06 - Truth

103 8 1
                                    

" Rasa ini ada tanpa diminta,
perlahan mekar dengan sendirinya"

Disa Pramesita

Hari yang begitu cerah, namun tak secerah pagi Disa sekarang. Ia masih terpikir harus memberi  jawaban dari pernyataan Davka kemarin,
ia berniat mengungkapkan semuanya hari ini juga.

"Pagi semua. Apa semua sudah berkumpul?" tanya Pak Adi sembari mengamati semua murid di ruang kelas .

 Apa semua sudah berkumpul?" tanya Pak Adi sembari mengamati semua murid di ruang kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Disa lantas mencari keberadaan Davka, yang sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya. Keduanya tidak berangkat bersama hari ini.

"Disa, dimana temen kamu Davka?" tanya Pak Adi padanya tiba-tiba.

Disa langsung kelimpungan harus menjawab apa karena semua mata beralih menatapnya.

"Jawab Disa" seru Pak Adi

Disa hanya terdiam, dan kebingungan harus menjawab apa.

"Pagi Pak " celetuk seorang yang tengah menjadi bahan pembicaraan saat ini. Ia muncul dengan wajah tak berdosa.

Pak Adi naik pitam ketika melihat perlakuan Davka yang tetlihat santai, tidak takut dengan hukuman.

"Kamu itu ya ini udah  jam berapa Davka?!!" jelasnya dengan wajah ganas dan tangan yang sudah dikepal di atas.

"Yaelah, Pak. Baru telat 5 menit" cerca Davka sambil beranjak menuju ke samping Disa

Dia sempat tersenyum hangat pada temannya itu. Entah kenapa Disa refleks membalasnya dengan senyum yang tak jauh hangat.

"5 menit juga waktu, Davka Wardana!!..." disela-sela pembicaraan, Pak Adi menarik napas yang sempat tersenggal, berusaha mengatur emosinya sendiri.

"... Hmm-- untuk kali ini Bapak toleransi. Tetapi, satu kali lagi kamu ketahuan telat!! Tidak ada ampun Davka"

"Mengerti, Davka?" tukasnya lagi.

"Iya iya pak" jawabnya

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Secret FeelingWhere stories live. Discover now