(6) Aileen POV

6K 319 103
                                    

Sore ini gue baru saja selesai melakukan pertemuan di salah satu restoran di daerah Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini gue baru saja selesai melakukan pertemuan di salah satu restoran di daerah Jakarta. Gue bersama tim dan beberapa perwakilan dari perusahaan lain baru saja membahas tentang proyek pembangunan mall terbaru di Bali. Pembangunan tersebut rencananya akan berlangsung dua bulan mendatang.

Gue berjalan meninggalkan restoran tersebut hendak kembali lagi ke kantor. Gue berjalan terlebih dahulu disusul tim gue di belakang. Namun pergerakan kaki gue terhenti, ketika gue mendengar ada seseorang memanggil nama gue.

"Kak Altair."

Gue menenggok ke arah dimana suara seseorang itu menyebut nama gue. Pandangan gue langsung tertuju pada sosok seorang gadis. Dia si gadis mungil. Dia berjalan cepat menghampiri gue. Sedang apa dia di sini?

Gue menurunkan sedikit kacamata hitam yang gue kenakan dan menatapnya yang kini berada dihadapan gue. "Kau?"

"Iya kak. Ini aku. Kak aku ingin membalas rasa terima kasihku padamu. Karena Kakak telah menyelamatkanku. Apa Kakak ada waktu?" dia tersenyum ke arah gue. Gue lantas berbisik kepada salah satu anak buah tim di belakang gue untuk menunggu sebentar. Gue mau tahu apa maksud nih bocah ganggu gue?

Mungkin pembicaraan gue dengannya cuma sebentar. Nggak ada salahnya gue tanggepin dulu dia sebentar.

"Tapi aku sibuk." jawab gue singkat. Semoga habis ini dia pergi.

"Tapi aku ingin membalas rasa terima kasihku padamu, Kak. Aku ingin mentraktirmu." ucap si gadis mungil. Gue nggak perlu ditraktir kali. Duit gue udah banyak.

"Tapi aku tidak ingin ditraktir"

"Tapi aku ingin mentraktirmu."

"Tapi aku tidak."

Ya Tuhan, otaknya bebal sekali. Sudah ditolak masih memaksa. Gue yang dewasa di sini harus lebih sabar menghadapinya.

"Tapi aku ingin. Kakak tidak pernah menghargai orang lain, ya?"

"Apa kau bilang?" gue mulai geram.

"Iya. Kakak tidak pernah menghargai orang lain, ya? Aku kan cuma ingin membalas rasa terima kasihku padamu, Kak."

Hah.. wanita memang menyebalkan itu lah alasan kenapa gue malas mencari kekasih, karena pikiran kaum mereka terlalu rumit untuk gue pahami.

Dia lalu merogoh tas-nya dan mengambil ponsel miliknya. Kemudian menyodorkan pada gue. Maksudnya apa coba menyerahkan ponselnya ke gue?

"Berikan nomer ponselmu, Kak?" pintanya.

"Untuk apa?" Gue masih bingung sama maksud nih bocah.

"Untuk janjian tahu."

Ya Tuhan. Dia terlalu percaya diri sekali. "Tapi aku sibuk."

"Kalau Kakak sibuk aku yang akan mendatangi, Kakak. Cepat Kakak tulis nomer ponsel, Kakak." Menyebalkan, kata-katanya seperti memerintah gue.

Casey & AileenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang