[25] Keceplosan

12.9K 1K 109
                                    

"Kamu dari mana aja? "

Kirana mendengus kesal. Baru juga ia membuka pintu sudah kena semprot. Jika Kirana sedang tidak happy mungkin dia telah melempar sepatu heels nya ke arah Chandra.

"Kok aku dicuekin sih Ran."

Kirana masih mendengar nada rajukan dari Chandra tapi ia pura-pura tuli dan kembali menyeret semua paper bag nya ke kamar.

"Ran, aku lapar," ucap Chandra lagi.

Sedetik kemudian tubuh tinggi tegap pria itu telah menyender di pintu kamar mereka sambil menatap Kirana tak percaya.

Kirana sudah seperti pedagang baju cakar di pasar terong. Salah satu pasar di kota Makassar.

Bagaimana tidak, wanita itu menghambur seluruh belanjaannya di atas kasur mereka sambil duduk bersila menatap hasil buruannya.

"Ran, kamu waras?"

Kirana melotot ke arah Chandra. Sekelebat kejadian beberapa jam lalu kembali berputar-putar di otaknya. Ia mulai berpikir bahwa Chandra yang sebenarnya tidak waras karena mencium wanita lain di depan umum. Mungkin lazim kalau dia belum menikah. Nah sekarang Kirana dia anggap apa?

"Lo yang gak waras, kadal buntung. "

Chandra yang mendengar kata-kata kesal Kirana bukannya keluar dari kamar malah duduk di samping Kirana.

"Kamu keluar uang berapa?" tanya Chandra lembut sambil menatap mata Kirana.

Kirana menjadi gelagapan entah karena apa. Chandra dengan baju putih polos berkerah V dipadu celana jeans selutut itu malah terlihat tampan atau memang Kirana baru sadar kalau Chandra selalu tampan dengan baju apapun.

"Bukan urusan lo. Lagian ini duit gue bukan duit lo jadi gak usah takut," jawab Kirana ketus sambil mengendalikan debaran jantungnya.

Kirana memegang dadanya merasakan jantungnya berdetak kencang. Ia kemudian menatap Chandra yang balas menatapnya bingung. Detakannya malah makin kencang saja.

"Chandra gue kayaknya kena jantungan deh. "

Chandra yang sedang menaksir harga belanjaan istrinya itu segera berbalik menatap Kirana yang memucat.

"Kamu bercanda kan, Ran?" Chandra tertawa renyah menganggap Kirana hanya sedang bercanda.

"Gue beneran. Chandra dengar deh. " Kirana menarik tangan Chandra ke dadanya.

Chandra ikut merasakan jantung Kirana benar-benar berdetak kencang.

"Tambah kencang pas gue lihat lo. Tadi padahal gak sekencang ini loh," jelas Kirana.

"Iya kencang banget, Ran. "

Chandra menggerakkan tangannya dan tanpa sengaja menyentuh benda yang kenyal.

krik krik krik

Ia melotot saat menyadari apa itu. Kirana juga ikut melotot saat menyadari tangan Chandra berada di payudara kanannya.

"Lepas tangan lo atau gue potong titit lo!"

Ancaman Kirana segera menyadarkan Chandra dan dengan segera ia menarik tangannya. Ia memang pernah melihat bagian wanita yang itu saat dipaksa menonton blue film oleh kawan-kawannya tapi belum pernah memegang punya wanita manapun.

Dan seketika keheningan memenuhi ruangan kamar itu. Chandra menatap tangannya yang nakal dan Kirana yang mendadak canggung.

"Aku minta maaf. Aku gak sengaja. "

Chandra & KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang