Chapter 3

11.6K 1K 130
                                    

I'm Fine.

3.

Hermione sedang duduk di ruang tamunya sambil merajut dan menonton acara memasak di televisi saat ia mendengar anaknya membuka pintu dan menangis.

"Mum!!!" Maura berjalan menangis, air matanya tumpah, ingusnya keluar dari hidungnya. "Mommy!!!" Maura naik kepangkuan ibunya, menangis mearung-raung.

"What's wrong sweetheart?" Hermione bertanya, bergerak maju mundur menggendong Maura agar berhenti menangis.

"Mommy!!! Belikan aku ayah." Maura menangis, memeluk leher ibunya erat.

Hermione terdiam mendengar kalimat Maura barusan.

Apa yang harus dilakukannya sekarang?

.

"Mum." Maura berseru sebelum Hermione mematikan lampu dan pergi keluar.

"Iya sayang?" Hermione bertanya.

"Bolehkah aku tidur denganmu malam ini?" Maura bertanya pelan.

Hermione mempertimbangkannya sebentar, tentu saja ia ingin tidur dengan anaknya, tapi ia juga ingin Maura belajar mandiri. Hermione kemudian tersenyum dan mengangguk. Maura melompat dan mengambil boneka naga-nya lalu menggapai tangan ibunya lalu menuju ke kamar tidur ibunya.

Hermione mengelus-elus kepala Maura yang sudah menutup matanya, saat ia yakin kalau Maura sudah tidur, Hermione menarik selimut lalu menutup matanya.

"Harry terus-menerus mencurigaimu." Hermione berseru sambil berbaring di samping Draco.

Draco menghela nafasnya, tidak mengatakan apa-apa.

"Harry terus menerus curiga kalau kau sudah menjadi pelahap maut, ia terus menerus berusaha menuduhmu atas semua masalah yang terjadi, apa kau tidak bisa melakukan sesuatu?" Hermione bertanya lagi.

Draco masih diam.

"Malfoy!" Hermione memukul dadanya pelan.

"I am."

Hermione memproses apa maksud perkataan Draco barusan, apa ia baru saja mengiyakan kalau ia seorang pelahap maut? Mungkin Hermione salah dengar. Hermione duduk dan mencari-cari kemejanya di sekitar kasur yang mereka tempati.

"Apa?" Hermione bertanya memastikan.

Draco mencari tongkatnya di sekitar mereka, menggumamkan mantra kemudian lambang ular yang dimiliki semua pelahap maut muncul di lengannya.

Hermione menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Draco." Hermione menyebut nama Draco tidak lebih dari sebuah bisikkan.

"Aku tidak bisa menolak Granger! Dark Lord memaksaku, ia mengancam akan membunuh ibuku! Apa yang bisa kulakukan? Bagaimana jika kau ada diposisiku?" Draco bertanya meledak.

Hermione tidak tahu apa yang harus dikatakannya, ia benar-benar kehilangan kata-kata. "Kau bisa saja melakukan hal lain Draco." Hermione berseru pelan. "Kau bisa menemui Dumbledore! Kau bisa meminta pertolongannya!"

"Apa kau pikir semudah itu? Jika Dark Lord menjadikan rumahmu sebagai markas apa bisa dengan mudahnya kau keluar masuk, terutama pergi menemui penyihir tua itu?"

"Draco." Hermione memakai pakaiannya dengan cepat. "Apa kau sengaja? Apa kau menggunakanku? Apa kau memanfaatkanku?" Hermione bertanya, seketika kemungkinan-kemungkinan buruk muncul di kepalanya, bagaimana jika selama ini Draco hanya memanfaatkannya.

I'm FineWhere stories live. Discover now