۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

Sesampainya di rumah, Naruto tidak langsung masuk kamar seperti malam - malam biasanya. Jarum jam menunjuk celah antara angka sepuluh dan sebelas tapi dia belum merasa capek. Iseng dia melongok kamar Sasuke. Merasa heran jam segini pintu kamar Sasuke masih terbuka.

Iseng dia menghampiri dan melongokkan kepala di ambang pintu kamar. Ada dua tas plastik besar entah berisi apa teronggok di lantai.

"Masih bangun?"

Sasuke yang sedang terduduk membelakangi pintu menoleh. "Lagi cari training."

"Besok mau nge gym?"

"Hn." Sasuke meneruskan pencarian celana renangnya.

"Perlu bantuan?" Naruto beranjak masuk, duduk berselonjor di lantai.

"No. Terima kasih atas basa - basinya," sahut Sasuke.

"Minta alamatmu, aku mau minta ibuku ngirim berkas aku yang tertinggal," Sasuke mengeluarkan ponselnya.

"Tante Mikoto tahu kamu tinggal di rumahku? Dan Shion?" tanya Naruto menuju pertanyaan inti. Shion adalah kekasih Sasuke.

"Ibu tahu. Kalo Shion, tentu saja tidak. Terimakasih, Cari mati." Sasuke kemudian membalikkan badan ke arah Naruto.

"Shikamaru, gimana?"

" Dia nyantai aja kok," jawab Naruto, berbohong.

"Pembohong."

Naruto menjulurkan lidah. "Week."

"Selama aku disini, biar aku aja yang bersih - bersih rumah, hitung - hitung bantu kekurangan biaya sewa."

"Aku tidak semeskin itu."

"Ya sudah."

۝ﻋﺍﻠﻴﻪ ۝  

"Sasuke. Kenapa kamu beneran bersihin rumah? Mau gusur pekerjaan orang ya? Kasihan kan orang yang aku sewa, kerjaanya kamu rebut." Sebenarnya ia sungkan mendapati temannya membereskan rumahnya.

"Aku hanya tidak mau kau berpikir aku memanfaatkan kamu."

"Santai aja. Aku tahu resikonya berteman ama orang susah, salah satunya ya begini ini." timpal Naruto nyengir.

Mereka melanjutkan obrolan dari sore sampai hampir jam dua pagi. Saat itu sempat terselip dalam benak Naruto, mungkin punya teman serumah tidak seburuk yang dikira.

Sasuke jalan berjingkat melewati ruang tengah, takut membangunkan Naruto yang tidur meringkuk di sofa. Kali ini sendirian. Televisi masih menyala. Bajunya sudah berganti kaus butut.

Dalam perjalanan pulang tadi, Sasuke agak ragu antara pulang atau tidak. Dia tidak enak seandainya pulang dan mendapati Naruto tengah berasyik - masyuk dengan kekasihya. Malas menjadi penggangu. Tapi kalau tidak pulang, dirinya malas mengungsi ke tempat lain. Pada akhirnya, ia memilih pulang.

Ternyata Shikamaru memang sudah tidak ada.

Pelan - pelan Sasuke mematikan layar televisi, lalu membetulkan letak tangan kanan Naruto yang mengulur terkulai ke lantai. Dirasakan tangan Naruto agak panas. Perlahan Sasuke meraba kening Naruto.

Naruto ini demam.

Berdebat pikir bagaimana cara memindahkan Naruto, akhirnya Sasuke membangunkan Naruto agar pindah ke kamar, tapi sebelumnya Sasuke menyodorkan obat penurun demam dan segelas air putih.

"Aku demam, ya?" gumam Naruto ketika dibangunkan. Sasuke mengangguk.

"Shikamaru sudah pulang, belum?" tanya Naruto bergumam saat merebahkan diri di tempat tidur dituntun Sasuke.

(Room)MATEWhere stories live. Discover now