The Prince and The Ugly Girl (P.O.V Elsa) #2

118 7 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di SMP, sudah jelas mereka semakin dekat dan aku menjadi teman dekatnya Maya, padahal aku tak menginginkannya. Akhirnya, tahun demi tahun berlalu. Sampailah pada saat kami hendak lulus. Seperti ketika SMP lalu, aku berniat untuk membuat Shena dan Maya berada di sekolah yang sama lagi. Maka dari itu, aku menanyakannya pada Maya tentang tujuan sekolahnya lalu melaporkannya pada Shena ketika kami bermain di kebun seperti biasanya.

"Shena, katanya Maya akan bersekolah ke SMA Greentown. Itu sekolah yang berada di kota yang cukup jauh dari sini," aku melaporkan dengan semangat pada Shena.

"Oh, aku sudah memikirkan SMA tujanku, kok. Kali ini, SMA yang di dekat sini. Kamu tau SMA Sakura, kan?" balas Shena.

"Eh? SMA Sakura?" ulangku dengan kaget.

"Benar. Aku ingin sekolah di sana. Itu sekolah yang termasuk baik di negara dan berisikan siswa-siswi jenius. Katanya, ujian di sana terkenal sulit. Aku akan belajar dengan giat supaya bisa bersekolah di sana. Aku ingin menjadi orang yang sukses dulu, setelah itu aku akan memikirkan tentang cintaku. Aku akan menjadikan SMA Greentown sebagai tujuan keduaku," Shena berkata dengan sangat optimis.

"Kalau begitu, aku akan ikut bersekolah denganmu," seruku dengan semangat.

"Kalau begitu, mulai sekarang, ayo sering-sering belajar bersama!" ajak Shena dengan semangat yang sama.

"Eh, rasanya aku doang, deh, yang butuh belajar. Murid teladan sekaligus bocah terpintar sepertimu tak perlu belajar berat-berat pun pasti akan lolos tes seleksi meskipun di SMA elite seperti itu," kataku dengan sedih.

"Jangan merendah begitu, Arianna. Meskipun aku jenius, kalau aku sombong dan bersantai di awal, bisa-bisa aku akan kena karma dan justru gagal. Arianna juga, meski kau tak sepintar aku, aku yakin kau pasti bisa menyusulku bahkan melampauiku kalau kau mau berjuang dengan keras," Shena mengelus kepalaku dengan penuh rasa memberi semangat padaku.

Maka dari itu, kami langsung mulai berfokus pada ujian masuk SMA Sakura dengan belajar giat sepanjang waktu. Shena tampak semangat dan selalu berpikir positif dengan usahanya. Sementara itu, aku bersikap khawatir kalau tidak diterima karena sudah pasti Shena akan diterima sementara aku diragukan dan terus belajar sampai kepalaku serasa akan meledak. Waktu tes dimulai aku tetap tidak bisa tenang, berbeda dengan Shena yang sepertinya sudah yakin dengan masa depannya. Tapi, hasil yang keluar membuat kami sama-sama syok. Aku diterima sementara Shena tidak.

Aku menangis sepanjang malam dan meminta maaf pada Shena terus-terusan karena merasa bersalah. "Aku benar-benar minta maaf. Harusnya bukan aku yang lolos," tangisku dan aku sudah mengulang kata yang sama entah sekarang sudah yang keberapa kali.

"Sudah, dong, Arianna. Kau sudah mengatakan hal yang sama berkali-kali. Kau tidak salah apa-apa, kok. Berhentilah menangis," kata Shena sambil mengelus-elus punggungku untuk membuatku tenang.

"Apa tidak ada hal yang bisa kulakukan untukmu?" rengekku.

"Kau tidak usah berbuat apa-apa," balas Shena dengan senyum di wajahnya. Dia betul-betul pemuda yang sabar dan baik hati.

Saat itu juga, sebuah ide terlintas di benakku. "Shena, kalau misalnya aku akan mendatangi sekolahmu sepanjang waktu dan bercerita tentang bagaimana rasanya sekolah di sana, bagaimana? Aku akan menceritakan segala hal padamu supaya kau juga bisa merasakan bagaimana rasanya bersekolah di sana. Boleh?" aku meminta izin dengan nada memelas.

"Lakukan saja sesukamu. Tapi, aku merasa tidak enak sudah merepotkanmu," kata Shena merasa bersalah.

"Tak apa! Anggap saja itu penebusan dosaku," balasku dengan semangat.

Akhirnya, aku berjuang sekeras yang kubisa demi Shena. Aku berjuang untuk memperbaiki diri baik luar maupun dalam. Aku bertekad untuk menjadi gadis yang disukai banyak orang, manis, dan baik. Aku mencoba meniru Shena. Selama hari bebas setelah ujian akhir sekaligus liburan aku habiskan untuk mengubah diri. Rambutku yang awalnya berwarna kemerahan berubah menjadi kuning susu sempurna, kulit tubuhku yang awalnya cokelat gelap berhasil menjadi seterang langit kembali, aku berjuang untuk menjadi gadis yang cerdas dengan membaca semua buku baik yang kusukai maupun tidak, aku melatih diri berbicara dengan lembut, bersikap seperti seorang ratu yang bijaksana dan agung, melatih diri supaya aku tidak mengucapkan kata-kata kasar, juga berusaha mengetahui banyak hal yang penting maupun tidak bagiku.

Begitulah, akhirnya aku jadi seperti sekarang ini. Seorang gadis yang menurut banyak orang sempurna dan pantas dijadikan contoh. Padahal aku sebenarnya jauh dari kata sempurna dan justru penuh celah. Selain itu, setiap Sabtu ketika pulang sekolah aku pasti akan bersegera pulang untuk mengunjungi Shena.

SMA Greentown berada cukup jauh dari rumah kami. Jadi, Shena tinggal sementara di suatu mansion di dekat sekolahnya. Jadwal sekolahku dan sekolahnya Shena berbeda dengan keterangan lebih lama Shena. Sehari-hari, SMA Sakura pulang pada pukul 2 sementara di SMA Greentown pada pukul 4. Di Sabtu sekolahku pulang pada jam 1 sementara sekolah Shena pulang pada pukul 2. Perjalanan dari kota ini ke sekolahnya memakan waktu 2 jam dengan kereta. Maka dari itu, setiap Sabtu aku selalu pulang awal untuk pergi ke sekolah Shena, bermain sebentar dengannya, lalu pulang ke rumah. Ketika sudah pukul 4 sore, aku pulang ke rumah dan sampai di rumah pada pukul 6.

Aku tau akan hal itu. Meski aku sudah berjuang keras supaya Shena bahagia dan itu sebenarnya demi supaya aku dicintainya, selama apapun, sekeras apa pun aku mencoba dia tak akan berpaling padaku. Bahkan ketika aku sudah menjadi gadis yang mirip dengan gadis yang dicintainya, jabatanku tetaplah sebagai 'teman masa kecil'nya. Sampai kapan pun itu tak akan berubah. Tapi, aku juga sama. Perasaan cintaku padanya tak akan berubah dan aku tetap akan berjuang mendapatkan hatinya apapun yang terjadi nantinya.


A Fake RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang