28 ● Yes or No?

10.3K 1.2K 137
                                    

"Naneun johaeyo, Sungmi-ya.. neomu johae,"

Sungmi mengerjapkan matanya beberapa kali, gadis itu masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"M-mwo.. mworago?"

"Neo joahandago. Deoneun sumgil su eomneun nae mam," kata Jimin. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Padahal, ini bukanlah kali pertama ia menyatakan perasaanya kepada orang lain. Semuanya terasa berbeda saat ia mengungkapkannya kepada Sungmi. Gadis itu adalah yeoja pertama yang mampu membuat plyaboy sekelas Jimin gugup setengah mati, seperti sekarang ini. (Aku bilang aku menyukaimu. Aku tak bisa menyembunyikan perasaanku lagi)

Jimin menarik nafas dalam-dalam. "Mungkin, pertemuan pertama kita memang tidak begitu baik. Awalnya aku berpikir kalau kau adalah gadis yang menyebalkan, dan itu memang benar, tapi.. itulah yang membuatku tertarik padamu Sungmi-ya. Sampai tiba saatnya aku merasa ingin melindungimu dari orang yang mau menyakitimu. Dan akhirnya aku sadar kalau aku.. menyukaimu.."

Hening.

Sampai detik ini, masih tidak ada kata yang keluar dari mulut Sungmi. Yang ada hanya suara degup jantung keduanya yang berlomba siapa lebih cepat. Tidak peduli dengan suara ledakan kembang api yang bersaut-sautan serta suara riuh dari orang-orang di sekeliling mereka yang terkesima dengan pertunjukan kembang api di langit.

"Aku tau kau masih belum bisa lepas dari bayang-bayang Jinyoung sepenuhnya, tapi seperti yang kau minta, aku akan membantumu melupakan perasaanmu itu kepadanya. Jadi bisakah kau memberiku kesempatan supaya aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku? Seperti aku jatuh cinta kepadamu, Sungmi-ya," ucap Jimin.

Keduanya masih saling tatap. Rasanya mata Jimin lebih menarik dari festival kembang api yang tidak pernah dilewatkan Sungmi barang satu kali pun. Begitu juga dengan Jimin, ia mengunci pandangan gadis itu supaya tetap melihatnya.

"Aku mau menjadi orang pertama yang kau datangi disaat kau merasa senang. Aku juga siap menjadi tempat untuk kau membagi setiap masalahmu kapanpun. Aku tidak ingin mengkhawatirkanmu secara diam-diam lagi. Aku tidak ingin diam-diam cemburu saat melihatmu dekat dengan namja lain.. Aku mau, kau tau semua itu, Sungmi-ya.. Aku mau, kau tau kalau aku menyayangimu.. sangat menyayangimu.."

Detak jantung Jimin semakin lama semakin cepat, seperti ia sedang lomba lari maraton tahun lalu. Bedanya, Jimin berhasil menang di lomba itu, sedangkan untuk urusan yang satu ini, ia sendiri tidak tahu apakah bisa memenangkan hati Sungmi atau tidak.

Kalau saja jantungnya bisa keluar dari tempatnya, mungkin itu sudah terjadi sejak tadi!

Dan dalam hembusan nafas Jimin yang selanjutnya, namja itu mengatakan sesuatu yang sudah ia siapkan sejak lama.

"Na yeojachinguga dwaeyo jullae?" (Do you want to be my gf?)

Sungmi masih menatap Jimin dalam ekspresi ketidakpercayaannya, dan di detik berikutnya ia sadar kalau Jimin baru saja memintanya menjadi yeojachingunya.

Degup jantung gadis itu tidak kalah cepat dari Jimin, atau malah lebih parah. Sampai membuat lidahnya terasa kelu hanya untuk menyembutkan nama Jimin.

Kakinya benar-benar lemas, ingin sekali ia merosot dan duduk di atas pasir pantai sekarang, tapi rasanya itu tidak mungkin.

Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah, memejamkan matanya sambil menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Dan jawabanmu adalah?" tanya Jimin lagi.

Gadis itu membuka matanya, yang pertama kali ia lihat adalah ketulusan yang terpancar dari mata Jimin. Ia benar-benar senang setengah mati sekarang, karena ternyata Jimin juga menyukainya.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang