[17] Ada Apa dengan Kirana?

18.6K 1.1K 132
                                    

"Ran, kamu masak apa?" Chandra segera mengambil duduk dihadapan  Kirana.

Wanita itu tampak tidak mempedulikan Chandra dan memilih asyik menguyah makanannya sambil sesekali menggeser layar ponselnya.

"Ran, kamu masak apa?" Ulang Chandra lagi.

"Lo buta atau gak pernah lihat nasi goreng?" jawab Kirana ketus dan kembali menguyah makanannya dengan kesal.

Chandra hanya tersenyum maklum.

"Aku kan nanya aja malah ngambek. Kalau ngambek gitu kamu jadi jelek." goda Chandra sambil menoel dagu Kirana.

"Aw!" Pekik Chandra.

Kirana menggigit jari Chandra dengan gemas.

"Astaga Ran, kamu kalau lapar jangan gigit jari aku juga kali." keluh Chandra.

Ia menatap bekas gigitan Kirana di jarinya yang kini sudah memerah.

Kirana bukannya meminta maaf malah memutar bola matanya dan kembali melanjutkan makannya.

"Ran, kamu masih ngambek yah?" tanya Chandra lagi.

Sudah seminggu ini Kirana mendiamkannya dan sukses membuat Chandra uring-uringan. Ia seharusnya mensyukuri Kirana yang menjadi lebih kalem tapi nyatanya Kirana jauh lebih berbahaya saat diam.

Gadis itu mogok masak untuk Chandra, pisah ranjang dengan Chandra hingga membuat badan Chandra pegal karena harus tidur di sofa, dan bahkan mulai mogok bicara dengan Chandra. Kirana benar-benar menganggap Chandra seperti makhluk halus di rumah mereka.

Sedang asyik dengan pikirannya, Chandra dikejutkan dengan bunyi kaca pecah.

Kirana sudah tidak ada ditempatnya tadi. Dan Chandra yang resah pun segera berlari menuju sumber bunyi tersebut.

"Huwek."

"Kamu gak papa Ran?"

Chandra membantu memijit tengkuk Kirana yang masih muntah.

"Huwek."

"Kamu beneran gak papa?"

"Kamu sering kayak gini?" tanya Chandra lagi masih memijit tengkuk Kirana.

Kirana hanya mengangguk lemah.

"Udah tiga hari." ucap Kirana dengan suara serak.

"Jangan-jangan kamu hamil!"

"A-apa?!"

Kirana berbalik dan melotot ke arah Chandra.

"Lo jangan ngawur deh. Gue gak hamil!"

Chandra menggaruk tengkuknya. Salah tingkah.

"Iya juga sih. Nyentuh kamu aja aku kek mau disunat ulang apalagi main gitu. Tapi terus apa dong?"

"Apa kamu-"

Chandra bingung ingin melanjutnya bagaimana. Entah mengapa pikiran negatif terus bermunculan di otaknya.
Kirana tentu bukan perempuan yang polos dan tentu ia lebih mengenal dunia malam dibandingkan Chandra. Tapi apa mungkin spekulasi dalam otaknya benar.

"Apa? lo mau bilang gue dihamilin cowok lain?" tanya Kirana seakan bisa membaca pikiran Chandra.

Wajah pucat Kirana kini terlihat jelas. Chandra bahkan bisa melihat sekilas guratan kecewa di wajah wanita di hadapannya itu.

Chandra & KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang