[18] Stomachache or Heartache?

17.9K 1.1K 168
                                    

"Gue bilang gue gak mau di operasi!" Kirana berteriak keras ke arah Chandra.

Chandra menjambak rambutnya sendiri. Mengapa meminta sesuatu pada Kirana begitu sulit? ia hanya meminta demi kebaikan wanita itu.

Ia menatap Dokter dan beberapa suster yang siap mendorong brankar Kirana dengan pandangan memohon maaf.  Dokter tersebut hanya mengangguk maklum.

Chandra mendekati brankar Kirana. Meraih tangan wanita itu di dadanya. "Aku mohon sekali aja, Ran. Please dengarin aku."

Kirana menarik tangannya dari dada Chandra, "Gue gak mau di operasi! Lo budek?"

Tiba-tiba Kirana tertawa keras sambil menunjuk Chandra, "Gue tahu! lo mau bunuh gue kan? Haha gue tahu lo mau segera cerai dari gue jadi lo pake jalan picik ini."

Chandra menghela napas. Ia memukuli kepalanya dengan keras berulang kali.

Beberapa suster berusaha menghalangi tingkah Chandra yang berusaha menyakiti dirinya sendiri.

"Mas, udah mas jangan gitu!"

"Ran, aku gak akan berhenti gini sampai kamu mau dengar aku."

Kirana memutar bola matanya, "Bodo!"

Chandra berhenti memukuli kepalanya saat menyadari hal itu sia-sia saja. Ia sedang berhadapan dengan Kirana, bukan wanita sembarang.

Ia kemudian mendekati dokter dan membisikkan sesuatu. Dokter tersebut tersenyum dan menganggukkan kepala.

"Aku minta maaf, Ran."

"Lo! " Kirana menatap tajam ke arah Chandra hingga sebuah suntikan di lengannya membuatnya pingsan.

***

Chandra merasakan pipinya dingin hingga ia mendongakkan kepala menatap sosok jangkung di hadapannya.

Ia mengambil botol minuman di tangan pria itu dan segera meneguknya.

"Dia akan baik-baik aja," ucap pria itu dan mengambil duduk di samping Chandra.

Chandra menganggukkan kepalanya walaupun nyatanya ia ikut gelisah menunggu hingga operasi itu berakhir.

"Gue awalnya gak nyangka lo bakalan cepat nikah. Gue pikir lo bakalan nungguin dia. "

Ucapan Dylan sontak membuat Chandra berbalik menatap tajam Dylan.

Dylan menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa? gue salah?"

Chandra menggelengkan kepalanya, "Gue juga berpikir begitu. Tapi gue gak bisa buat orangtua gue sedih. Lo tahu harapan mereka cuman gue."

Dylan menepuk bahu sahabat masa kecilnya itu. Ada sedikit rasa khawatir  bahwa suatu hal besar akan segera terjadi. Walapun peluangnya hanya 1% tapi siapa yang tahu rencana Tuhan.

"Dia ada disini."

***

Kirana mengerjapkan matanya. Sinar lampu seakan langsung menerjang kornea matanya membuat matanya sedikit perih. Bau obat-obatan yang sangat ia benci mulai menguar. Ia benci di rumah sakit.

"Udah bangun mbak? " sapa seorang suster muda.

Kirana mengangguk lemah. Ia berusaha bangun dari tidurnya namun kemudian rasa perih di perut bawahnya langsung menerjangnya.

"Mbak istirahat aja dulu." ujar Suster itu.

Kirana mengangguk dan kembali tidur. Tiba-tiba ia merasakan ada hal yang aneh.

"Lo lihat suami gue gak? " tanya Kirana setelah sadar bahwa pria brengsek yang memaksanya operasi itu malah tidak berada disini menemani saat siuman.

Chandra & KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang