Part 20 - Moodboster

2.6K 182 3
                                    

Pagi ini matahari menyambut dengan tersenyum ceria. Membuat siapa saja bergairah dan bersemangat menjalankan rutinitas. Tapi kondisi gue bertolak belakang dengan kata "ceria".

Terasa hampa untuk menjalankan sebuah kegiatan, hanya bisa melamun dan selalu melamun. Berharap suatu penyemangat datang menemani, namun itu tidak akan terjadi karena untuknya peduli pun tidak mungkin.

"Cel, anak-anak ntar mau jenguk lo. Jangan sedih ya, gue percaya lo sembuh. Gue disini buat lo Cel, sampe lo sembuh." ucap Nicla sambil menggenggam erat tangan gue.

Gue meneteskan air mata sambil tersemyum getir, apa salah kalo gue sedih? Liat kondisi gue yang gue aja gak ngeharapin ini terjadi. Bersusah payah gue mengusik pikiran buruk tetap saja tidak ada gunanya.

Suara pintu terbuka membuat gue tersadar dari lamunan. "Rayhan." ucap gue refleks sambil menoleh ke arah pintu. Gue tersenyum tapi tidak lama senyum itu memudar.

Suster datang membawa sarapan pagi, lalu meletakkannya dimeja. "Sarapan dulu ya, sejam lagi Acel teraphy." gue diam dan Nicla mengangguk pada suster.

"Oiya, ini titipan buat Acel." suster itu memberikan setangkai bunga dengan note kecil berwarna pink di plastiknya.

Semangat teraphy pertamanya babe.
Mungkin gue gak bisa nemenin lo, tapi percayalah gue selalu jagain lo dari jauh.

-R

"R? Rayhan?"

"Tuh udah dapet semangat, jangan sedih lagi ya." Nicla memeluk gue dan gue membalas pelukannya.

"Rayhan, gue harap suatu hari lo bakal dateng lagi buat gue."

Nicla melepas pelukan tersebut, lalu memberikan nampan berisi sarapan gue. "Makan dulu, ntar lo mati lagi, kalo lo gak makan."

"Lo doain gue cepet mati?"

"Enggak ding, kemaren aja waktu lo koma gue udah kaya orang gila. Apalagi lo mati, jangan ya jangan." Nicla memanyunkan bibirnya sambil memasang puppy eyes.

"Najong ih Nic!"

"Sebenernya enak lo Cel, kalo lo gini." ucap Nicla sambil menunjuk kaki gue ragu.

Gue mengkerutkan alis. "Enak gimana? Gak bisa jalan maksud lo?" kata gue sambil menyuapkan suapan pertama ke mulut gue.

"Hmm.. iya, kan lo cuma melek makan melek makan gitu doang."

"Melek makan pala lo! Bosen akut gue mah kalo gini." ucap gue sambil menghabiskan bubur yang ada ditangan gue.

Nicla menompang kepalanya dengan tangan yang disenderkan pada meja. "Kan lo gak perlu lari-lari ngejar anak kelas, buat nagih surat HAHA."

Gue pun tertawa dengan ucapan Nicla barusan. Ada benarnya juga sih, kan gue sekertaris macam ibu kos minta tagihan. Tapi gue kangen nih sama anak kelas, berapa lama ya gue gak masuk. Walaupun selesai UN cuma jamkos, tapikan waktu senggang itu digunakan untuk perpisahan terakhir.

"Pagiii..." ucap beberapa orang yang ada didepan pintu serempak.

Gue tersenyum dengan tampang kaget. "Baru juga gue pikirin kalian, nongol juga disini."

Secret Love √Where stories live. Discover now