[21] Down to The Earth

18.3K 1.1K 126
                                    

"Ayo naik, " ajak Chandra.

Kirana malah tetap berdiri kokoh ditempatnya sambil memandang tak percaya pada pria di hadapannya itu.

"Hey, ayo naik," Chandra berhenti menstarter motor miliknya dan menatap Kirana.

"Lo naik itu aja. Gue mau naik taksi." Kirana memasang senyum tipis yang sedikit ia paksakan.

"Kenapa? naik ini aja. Lebih murah. " ucap Chandra sambil mempromosikan motor miliknya.

"Naik motor butut itu? Hah, lo gila? mau gue kemanain muka gue hah? " bentak Kirana sambil menunjuk motor butut milik Chandra.

"Yang jelas motor ini bisa jalan Ran. Ayo naik! "

Kirana bersedekap sambil menggelengkan kepalanya. Cukup sudah ia menikah dengan pria kere seperti Chandra. Dan sekarang ia harus naik motor butut yang lebih cocok dilempar di tempat sampah itu? Kirana berpikir itu ide paling buruk.

"Ayo! "

"Gak mau Chandra."

Chandra menarik napas panjang. Pria itu kemudian turun dari motor butut yang telah menemaninya bertahun-tahun itu.

"Aahhhh... turunin gue! Chandra turunin gue!" teriak Kirana saat tubuhnya kini telah melayang dan dalam gendongan Chandra.

Teriakan Kirana menarik perhatian beberapa orang di sekitar parkiran rumah sakit itu. Ada yang diam-diam memperhatikan. Apa pula yang secara terang-terangan melihat mereka seakan sedang menyaksikan drama di tv.

Chandra mendudukan Kirana di jok motornya. Wanita itu menutup mukanya karena malu entah mengapa membuat Chandra tersenyum.

Chandra kembali menaiki motornya dan beruntung kali ini 'Pertiwi' panggilan kesayangannya untuk motor bututnya itu sedang bersahabat baik dengannya sehingga ia tak perlu menstrater berulang kali motornya itu.

"Ayo jalan!" perintah Kirana.

Chandra sengaja tidak menjalankan motornya dan menunggu respon wanita itu.

"Hey, lo budek? ayo jalan! gue malu."

Chandra tertawa mendengar celotehan Kirana. Ia berbalik dan menunjuk pipinya.

"Cium gue dulu, " Tantang Chandra sambil melempar tatapan jahil pada Kirana.

"Tsk," Dengus Kirana.

"Ah, atau kamu mau aku yang cium," Chandra memoyongkan bibirnya dengan jahilnya.

Cup.

Kirana mengecup lembut bibir Chandra saat pria itu masih sibuk berbicara.

Chandra membatu di tempatnya tak menyangka kalau Kirana akan seberani itu. Ciuman itu hanya beberapa detik saja. Hanya sekedar kecupan singkat tapi efeknya membuat saraf otak Chandra berhenti bekerja.

"Sekarang lo udah bisa jalanin motornya kan?" tanya Kirana sambil bersedekap.

Chandra menganggukkan kepalanya dengan tatapan kosong dan kembali menghadap ke depan.

"Oh ya, kamu harus pakai helm." Chandra mengoper helm itu ke belakang tanpa menatap wajah Kirana.

Bibir Kirana berkedut. Ia merasakan sensasi menyenangkan telah membuat pipi pria itu memerah.

"Apa sekarang lo udah mulai jatuh cinta dengan gue? " tanya Kirana saat motor mereka telah berjalan menyusuri sepanjang jalanan perintis kemerdekaan yang selalu ramai.

"Gak akan! aku gak mungkin jatuh cinta dengan orang gila seperti kamu," balas Chandra walaupun pipi dan telinganya telah memerah karena mengingat ciuman singkat tadi.

Chandra & KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang