TGOI C#22

2.1K 148 8
                                    

Aufa POV

Entah kenapa hari ini badanku terasa panas, segelintir masalalu masuk ke dalam mimpiku tadi malam dan karna mimpi itu juga aku kembali mengingat masalalu yang kelam

Masalalu yang membuatku ingin kembali lagi pada saat itu, masa dimana aku tidak pernah membeci seseorang secara berlebihan.

Dan setiap kali aku mengingat masa lalu itu, jiwaku yang lain menolak untuk menerima kebenaran bahwa calista telah tiada,dia adalah cinta pertama dan terakhirku

Dan penyebab satu-satunya aku kehilangan orang yang sangat aku cintai adalah 'Caeysa Faca'

Gadis indigo yang sok suci, dia memainkan sihir dalam hidupnya, meramal kematian seseorang dengan seenaknya. Bahkan dia membaca sifat seseorang dengan sekali tatap. Entah dari mana dia medapat segala ilmu itu.

Hari ini atau tidak sama sekali, aku harus membalaskan dendam calista

Nyawa harus di bayar dengan nyawa. Dan karna akusudah tau tempat tinggalnya. Aku hanya harus menunggunya keluar dari apartemen itu hari ini

Dengan begitu dendam calista terbalaskan, dan kekasihku akan tenang di alam sana

Gadis yang kutunggu-tunggu akhirnya keluar juga, aku berada di depan apartemennya, dia berjalan dengan lelaki yang tidak asing lagi bagiku, lelaki yang pernah mengaku bahwa dia adalah kekasihnya faca

Hanya sajaRambut lelaki itu berwarna hitam, sebelumnya rambut lelaki itu berwarna putih silver. Ah entahlah itu bukan urusanku

Aku mengikutinya dengan mobilku, hingga mereka berdua berhenti di taman pusat kota. Aku segera berjalan mengikuti mereka. Berharap si gadis penyihir itu tidak menyadari keberadaanku sekarang.

Butuh waktu lama menunggu untuk mendapat kesempatan, hingga akhirnya mereka berdua terpisah, lelaki itu meninggalkan faca di kursi taman sendirian

Baru saja aku melangkahkan kakiku untuk berjalan mendekatinya, faca memanggil 2 orang temannya, dan lagi-lagi aku harus menunggu kesempatan yang bisa ku gunakan untuk memnuntaskan dendam ini

Tak butuh waktu lebih lama lagi kesempatan itu datang lagi, kedua temannya meninggalkannya sendirian. Dan aku langsung mendekatinya

Saat aku melihat wajahnya yang menatap mataku

Luar biasa gumanku dalam hati, faca memang lebih cantik dari calista. Bahkan dia terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Itu semua pasti ia dapat dari ilmu sihirnya. Sihir yang menutupi segala kekurangannya dari apapun

Aku berjalan mendekatinya, wajahnya terlihat biasa saja. Padahal aku sudah mengira bahwa dia akan lari atau berteriak jika ia bertemu denganku

Aku berbasa-basi dengannya berbincang-bincang , tak lupa dengan senyum manisku yang kuyakin mampu membuatnya ketakutan.

Hingga dia bertanya "kenapa aku harus takut padamu? Memangnya siapa kau" kata-kata itu membuatku bingung. Ini tipu muslihatnya atau benar dia tidak mengingatku.

Kata-katanya membuatku susah untuk memikirkan rencanaku selanjutnya, ekspresi yang dia tujukkan terlalu polos dan natural. Terlalu jujur..

Tidak, aku tidak boleh tertipu dengan tipumuslihatnya, aku bukan calista. Yang sangat mudah di bodohi dan ditipu

Aku memancingnya untuk mengingat lagi tapi dia bersikeras untuk memanipulasi keadaan bahwa dirinya tidak mengenalku.

Jujur saja sifatnya yang sekarang membuatku muak. Dia permisi untuk pergi menyusul pacarnya. Dan aku langsung saja berdiri dan menarik tangannya

The Griffin Of Indigo (Complete)Where stories live. Discover now