(5) Casey POV

6.1K 318 122
                                    

"Ghan, lo kesambet ya?" si Krystal lirik-lirik aku layaknya sang penyidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ghan, lo kesambet ya?" si Krystal lirik-lirik aku layaknya sang penyidik.

Pasalnya dari tadi aku senyam-senyum tidak jelas. Kalau kata orang lain, katanya ada banyak kupu-kupunya di dalam perutku. He.. He.. He..

"Gimana si doi keren nggak?" Krystal menyenggol bahuku.

"Siapa?" Aku memicingkan mata ke arahnya. Bingung siapa yang dia maksud?

"Itu si dedengkot alien tuir, lo!"

"Oh, dia." Yah, si Krystal ternyata mau kepoin si dedengkot. Aku kira apa?

"Ya gitu. Jeleeek."

"Jeleeek! Kaya siapa, Ghan?" Hemp, si Krystal aneh. Masa orang jelek disamainnya sama kaya orang lain sih. Hah, malas jawabnya.

Berhubung mood lagi bagus ada baiknya pasang mata pasang telinga. Mendengarkan ocehan bu Yurizha alias guru biologi-ku sepertinya enak. Simbiosis mutualisme dan kawan-kawannya sukses membuat mataku menjadi merem-melek.

Istilah latin yang disampaikan oleh Bu Yurizha seketika langsung melintas di otakku. Yang lama-lama membuat kepalaku menjadi pening. Mumet juga sama kata-katanya. Tapi demi pintar, seorang Casey tidak boleh menyerah. Dua bulan lagi ujian nasional nih! Harus benar-benar menyiapkan amunisi. Biar tidak seperti orang idiot waktu isi lembar ujian.

'Kan malu tiga tahun sekolah masa tidak tahu apa-apa? Iya tidak sih?

"Tumben lo belajar. Biasanya juga bengong." Sial! Si Krystal menyindirku lagi. Dia tidak tahu apa aku sedang benar-benar fokus belajar.

"Ssstt.. Diem deh lo. Tuh mulut mingkem dulu napa sih. Gue mau fokus dengerin ocehannya Bu Yurizha."

Krystal melirikku lalu senyum-senyum tidak jelas. Tak berapa lama kemudian kudengar bel istirahat berbunyi. Aku dan Krystal segera membereskan buku-buku yang berada di atas meja lalu beranjak pergi ke kantin.

Bersama Krystal aku mengulang-ulang lagi apa yang disampaikan oleh Bu Yurizha ketika mengajar sambil terus berjalan menuju ke arah kantin. Sampai akhirnya pandangan mataku beralih pada sosok Azca dan kawan-kawannya yang baru lewat dari lorong kelas IPS.

"Hai, Azca." sapaku.

Namun dengan langkah yang lebar sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana panjang sekolahnya, dia melewatiku tanpa membalas sapaanku. Ih, dia kenapa ya?

Aku melihatnya. Dia mengabaikanku begitu saja. Padahal baru kemarin kita bercanda tawa bersama. Hah, dia aneh.

"Ghan, kok lo dicuekin sama Azca sih?" Krystal menepuk bahuku yang masih menatap kepergian Azca.

"Nggak tahu gue, Krys. Padahal kemarin gue pergi sama dia masih baik-baik aja."

"Tapi kenapa lo dicuekin?" Krystal melirik ke arahku dengan rasa penasaran. Sebenarnya itu juga yang menjadi pertanyaanku. Kenapa aku diabaikan? Apakah aku punya salah?

Casey & AileenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang