Prolog

15K 554 230
                                    

"Meghan Casey

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Meghan Casey. Meghan Casey Khavani."

Entah ini sudah panggilan ke berapa kalinya Pak Darius memanggil namaku. Tapi, pandanganku masih tertuju ke arah luar jendela. Dan tanpa kusadari Pak Darius sudah berada tepat di depan mejaku.

"Kamu sedang apa?" tanya pak Darius, matanya masih tertuju padaku.

"Sedang melamun," jawabku sekenanya.

"Jadi kamu lebih suka melamun dari pada memperhatikan pelajaran saya begitu?" tantang Pak Darius.

Perkataan yang baru saja dilontarkan oleh beliau langsung memecah lamunanku. Aku menoleh ke arahnya dan tanpa permisi tangan Pak Darius mendarat di sebelah telingaku. Tanpa ampun beliau menjewer telingaku.

"Masih mau melamun lagi di mata pelajaran saya, Meghan?"

Begitulah katanya. Beliau menjewerku tanpa ampun. Dan, aku hanya mampu meringis, karena kesalahanku.

"Ampun Pak Darius saya nggak lagi-lagi melamun deh. Janji!" jawabku sambil memberikan simbol "V" pada sebelah tanganku.

"Benar tidak akan mengulangi lagi?"

"Benar, Pak?"

"Janji?"

"Janji, Pak."

Pak Darius lantas melepaskan jarinya dari telingaku. "Baiklah, kalau begitu kamu jawab soal nomer satu yang ada di papan tulis."

"HAH!"

Aku tercengang mendengar perkataan Pak Darius selanjutnya. 'Celaka kau, Case. Bagaimana bisa kau menjawabnya, memperhatikan saja tidak? Oh, God Help Me.' batinku.

Pak Darius menyerahkan spidolnya ke arahku. Pertanda beliau memintaku menjawab soalnya sekarang juga.

'GAWAT. Aku tidak tahu jawabannya lagi. Bagaimana ini? Gimana cara aku menyelesaikannya?' batinku.

"Kamu! Apa lagi yang ditunggu? Cepat kerjakan!" kata Pak Darius mengarahkan dagunya ke arah papan tulis.

Haduh, nasib... nasib..

Pagi-pagi sudah telat datang ke sekolah. Di sekolah disuruh membersihkan toilet. Sekarang malah dapat hukuman gara-gara aku tidak bisa fokus sama pelajaran. Mana gurunya Pak Darius yang notabennya guru paling killer di sekolah lagi. Ah Casey, sial sekali nasibmu hari ini.

Ini pasti gara-gara mommy membawa berita buruk untukku semalam. Di mana coba ada perempuan yang mau dijodohkan dengan lelaki yang selisihnya sebelas tahun. Hemp, pasti menyeramkan.

Jika lelaki itu sebelas tahun lebih tua dariku. Berarti umurnya saat ini, kalau dihitung-hitung sudah dua puluh delapan tahun dong, ya?

Wah, sudah bangkotan dong.

Aduh, Mommy kenapa pakai ada acara jodohin aku sama bangkotan sih? Di kira zaman Siti Nurbaya kali, ya! Wah, ada yang tidak beres nih sama Momy. Apalagi Popy juga ikut-ikutan setuju lagi dengan ide gilanya Momy. Secara mereka bilang, semua temannya sejak kecil.

Iuh, anak jadi korban gitu?

Yah, Momy sama Popy ngeselin. Masa aku jadi tumbalnya. Kenapa tidak kak Kent saja coba yang dijodohkan? 'kan tidak mesti harus aku. Nyebelin, nyebelin, nyebelin.

"Ghan, kenapa lo? Masih kesal dihukum sama Pak Darius berdiri di pojok kelas. Lagi lo juga ngelamun di mata pelajaran dia. Nyari mati aja lo!" tanya Krystal sambil mengaduk-aduk semangkuk es campur miliknya.

