TGOI C#21

2.2K 139 9
                                    

Aku tak tau sekarang aku dimana, disini gelap. Padahal aku yakin sekali ini siang atau mungkin sore. Kepalaku terasa berat tapi tak sedikitpun aku merasa pusing atau sakit

Jujur saja aku tak bisa melihat apapun di dalam sini, aku sudah mencoba meraba-raba di setiap sudutnya dan aku hanya bisa merasakan seperti bantalan keras yng menempel disetiap dinding ini

Sebenarnya apa yang terjadi padaku. Kenapa aku bisa berada di dalam ruangan seperti ini? Guman ku sendiri dalam hati

Yang aku ingat tadi pagi, aku menunggu calvie datang membawa minum dan tiba-tiba saja

Aku melihat lelakiyang tak asing mendekatiku, dengan kalung bertuliskan nama aufa bertengger di leher jenjangnya. Hanya saja aku tak ingat siapa lelaki yang memiliki aura ungu gelap sepertinya, hidupnya penuh dendam dan kebencian.

"hy cantik" sapanya padaku, membuat bulu kudukku menegang seketika saat mendengar suara yang tak asing lagi bagiku. Dia duduk di sebelahku sambil tersenyum manis

"eum...hy juga" jawabku. Mungkin jika aku sedikit bercengkrama padanya aku bisa mengingat siapa dia

"mau minum?" tanyanya sambil menyerahkan botolnya padaku

"tidak! terimkasih, aku sedang menunggu minumanku sendiri" jawabku jujur, lalu aura lelaki itu berubah menjadi kuning kebiruan. Aku bisa menebaknya lelaki ini pintar mengontrol perasaannya sendiri

"hey apa aku boleh bertanya sesuatu?" aku mengangguk, perasaanku benar-benar tidak enak di dekat lelaki ini.

Yang jelas mungkin aku pernah bertemu dengaannya "kenapa kau tidak lari saat melihatku" ha? Pertanyaan apa itu? Kenapa aku harus lari? Siapa dia?

"kenapa aku harus lari melihatmu? Memangnya kau siapa?" dia tersenyum kembali, sungguh auranya cepat berubah, kali ini lebih kuning tanpa biru, kuning yang sangat cerah

"benarkah" tanyanya "kau tak ingat siapa aku?" lanjutnya lagi

Aku hanya mengangguk, lalu dia tersenyum lagi, senyum yang aku yakin menyimpan banyak makna di dalamnya

"mungkin kita pernah bertemu, hanya saja aku lupa, kapan dan dimananya kita bertemu" jawabku jujur. "kalau begitu aku mau menyusul pacarku dulu ya"lanjutku, sambil berdiri merenggagkan tangan ku agar peredaran darahku lancar.

Tiba-tiba saja dia menarik tanganku dan menciumku, sontak aku langsung berontak dan menutup mulutku rapat-rapat tidak memberikan celah sedikitpun untuk lelaki yang aneh ini.

Dia melepas usaha menciumku, belum sempat aku berteriak dia sudah membalik badanku dengan paksa dan memukul tengkukku, saat itu juga kesadaranku hilang

Benar. Aku yakin sekali lelaki beraura ungu pekat itu yang membawaku kesini.

"hey... siapapun di luar tolong aku" teriakku, dan aku yakin usahaku untuk berteriak sia-sia.

Aku mencoba lagi untuk mempelajari setiap dinding yang ku sentuh apa aku sedang di ruangan sel yang penuh dengan bantal gumanku dalam hati.

Tiba-tiba saja ruangan ini terang, dan benar dugaanku ruangan ini dilindungi sesuatu yang tebal, aku tidak bisa mendeskripsikannya yang jelas ini benar-benar seperti ruangan sel.

Aku berkeliling lagi, tapi tak mendapati pintu ataupun kaca di ruangan ini. Disini benar-benar pengap dan aku yakin 2 jam saja aku disini mungkin akubisa mati kehabisan nafas.

Mataku mendapati seuatu diruangan ini, sesuatu yang mengawasiku. CCTV

Aku berjalan mendekati cctv itu dan melambai-lambaikan tanganku. Berharap seseorang diluar sana yang memantauku tau aku berada di ruangan aneh ini.

The Griffin Of Indigo (Complete)Where stories live. Discover now