3. What the hell!

Start from the beginning
                                    

Xeena bergeser dan sedikit menjauh dari pria asing di hadapannya.

"Kau benar-benar tak mengenalku?" tanya pria itu tak yakin.

Xeena menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. Lalu menatap pria asing tersebut yang juga tengah menatapnya. "Tentu saja. Memang kau siapa hingga aku harus mengenalmu. Aku hanya meminta perlindungan tubuhmu dari orang-orang aneh yang mengejarku. Itu saja,"

Pria tersebut masih menatap Xeena yang terlihat sangat cuek. Seulas senyum terukir saat menyadari sesuatu. Ini pertama kali dalam hidupnya ada seorang wanita yang begitu tak memperdulikan keberadaannya meski hanya sedang berdua. Biasanya diantara mereka, akan langsung merayu dan berharap agar dirinya melakukan sesuatu yang lebih.

"Rex Benedict Acacio. Kau masih tak mengenalku?" tanya Rex lagi.

Xeena menaikkan satu alisnya dan menggeleng. "Tidak dan aku tak peduli padamu," Xeena berjalan melewati Rex dan memencet tombol agar lift tersebut berhenti.

Rex tertawa pelan. "Ini benar-benar berbeda dari biasanya. Apakah di London hanya nama Raiden yang selalu mereka kenal?"

Xeena menoleh dan menatap tak mengerti. "Raiden lagi? Sebenarnya siapa Raiden dan pria ini? Kenapa hari ini begitu banyak yang menyebut nama Raiden? Ah sial, hari ini benar-benar melelahkan."

Rex masih menunggu jawaban dari pertanyaannya. Namun gadis di depannya sama sekali tak bergeming. Gadis itu hanya menatap pintu lift yang perlahan berhenti dan terbuka. Rex langsung menarik tangan gadis tersebut hingga tubuh gadis tersebut menubruk tubuhnya.

"Karena kau sudah disini, maka temani aku untuk malam ini saja. Aku akan memberikan bayaran berapa pun yang kau minta." Rex masih menatap Xeena yang terlihat marah karena kata-katanya.

Dukkk! Xeena langsung menendang kaki Rex. "Aku bukan wanita yang seperti kau pikirkan! Ah, sial! Aku berharap tak pernah bertemu lagi dengan pria sepertimu."

Xeena melepaskan tangan Rex dan langsung melangkah keluar. Meninggalkan Rex yang masih tersenyum simpul. Rex menatap punggung Xeena yang mulai hilang dari pandangannya. Detik berikutnya Rex menepuk jidatnya pelan.

"Astaga, aku lupa menanyakan namanya. Dia benar-benar gadis yang menarik,"

Rex baru saja akan keluar dari dalam lift dan langkahnya terhenti saat matanya menemukan sesuatu di lantai. Rex memungut benda tersebut dan tersenyum saat menyadari kalung indah tersebut berukir sebuah nama dengan taburan batu manik yang indah.

"Xeena," ucap Rex pelan.

Senyum di bibir Rex semakin mengembang. Digenggamnya kalung tersebut dan berucap pelan. "Bagaimana ini? Aku mempunyai alasan untuk menemuimu lagi. Dan aku tak akan membiarkan kesempatan itu terlewat."

***

Xeena melangkah gontai menuju apartemennya. Membuka pintu apartemennya, masuk dan langsung mengunci pintunya rapat. Xeena bernapas lega dan mengelus dadanya. Sangat bersyukur bahwa ia bisa lepas dari kejaran orang aneh meski harus bertemu pria yang menyebalkan. Xeena berbalik badan dan melangkah pelan. Menghidupkan lampu dan detik berikutnya Xeena membeku. Di dalam rumahnya telah duduk seorang pria tampan dan beberapa orang berbaju hitam yang pernah mengejarnya.

"Aaaaaa...! Siapa kau?! Kenapa bisa masuk kedalam rumahku! Pencu-"

Belum selesai Xeena berbicara, dua pria berbaju hitam tersebut sudah membungkam mulut Xeena dan memegang tangan Xeena. Membawa Xeena duduk pada sebuah kursi dan berhadapan dengan pria tampan yang tengah menatapnya.

Save Me Mr. Cool (Complete) Where stories live. Discover now