"Krys, gue mau curhat nih sama lo. Gue lagi pusing," Kuacak rambutku dengan rasa frustasi.

"Cerita saja, Ghan. Siapa tahu gue bisa bantu lo. Lo tahu 'kan gue bukan temen yang ember," timpal Krystal.

Aku memang mengetahui betul siapa sahabat yang duduk di sampingku saat ini, Krystal Valencia. Cewek blesteran Indo-Inggris ini sudah bersahabat denganku semenjak masuk SMP. Krystal biasa memanggilku dengan nama depanku. Pertemanan antara aku dan dirinya selalu dilandasi kejujuran tanpa kebohongan. Karena bagiku sahabat sudah seperti saudara dan juga keluarga.

"Krys, gue mau dijodohin. Bukan.. bukan.. dinikahin lebih tepatnya," kataku sambil melirik ke arah krystal.

"What? Yang benar lo? Sama siapa?" Krystal melongo mendengar perkataanku.

"Psstt... Jangan kenceng-kenceng toa lo entar ada yang dengar," kataku sambil mengedarkan mata ke seluruh penjuru kantin. Bisa kacau kalau ada murid lain yang dengar.

"Nggak tahu siapa namanya gue lupa. Pas Momy ngumumin gue mau dinikahin gue langsung tutup kuping, Krys. Gue nggak mau dengar. Serem tahu masa di umur gue yang baru tujuh belas tahun sudah mau dinikahin, yang bener saja coba. Mana yang lebih parah gue dinikahin sama bangkotan lagi. Gila sebelas tahun. Sebelas tahun Krys dia beda sama gue. Hih, gue nggak mau deh kalau disuruh nikah sama bangkotan," Aku menggeleng-gelengkan kepala.

"Serius lo mau dinikahin sama bangkotan yang tuanya sebelas tahun dari lo?" tanya Krystal tak percaya.

"Serius gue. Bahkan dua rius malah. Lo jitak kepala gue kalau lo nggak percaya sama omongan gue."

"Kapan nyokap lo bilang gitu?"

Aku menyeruput es kelapa milikku. "Semalem. Bokap, Nyokap, dan Kak Kent ngumpul waktu makan malam. Habis itu nyokap bilang katanya 'Casey kamu udah Momy sama Popy tunangin, sama anak teman Momy Popy. Dari keluarga Bramasta, mereka itu temen-temen Momy and Popy waktu kecil lho. Dari dulu tuh kami sudah wanti-wanti kalau kami punya anak mau jodohin kedua anak kita. Dia sebelas tahun lebih tua dari kamu, lho. Tapi, dia masih tetep ganteng lho. Kamu pasti suka.' Gitu kata Momy, Krys."

"Wah, Fix parah banget," Krystal ternganga.

"Eh, lo nginep deh tempat gue mau nggak? Gue bete sama Momy. Momy jadi nggak asik tahu. Nanti pulang pasti dia mau ngomongin si bangkotan deh. Gue 'kan eneg. Heh, bantuin gue cari solusi dong biar gue nggak jadi dinikahin?"

"Apaan ya, Ghan?" ucap Krystal sambil berpikir. Lalu menjawab, "Gue nggak punya ide, Ghan."

"Ah, lo parah! Nyebelin! Bete gue sama lo! Lo sama nyebelin kaya Momy!" Aku mengerucutkan bibirku dan melangkah meninggalkan Krystal di kantin sekolah.

Bel istirahat selesai. Aku kembali lagi ke kelas. Meskipun aku sudah istirahat di kantin tapi masih saja tubuhku menunjukkan bahwa hari ini aku lemas. Lemas bukan karena aku lapar tapi lemas terhadap diriku. Lemas karena harus menderita memikirkan bagaimana cara membuat Momy membatalkan pernikahanku. Bakal jadi apa hidupku nanti?

______oOo______

14 Dec, 2016

14 Dec, 2016

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Casey & AileenWhere stories live. Discover now