(1) Casey POV

9.5K 448 152
                                    

"Aku pulang!" seruku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pulang!" seruku.

Aku baru saja sampai di rumah dan langsung melangkahkan kakiku bergegas menaiki anak tangga ke lantai dua menuju kamar. Namun, baru pada langkah ke lima pergerakan kakiku tertahan.

"Dee, sudah pulang sekolah? Kok wajahnya ditekuk? Kenapa?"

Itu yang baru saja bertanya adalah kakakku. Namanya, Erdigo Kent Khavani. Dia biasa memanggilku, Adee. Aku sengaja memberitahukan ini, agar semua orang tak salah mengira, kalau aku adalah pacarnya. Maklumlah secara kakakku ini orang yang terkenal, tampan, plus pembalap. Jadi, untuk kaum hawa diharap berhati-hati saja dengan pesonanya. Takut-takut nanti kalian pingsan, jika menatapnya terlalu lama. Aku tidak mau ikut-ikutan menggotong kalian, ya!

Kalau ditanya ditekuk, memang wajahku sedang ditekuk. Hari ini adalah hari tersial bin nyebelin binti ngeselin. Derita aku bertubi-tubi. Kalau di sekolah sudah apes, di rumah tidak boleh apes lagi. Jadi sebelum apes dapat kicauan dari mulut si momy alangkah lebih baiknya aku langsung melarikan diri ke kamarku dengan segera. Sayang, kakakku yang tampan memanggil.

"Nggak usah sok nggak tahu deh. Kakak pasti ngerti kenapa aku begini!" Aku memicingkan mata ke arah kak Kent.

Kak Kent tersenyum dan berjalan mendekatiku lalu mengacak-acak rambut di puncak kepalaku. "Jadi masih mikirin itu?"

Sebenarnya aku sudah tidak mau memikirkannya. Tapi, kalau masih mengganjal di hati ujung-ujungnya akan dongkol. Benar tidak sih? Jadi kujawab dengan anggukan pertanyaan dari kakakku itu. Saat ini tidak ada yang bisa buat moodku kembali seperti biasanya. Andai ada yang memahami perasaanku. Huh.

"Ikut Kakak ke sirkuit, yuk?"

Nah, ini dia. Pasti deh si kakak yang paling bisa sekali membujuk, kalau si adik sedang cemberut. Tidak usah jauh-jauh pasti dia akan mengajakku jalan-jalan. Paling bisa sekali deh si kakak. Tapi aku selalu bahagia, jika dia ada waktu untukku. Secara dia orang yang sibuk paling jarang dilihat di rumah. Serasa dia hidup di planet namek saja.

"Kakak ada latihan hari ini?" tanyaku untuk memastikan.

"Ada Dee, tapi cuma sebentar kok. Ayo, ikut Kakak dari pada kamu bete di rumah," kak Kent merayuku sambil menaik turunkan alisnya. Dasar genit.

Aku mengetuk-ngetuk daguku yang nampak berpikir tentang apa yang di usulkannya. Ada benarnya juga sih usulnya. Jadi kuberikan senyum termanis untuk kakakku tersayang lalu kemudian mengangguk. Kuputuskan untuk mengikuti sarannya. Aku harus membunuh rasa bosanku, bukan? Ada baiknya aku ikut kakakku.

"Kak, aku ganti baju dulu ya. Aku mau siap-siap. Tapi kak, momy di mana?" tanyaku sambil mengedarkan mataku ke seluruh penjuru rumah.

"Momy lagi ke rumah temannya, Dee. Ayo, cepat kamu ganti baju keburu pulang."

Mendengar kata kak Kent, aku langsung saja berlari ke kamarku. Aku jelas sedang tidak ingin bertemu dengan momy. Bisa-bisa jika bertemu dengan si momy yang dibahas hanya si dedengkot tua itu lagi. OGAH, lebih baik aku kabur.

Casey & AileenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang