan meja pantry, dagunya ditopang kedua tangan yang tegak dia atas siku. Sesekali matanya terpejam. Rambut pendeknya mencuat berantakan.

"Masih demam?" tanya Sasuke memerhatikan wajah Naruto yang lesu.

"Udah baikan, tapi kepala pusing, tenggorokan sakit, kayaknya mau flu."

"Aku masak sup ayam, bagus untuk flu." Sasuke menyodorkan sepanci sup ayam panas lengkap dengan mangkok dan sendok untuk Naruto.

"You're angel of the morning, Teme." ujar Naruto. "Enak," komentarnya pada suapan pertama.

Sejenak mereka tidak mengeluarkan suara, asyik dengan isi mangkok masing - masing. Apalagi ada telur mata sapi segala. Ada nasi, tapi Naruto tidak terbiasa makan terlalu berat di pagi hari, jadi dia melewatkan bagian nasi.

"Aku minta maaf. Jika gara - gara aku, Shikamaru marah."

Naruto mengangkat muka. "Dari mana kamu tahu Shikamaru marah?"

"Semalam kamu bicara gitu."

"Ow." Naruto berusaha mengingat. "Itu kan lagi ngaco, gak usah digubris."

Sasuke beranggapan sebaliknya, justru kalau seseorang berada di bawah kesadaran, dia akan mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam pikirannya tanpa dibuat - buat.

"Kalau dia sulit menerima-"

"-kan aku pernah bilang, gak usah dipikirin. Kemarin Shikamaru lagi banyak pikiran, jadinya sensitif gitu." Lagi - lagi Naruto sedikit memanipulasi fakta.

"Aku tetap aja merasa bersalah keberadaanku di sini menambah bad mood Shikamaru, sekecil apa pun."

"Sasuke, kalau tidak di sini, kamu mau di mana? Nambah pikiran tante Mikoto? Kamu bilang mereka udah kerepotan. Selama aku bisa bantu, ya aku akan bantu. Kalau memang aku tidak sanggup bantu, ya aku akan bilang apa adanya. Lagi pula kamu sudah kasih bantuan yang tidak sedikit untuk aku." Naruto menyenggolkan sikunya ke lengan Sasuke, mencoba membesarkan hati temannya itu.

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Memang tidak gampang "menyelundupkan" laki - laki lain di rumah, apalagi dalam hitungan bulan. Antipasi beberapa titik yang memiliki potensi bikin runyam karena salah paham telah dilakukan. Misalnya nih, mewanti - wanti keluarga Naruto dan teman - teman untuk tidak datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Naruto berdalih kalau sekarang ia jarang di rumah, banyak kerjaan, banyak urusan, dsb. Dan dia jadi lebih sering setor muka ke rumah orangtuanya, jadi mereka tidak perlu datang ke rumahnya.

Lantaran mereka semua hidup di alam, maka berlakulah hukum alam, salah satunya adalah manusia boleh berencana, tetap Tuhan - lah yang menentukan. Jadi, selalu ada satu - dua hal meleset di luar rencana.

Pasangan yang pakai kontrasepsi aja bisa kebobolan, apabila yang bukan pasangan. Ha?

Pagi ini mereka janjian untuk jogging bareng Sakura, tapi berhubungan gerimis, mereka sepakat membatalkannya. Sakura mengajaknya ke gym sebagai alternatif olahraga pagi itu. Tapi masih nanti siang, jadi ia memutuskan untuk tidur lagi.

Balik ke dalam rumah, Naruto baru menyadari bahwa Sasuke tidur di sofa. "Tidur aja posenya sok cool. Emang cool sih," gumam Naruto iseng sembari menyeret langkah ke kamar.

Naruto sempat terlelap sampai suara berisik di halaman sedikit membangunkan. Namun begitu mendengar sura seseorang yang paling dihafal Naruto luar dalam, ia langsung terjaga. Bukan hanya melek, tapi mendelik. Bahkan nyaris terjungkal. Langkah kakinya benar - benar telah menyatu di dadalnya.

Karena pertama, suara itu berupa lengkingan. Kedua, lengkingan itu keluar dari pita suara mamanya. Ketiga, mamanya melengking di ruang TV!

"NARUTOOOOOOOOOOOO!!"

Sasuke gelagapan terjaga, Luar biasa kaget. Remote control jatuh ke lantai. Selimutnya terjatuh ke samping. Tersedak ludahnya sendiri. Matanya melihat awas.

Naruto menghambur keluar.

"MAMA! Kenapa bisa masuk?!"

"MAMA! Kenapa bisa masuk?!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TO BE CONTINUED

(Room)MATEWhere stories live. Discover now