22 - Menciptakan Kesan Bahagia

904 74 3
                                    

Semilir angin malam yang menyejukkan tidak membuat Cakka, Alvin dan Gabriel hendak bertolak dari aktivitas mereka menghakimi Rio yang sudah dilakukan sejak pulang dari pertandingan tadi. bagi mereka, berapapun waktu yang tersedia rasanya tidak akan cukup jika sudah disangkutpautkan dengan aksi nekat si kapten somplak yang sukses membuat para pemain Cakrawala spot jantung.

Kini, mereka semua berkumpul di taman belakang kediaman keluarga Haling. Bu Manda sengaja mengundang mereka malam malam sebagai ungkapan rasa syukur karena putranya sudah rilis dari rumah sakit dan juga kemenangan demo hari ini. sambil menunggu jamuan disiapkan, Gabriel memainkan gitar hasil jarahan di gazebo dekat kolam renang, suaranya yang berat berat sedikit serak itu berhasil menjadi backsound malam yang memesona bagi kaum hawa dan para pendengar tersisa.

Sementara...
Teduhlah hatiku
Tidak lagi jauh
Belum saatnya kau jatuh

Sementara ingat lagi mimpi
Juga janji janji
Jangan kau ingkari lagi

Gabriel ingin malam ini menjadi malam panjang yang spesial baginya dan kawan-kawan. Akhirnya, satu-persatu tanggung jawab telah selesai. Hadirnya Kapten basket yang asli di akhir pertandingan tentu berhasil menjadi penutup yang spektakuler di kalangan dewan guru dan staff, para pemain dan suporter setia Cakrawala, termasuk dirinya.

Dia senang janji Cakka pada juniornya terjawab, dia turut bahagia pertandingan berakhir meriah. Namun, ada yang lebih mendominasi pikirannya lebih dari kelegaan itu saat tahu bahwa tokoh di balik topeng biru yang tiba - tiba mengambil alih pembacaan janji pemain adalah adiknya sendiri, Rio.

Dia terkejut? Jelas.

Gabriel bahkan sempat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya mengingat semalaman adiknya itu justru bertingkah aneh sampai tidak membiarkannya masuk untuk sekedar menjadi teman bicara. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa adiknya datang di saat segenting itu dengan pembawaan yang berbeda.

Masih terekam jelas di benaknya, ketika Rio menyuguhkan kalimat tak biasa guna menginterupsi keheranan massa tepat saat topengnya terbuka.

Rio tampak terkekeh ringan, namun tidak ada kerenyahan disana. Caranya mengklarifikasi pertandingan juga berbeda dari biasanya, hal ini tampak jelas saat Rio mulai bermonolog di depan pemain junior demi membayar janji Cakka yang tertunda karena dia jatuh sakit.

Dalam waktu yang sangat singkat, Rio menunjukkan peran yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kapten basket manapun selama ini, kemunculannya juga berarti penegasan dan pembenaran atas argumen liar yang sempat beredar dan menyalahkan posisinya sebagai kapten basket Cakrawala. Dalam kesempatan itu, Rio tidak menghakimi siapapun dengan kata-kata retoris atau menunjukkan aksi individu seperti sebelumnya, dia hanya datang untuk mengembalikan nama baik Cakka di depan pemain junior kemudian menyerahkan keputusan pada mereka untuk percaya atau tidak, sebatas itu.

Sivia yang berada tidak jauh dari kekasihnya turut larut dalam nyanyian, baginya, lagu apapun akan terasa lebih hidup jika Gabriel yang membawakannya. Dia turut larut dalam suasana kelabu yang membalut hati kekasihnya, sebut saja dia bisa menebak apa yang Gabriel pikirkan, dan dia tahu seperti apa rasanya.

Percayalah hati lebih dari ini

Pernah kita lalui

Jangan henti disini

---

Tidak jauh dari Gabriel, Alvin terdiam dalam damai seolah tingkah Rio di lapangan tadi tidak mengusiknya sama sekali. Dia tampak masa bodo dan lebih memilih sibuk dengan komik Bleach terbaru yang kali ini tidak berhasil membuatnya penasaran. Dia sedang malas bicara, entah kenapa kejutan dari Rio hari ini tidak membuatnya senang, rasanya biasa saja, hampa seperti tidak ada apa-apa.
Bohong kalau dia tidak shock melihat Rio ada disana tadi, bohong kalau dia tidak ikut nge-blank ketika Rio sudah bisa berbicara begitu lancar, tegas, dan mengesankan di depan para pemain Cakrawala. Tapi, tetap saja hatinya tidak tenang. Seperti menggusarkan sesuatu yang besar.

[2] BAHASA RASAWhere stories live. Discover now