Chapter 17

6.3K 410 6
                                    

Ale with Rose on Mulmed when Ale Crying because Vero .

********







#Happy Reading#








Pagi ini adalah awal Vero kembali lagi ke sekolahnya setelah seminggu ia tidak masuk .

Namun saat ia masuk ke kelas ,ia sudah di suguhi pemandangan yang tidak enak . Dimana Ale kini sedang tertawa bersama Sendi dan kini sendi duduk di bangku yang biasa Vero pakai .

Vero kini berjalan gonta menuju bangku pojok belakang . Karena di sinilah Vero merasa nyaman selain di samping Ale .

Ale yang melihat kedatangan Vero langsung menghampirinya .

"Lo kenapa gak masuk sekolah ?" Tanya Ale to the point  . Inilah hal yang di suka oleh Vero tidak bertele tele .

Namun ia kembali teringat ,bahwa kini gadis yang berada di depanya bukan miliknya lagi .

"Males " jawab Vero dingin ,datar , singkat .

Ale menghela nafas .
" Sejak kapan lo mulai males sekolah ?" Tanya Ale ,kini nadanya sedikit menyentak .

Vero pun langsung beranjak dari bangkunya ."sejak lo ninggalin gue ,tanpa mendengar penjelasan gue " bisik Vero dengan nada datar ,namun kata katanya menusuk jantung Ale .  Vero langsung pergi meninggalkan kelas .

Tes !

Satu buliran air jatuh dari pelupuk mata Ale tanpa ia sadari ,namun ada tangan kini mengusap air mata itu .

"Jangan nangis princess "

Ale langsung memeluk Sendi , ya dia orangnya ,dia orang yang mengusap air mata Ale .

Dia menangis seunggukan di pelukan Sendi ,membuat sendi mengusap puncak kepala Ale .

Kemudian Devan dan Rose datang ,membuat Rose langsung memeluk Ale .
Kini tangisan Ale makin pecah di pelukan Rose .

Kemudian Rose membawa Ale ke taman belakang sekolah , sementara Devan menatap tajam Sendi .

"Kenapa lo liatin gue kaya gitu ?" tanya Sendi , dengan nada sedikit menyolot ,membuat devan langsung mendorong tubuh Sendi .

"Dev !! Sadar !! Gue sahabat lo ! " teriak Sendi .

Devan pun membuang ludah "sahabat ? Apa masih pantes di panggil sahabat ketika dia membuat sahabatnya sendiri keadaanya makin parah !!! Apa masih pantes !! Masih pantes Sen ?!!" Kini emosi Devan udah di ujung kepalanya , mukanya memerah .

Sendi kemudian mendorong tubuh  Devan  " Kenapa lo seolah nyalahin gue di satu sisi yang salah adalah sahabt lo !! , dia yang menyakiti Kekasih yg dulunya berstatus sahabat !! Lo tau Dev ?!!" Sendi memojokkan Devan , nafasnya memburu "GUE SAYANG SAMA ALE ,DAN.GUE GAK RELA ALE TERSAKITI OLEH SIAPAPUN !!!!" sendi mengacak rambutnya Frustasi .

"Bahkan lo gak tau apa alasan Vero ngelakuin semua ini !!!! , lo gak tau Sen !!! Lo gak tau !! dan lo gak berhak buat mukul Vero seenaknya sendiri !! DIA SAHABAT LO SEN ,SAHABAT !!! , lo seharusnya menggunakan akal , bukan Emosi " Devan kini mulai mengatur emosinya ,ia tidak ingin emosi menguasai dirinya dan akan memperkeruh suasana .

"Emang kenapa kalau gue mukulin Vero , itu buat pembelajaranya , dan itu impas Dev "

"Gak , sama sekali gak , lo gak tau apa yang vero rasakan , lo gak pernah tau , Dan lo seakan gak mau tau !"

