2| The Great Battle Tactic - Part 2

56K 3.2K 83
                                    

Langit siang yang tadinya begitu terik menjadi mendung. Awan seakan menaungi Farah dan teman-temannya untuk menunjukkan jati diri mereka. Jalanan di dekat gudang kayu yang cukup lengang dipilih mereka untuk mengadu kekuatan.

Farah sendiri cinta damai. Dia ingin menciptakan 'world peace' seperti yang dilakukan oleh para finalis Miss Universe. Untuk itu, dia bercita-cita menjadi model. Namun, Farah harus membantu ayahnya mengurus bengkel. Ya sudahlah, Farah ikhlas menjadi wanita cantik yang pintar memasang N.O.S.

Seperti saat ini, Farah tidak bisa diam saja saat teman-temannya dipecundangi para siswa dari sekolah lain. Karena jalur negosiasi tidak mencapai kesepakatan, terpaksa mereka mengadu kekuatan.

Setelah aba-aba, dua geng dari sekolah berbeda saling menyerang. Bersamaan dengan itu, separuh dari geng Farah ikut menyerang dari arah belakang. Geng lawan tentu saja tak menyangka serangan dari arah belakang mereka.

Baku hantam tak dapat dihindari. Makian kasar keluar dari kedua belah pihak. Suara pukulan pun sampai terdengar. Mereka saling menumpahkan emosi masing-masing.

Farah dan beberapa temannya yang bersembunyi, menatap tajam ke arah mereka yang terlibat tawuran. Berharap teman-teman yang membela harga diri mereka tidak terluka.

Tak ada yang menyadari sudah berapa lama mereka saling menyerang. Tawuran bubar saat warga menghalau mereka. Teman-teman Farah yang sudah dibekali usaha pelarian diri, selamat dari kejaran warga. Hingga polisi datang ke lokasi, mereka sudah tak berada di sana.

Farah mengincar Andre, ketua geng lawan. Setelah dia berlari ke arah Farah yang sedang bersembunyi, gadis itu langsung menarik kerah Andre. Dengan sekuat tenaga, Farah menghempaskan tubuh Andre ke ujung gang buntu. Andre sempoyongan karena dia sudah menerima banyak pukulan dari teman-teman Farah.

"Ampun, ampun. Jangan bunuh gue," rintih Andre.

"Gue punya urusan yang lebih penting daripada bikin lo mati," tukas Farah. Dia mendekati Andre yang meringkuk kesakitan.

"Gue peringatin lo ya, jangan pernah ganggu geng gue! Nggak usah sok, deh, lo. Temen-temen gue nggak pernah resein lo, tau!" bentak Farah.

"Iya ..., nggak lagi-lagi," janji Andre, takut-takut.

Farah masih gemas dan akan memukul Andre, tetapi diurungkannya. "Ini yang terakhir kalinya sekolah gue ribut sama sekolah lo. Kalau besok-besok lo bikin masalah, lo bakal gue abisin," ancam Farah.

Andre mengangguk setuju.

"Oke, yuk, balik," ajak Farah, membuat Andre mengerutkan keningnya.

"Kita udah damai. Gue nggak pengin dendam." Farah mengulurkan tangannya.

Andre ragu, tetapi kemudian menjabat tangan siswi di hadapannya. Sedangkan Farah menoleh karena mendengar suara motor. Dia tersenyum saat melihat Ardo datang dengan mengendarai sepeda motor.

"Gue balik dulu. Ati-ati lo jalannya," pesan Farah, sebelum meninggalkan Andre.

Andre sendiri hanya bisa mengangguk.

Farah membonceng Ardo dengan hati lega. Ardo mengatakan semua teman-teman yang ikut tawuran tidak ada yang terluka parah. Bonyok sedikit, wajar saja. Farah bangga menjadi bagian dari brotherhood. Tak hanya Farah, Ardo pun mengendarai motornya dengan hati berbunga. Gadis yang selalu Ardo puja, kini mau diboncengnya. Ardo merasa menjadi pahlawan bagi Farah.

****

The Diamond of the RingWhere stories live. Discover now