The Handsome Boy and The Pretty Girl

136 9 0
                                    

Aku ketika itu hanya bisa diam mematung menatap seorang cowok bagai malaikat di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ketika itu hanya bisa diam mematung menatap seorang cowok bagai malaikat di hadapanku. Detik itu aku langsung tau kenapa dia bisa disukai Elsa. Jujur saja, dia memang luar biasa tampan. Kulitnya putih terang berkilauan laksana salju di pagi hari, bibirnya berwarna merah muda lembut menggoda, matanya yang hitam berkilauan seperti mutiara hitam dan menyorotkan keseriusan, rambutnya berwarna hitam kelam seperti malam, dan senyumnya serasa bisa menyelesaikan semua masalah.

"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan khawatir.

Ya Tuhan, bahkan suaranya berat dan lembut, aku benar-benar kalah darinya. "Ah, iya," sahutku, masih belum bisa sadar seutuhnya.

"Ada perlu apa menemuiku?" tanyanya.

"Kau benar Shena Andika?" tanyaku memastikan.

Dia justru tertawa. Itu sebuah tawa yang bisa membuatmu yang awalnya sedih kembali bahagia.

"Kenapa pertanyaanmu aneh sekali? Kalau aku bukan Shena, untuk apa aku keluar dan menemuimu?" katanya.

"Apa kau mengenal gadis bernama Arianna Elsa?" tanyaku, langsung ke intinya.

Shena menatapku dengan kaget. "Kau siapanya?" tanyanya, dengan nada curiga. "Bukan salah satu cowok yang mengejar-ngejarnya, bukan?"

"Aku Reita, Arya Reita. Teman di sekolahnya meski beda kelas," balasku.

"Oh, Reita!" seru Shena senang. "Kau pacarnya Elsa, ya! Tak kusangka, kau lebih tampan dari dugaanku. Senangnya, bisa bertemu denganmu".

"Apa maksudmu?" tanyaku heran.

"Ah, enggak enak bicara di sini. Ayo, kita pindah tempat ke halaman sekolah saja. Di sana lebih luas dan lebih sepi," ajak Shena. Kami pun pergi ke halaman sekolah.

"Dari masa ke masa, Arianna itu tidak pernah suka dengan orang yang berwajah tampan. Dia selalu suka dengan orang yang parasnya biasa, tapi pasti memiliki kelebihan sifat sesuatu. Dia memang satu-satunya gadis yang bisa melihat ke dalam hati orang. Meski begitu, dia tidak pernah mau pacaran dengan siapapun. Waktu dia bilang dia punya pacar, aku kaget banget. Aku berpikir, orang yang berhasil merebut hati Arianna pastinya orang yang sangat luar biasa. Ternyata, kau jauh dari kata luar biasa. Kau benar-benar luar biasa," cerita Shena padaku ketika kami sudah sampai di halaman sekolah.

Lho?

"Apa kau mengira Elsa menyukaiku?" tanyaku, kaget.

"Tentu saja. Sepertinya, kau pemuda yang baik. Dia pasti tertarik dengan kebaikan hatimu," puji Shena padaku sambil tersenyum.

Gila, meski kami berusia sama, aku merasa seolah dia adalah kakak lelakiku yang sangat baik. Kenapa cowok sesempurna ini bisa tidak terkenal, ya?

"Ngomong-ngomong, kenapa kau memanggil Arianna dengan nama 'Elsa'?" tanya Shena padaku.

A Fake RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang