"Saya perlu bicara"

"Hem?" Rara berpikir keras ada hal penting apa kali ini?

"Ya, silahkan!" Lanjutnya karena Ferdi masih bungkam

"Sebenarnya siapa perempuan yang menyapa kamu kemarin itu?"

"Siapa Fer? Lisna maksudnya?" Ferdi mengangguk

"Oh, dia sepupu gue, kenapa? Situ naksir? Gue ga terima titip salam ke dia ya!" Jelasnya

"Dia seperti apa?" Diih naksir berat ya? Ga bisa pdkt langsung tanpa bawa-bawa gue?

"Emm, gitulah lo tau sendiri dia cantik tubuhnya semampai, dia cerdas, otaknya encer, cekatan, pintar masak, IQ nya gue lupa berapa, mantannya udah berapa ya..." Rara mengingat dengan menghitung jari, sedari tadi Ferdi menahan tawanya

"Bukan itu, maksudnya dia pernah mengalami hal seperti apa?"

"Maksudnya?"

"Begini saja, jam 4 saya tunggu depan klinik, antar saya ke Optik kemarin dan saya akan cerita semua"

"Emang uda jadi?"

"Saya yang minta dikerjakan cepat"

"Ooh" dan Ferdi meninggalkannya

***

"Gue ga pernah nyangka Bang Letto bisa sekeren itu" seru seseorang di dalam toilet wanita, saat itu Rara sedang berada di salah satu kubikel closet

"Gue pernah jalan ama dia, dan tampilannya biasa aja, ga kaya kemaren, jangan-jangan dia naksir si Rara!"

"Mungkin, beruntung ya dia, dokter kece kita juga sama kaya nya tersihir!"

"Pake pelet apaan ya? Ko bisa-bisa nya tuh bebek buruk rupa dapet dua pangeran keren"

Rara ingin menulikan pendengarannya, dia cukup tau diri dengan wajahnya tak mungkin ada seseorang yang akan jatuh hati dengannya, tapi dia merasa sakit hati ketika ada orang lain yang mengatakan dirinya buruk rupa,

cukup dia yang memberi predikat buruk rupa pada dirinya.

"Hey, cemberut mulu suntuk kenapa?" Tanya seseorang Rara tak mau meliriknya karena tau siapa wanita yang bertanya

"Gue ngomong Ra!"

"Iya gue denger Lis, kenapa?"

"Situ nekuk mulu, kenapa?"

"Gue jelek banget emang ya Lis?"

"Hah? Siapa yang ngomong gitu? Ga tau jurus gibeng gue kali ya!"

"Hahaha, gue tiba-tiba kepikiran itu, ada apa lu?"

"Engga, tumben ya kita jadwal bareng, dan lu jahat ga ngasih gue kabar"

"Kabar apaan?"

"Bahwa lu dines pagi, lu ga bareng ama gue pas istirahat, lu ngehindarin gue?"

"Oh, bukan.. gue juga ga tau lu dines pagi!"

"Gue uda Line elu, dan ga di bales!"

"Oh, hapenya mati Lis" Rara teringat sesuatu

"Lis?"

"Apa?"

"Lu masih mau kenalan ama Ferdi? Maksud gue dr. Ferdi"

"Wah tumben ga perlu gue ingetin, iya dong jelas!"

"Temenin dia sore ini, sekitar jam 4 tunggu depan klinik"

"Ngapain?"

"Gue belum selesai ngomong Lis, dia ambil kacamata, dia tau tempatnya yang jelas lu nunggu aja jam 4 disana"

"Dan lu Ra, ga bakalan temenin gue buat kenalan? Gue tiba-tiba dateng gitu?"

"Ya"

"Jahat ya"

"Klo gue ikut, ntar malah jalan bertiga, gue ga mau!"

"Gitu sih? Jahat banget, ayolah!"

"Dia itu kayanya naksir lu Lis, cuman gitulah gue juga ga ngerti"

"Ya tetep aja, lu musti anter gue, ngenalin gue, kan dia ngajaknya elu bukan gue!" Saat ini permintaan Lisna tak bisa ditolak Rara.

"Uda siap Ra?"

"Abis sholat Lis.."

"Ok, gue ke bawah!"

"Hayu" ajak Rara saat Lisna akan mengetuk pintunya

"Lu ga ganti baju Ra?" Rara masih mengenakan baju seragamnya

"Sengaja supaya ga di ajak, hayu Lis!" Kami berjalan bersamaan, begitu kentara dengan penampilan kami saat ini, terlihat dari style yang dikenakan Lisna, hanya dengan kaos longgar yang ia masukkan kedalam rok burkat selutut saja Lisna begitu cantik

"Tuh, uda nunggu!" Seru Rara, dia melihat Ferdi duduk di pelataran Klinik

"Gue nervous Ra!"

"Dih, kaya anak ABG, buruan takut dia kesel!"

"Anterin lah ampe sana!" Dengan wajah di paksakan Rara menuruti

"Fer, ini Lisna, Lis, ini dr. Ferdi, silahkan kalian jalan, gue balik ke kos!" Terlihat raut wajah Ferdi kaget dan melempar tatapan pada Rara

"Lisna yang bakal temenin, gue belum mandi, masih pake seragam juga, jadi have fun ya kalian!" Rara bergegas meninggalkan keduanya, biarkan mereka yang melakukan perkenalannya masing-masing.

***

"Ra, Ferdi ilang!" Seru seorang dibalik sambungan telpon, Rara terpaksa bangun lagi setelah melakukan sholat shubuhnya karena telpon Lisna

"Maksudnya?"

"Kita janjian pagi ini buat jalan, gue tungguin ga dateng-dateng, gue susulin ke mess nya, mereka semua ga kenal siapa Ferdi!"

"Gue lagi mimpi atau apa ini? Maksud lu apaan Lis?" Seru Rara sambil mendekati pintu karena terdengar suara ketukan

"Iih, Ferdi ilang, dan semua orang ga kenal dia!"

Hape yang sedari tadi bertengger di telinganya terjatuh saat Rara menyentuh kunci pintu kos nya.

***
Dilanjutt hehehe

Hayo kmna Ferdi?! 😱😱

Masih blm ngrti atau gmna? Gpp g usah sungkan klo bingung, aku tunggu ko bner dah hehe

Jangan lupa partisipasi klian, lbih bgus d add library atau reading list kalian heheh

Makasih,
_Rf

On (a)ther StepWhere stories live. Discover now