35 - Persahabatan Kita Taruhannya!

Start from the beginning
                                    

"Terserah lo mau berkilah kayak apa, tapi yang jelas gue nggak akan tinggal diam. Sorry to say, Yo. Gue nggak cukup tangguh ngebiarin mereka berspekulasi buruk tentang lo!"

"Gue nggak peduli kalau itu."

"Terserahlah!" Sahut Debo cepat, mengimbangi pesimisme seorang Mario Aditya adalah tindakan gila yang membutuhkan kekuatan dan kewarasan luar biasa.

Jika tidak ingat janjinya kepada sang ayah untuk memastikan kondisi Rio tetap stabil, mungkin mereka sudah baku hantam.

***

Cakka melempar kerikil ditangannya tanpa kekuatan, sudah dua jam lebih dia menyendiri disini, di tepi danau tempat biasa para sahabatnya berkumpul.

Runyam.

Satu kata yang mampu menggambarkan betapa ruwetnya isi kepala pemuda itu sekarang. Ia butuh seseorang untuk bersandar, namun dia tidak bisa egois.

Agni sedang menjalankan misi solidaritas dirumah Ify bersama para gadis yang lain, Sementara Alvin dan Gabriel kompak tidak bisa dihubungi.

Cakka paham, situasi tidak menyenangkan ini terjadi pada semuanya, luka mereka semua mungkin sama, kekhawatiran mereka juga mungkin sama, atau bahkan lebih besar.

Permintaan Ify hari itu seolah tidak pernah ada, segalanya jadi makin rumit sejak Rio benar-benar menghilang lengkap dengan segala tingkah konyolnya.

Panggilan dan pesan yang beberapa hari ini sering muncul di pop up ponselnya juga ikut menghilang.

Fix.
Kali ini Rio benar-benar gila.

"Keindahan danau ini bisa berkurang kalau batuannya lo buangin terus kayak gitu"

Cakka menghela nafas panjang, suara sopran Gabriel bisa dikenalinya dengan jelas tanpa menoleh kebelakang. "Kok lo bisa disini, Yel?" komentarnya.

"Alvin sama Debo juga lagi di jalan mau kesini."

"Lah? Ngapain? Rio udah balik ya? Dia ngajak kita ketemuan?"

Gabriel mendesah kentara, "Lebih tepatnya, Debo yang ngajak kita ketemuan disini. Katanya ada hal penting yang harus diomongin."

Cakka mengangguk. Untuk saat ini, tidak ada hal menarik baginya selain daripada mengetahui keberadaan Rio dan alasan mengapa semua ini harus terjadi.

***

Pesta bantal di rumah Ify malam ini habis dengan sesi curhat ciwi-ciwi yang turut gundah gulana melihat pacar-pacar mereka seperti kehilangan semangat hidup.

Iya.

Mereka tahu, empat sekawan ini memang sudah bersahabat sejak lama, mereka paham permasalahan kali ini terlalu berat, tidak bisa diselesaikan hanya dengan sparring basket seperti biasa. Dan yang paling menyebalkan adalah mereka tidak bisa berbuat banyak, berbagai upaya yang sudah mereka lakukan sampai hari ini nihil adanya.

"Sorry ya, girls... Atas nama Rio lagi-lagi gue minta maaf. Gara-gara aksi bohongnya Rio yang sebenarnya nggak ada niatan buruk sama sekali kapan hari kalian jadi ikutan repot kayak gini. Jujur, Gue binggung harus ngapain lagi. belakangan ini Rio juga nggak seterbuka biasanya sama gue, ini aja udah seminggu dia nggak ada ngabarin gue, sama sekali." Ify membuka suara setelah cukup lama mendengarkan curhatan para sahabatanya perihal kelakuan Alvin dkk yang tidak seperti biasa.

Dan hal ini rupanya berlaku juga untuk Rio yang presensi dan kabarnya kembali hilang sejak Ia tidak datang di latihan.
Pesan dari Debo juga terlalu ambigu untuk menjawab pertanyaan dimana Rio berada sekarang.

[2] BAHASA RASAWhere stories live. Discover now