Kemudian Devan membisikkan sebuah kalimat  , yang membuat Sendi langsung terjatuh di lantai , dia ikut lemas mendengar apa yang di ucapkan Devan .

"Gak.mungkin Dev ,lo bohong sama gue !!"

"Gak guna gue bohong sama lo , dan ngerekayasa semuanya ,gue gak sejahat itu " ucap Devan , kemudian ia berjalan keluar guna mencari Vero .

Ia sangat khawatir pada Vero .
Devan kini mencari Vero dari ujung depan sampai ujung belakang , dari ujung kanan sampai kiri ,namun hasilnya nihil .

TEEEEETTT

Bel masuk berbunyi membuat Devan langsung menuju ke kelas ,ia pikir Vero di kelas karena ia tidak mungkin masuk jam pembelajaran terlambat apalagi Vero kategori murid rajin .

Namun dugaan devan semuanya keliru ,Vero tidak di kelas .

Devan berfikir keras , apalagi sekarang pelajaran guru killer , dimana ada murid terlambat masuk kelas ,dia tidak akan segan segan menghukum dengan hukuman berat tidak.memandang murid rajin atau urakan .

Kemudian guru killer tersebut datang , dan dia langsung duduk di mejanya .

Vero lo kemana sih ?, batin Devan bingung .

"Lo kenapa sih Dev ?" Tanya Rose , kemudian Devan memandang Rose lalu menggeleng .

"Gue gak bisa lo bohongin Dev " ucap rose .

"Vero , gue.kepikiran sama dia " balas Devan ,membuat Rose menyerngit .

"Lo khawatir ? Atau lo jangan jangan suka sama Vero " tanya Rose bloon .

Devan pun langsung menoyor kepala Rose ,membuat rose mengaduh
"Sembarangan tu.mulut gue masih waras "

Kemudian rose menunjukkan jarinya ke arah pintu "itu dia Vero " ucap Rose namun kemudian Dahi Rose berkerut .

"Dev ,Vero pucet banget ,dia sakit ?"  Tanya Rose .

Devan hanya mengangguk "biasa tu anak badanya emang lagi kurang fit "

"Vero !! " bentak Mr Albert -guru killer

"Dari mana saja kamu ?" Tanyanya dengan nada menyentak .

"Kantin " balas Vero datar .

Sementara Devan membantin ,tidak mungkin Vero berada di kantin ,karena ia sudah mencarinya .

"Kamu tahu peraturan yang saya buat ?" Vero pun mengangguk .

"Sekarang ! Kamu lari lapangan 10 kali , kemudian bersihkan toilet !"
Kemudian Vero mengangguk ,dan langsung menjalankan tugasnya .

"Uh buset tu guru , untung bukan gue yang di hukum " ujar Devan santai .

"Tapi sahabat kita Vero ,oon " ucap Sendi .

"Astagah !!! Vero !! " teriak Devan .

"Buru kita keluar bego ,takut ada apa apa " ucap Sendi , membuat Ale dan Ros menyergit bingung .

"Devan Sendi. Keluar dari pelajaran saya !!" Bentak Mr Albert .

Devan dan Sendi pun keluar kelas tanpa sepatah kata apapun . Mereka kini ingin membantu Vero .

Walaupun Sendi mencintai Ale ,namun untuk saat ini ia membenarkan bisikan Devan , ikhlaskan Ale pada Vero .

Bagaimanapun juga Vero tetap sahabatnya , ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Vero .

#########################

Hohohohohoho , gue balik lagi setelah sekian lama tidak muncul , ada yang merindukan daku ?

Bagaimana nih cerita gue? Tambah absurd ye ?

Ada gak nih yang penasaran sama apa yang terjadi dengan Vero ?

Btw thanks banget kalian udah mau baca cerita gue sampe sini , tetep stay tungguin cerita gue ya , jangan lupa vote, comment juga boleh .

Love you readers :v

My Coldest Bestfriend - Completed ( Proses Editing ) Where stories live. Discover now