(4) Casey POV

6.3K 352 216
                                    

"Ghan, kamu mau kita jalan jam berapa nanti?" suara Azca yang nyaring di seberang ponsel langsung seketika menyadarkanku dari alam mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ghan, kamu mau kita jalan jam berapa nanti?" suara Azca yang nyaring di seberang ponsel langsung seketika menyadarkanku dari alam mimpi.

Lantas aku menepuk keningku. Casey.. Casey.. Pasti deh kalau angkat telpon tidak pernah lihat-lihat siapa yang menghubungi. Jam berapa ya sekarang? Kulirik jam dinding di kamarku. Aduh ternyata sudah jam sepuluh. Sumpah parah banget. Aku tidur kelamaan. Mentang-mentang hari ini hari minggu.

Aku berdeham untuk menetralkan suaraku yang masih agak-agak sengau. Bisa malu kalau Azca tahu aku baru bangun tidur.

"Emh, ya Azca. Tadi lo nanya apa ya?"

"Aku tanya kita nanti jalan jam berapa?" Azca mengulangi lagi pertanyaannya.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Pasalnya, saat ini aku bingung harus menjawab apa? Aku rasa nyawaku belum terkumpul. Tapi Azca butuh jawabanku saat ini juga. Kasian anak orang diabaikan lama-lama. Jadi kujawab saja, "Bagaimana kalau jam dua siang kita jalannya. Bagaimana?"

"Jam dua?" katanya.

"Iya jam dua. Bagaimana? Apa lo mau?"

Hening. Tak ada jawaban. Baru beberapa detik kemudian ia menjawab, "Baiklah. Aku setuju. Aku jemput di rumahmu, ya?"

Dan kubalas mantap. "Oke."

Setelah itu sambungan telponku dengannya terputus. Aku lalu memutuskan bangkit dari tempat tidurku yang berukuran King Size dan bergegas turun ke lantai bawah. Cacing di perutku sudah mulai berdisko minta diisi oleh pemiliknya.

Ketika aku sudah di depan meja makan langsung saja aku merauk semua makanan yang ada di sana. Hee... Maklum aku sedang kelaparan.

Jika ada orang yang melihat porsi makanku, sudah pasti orang-orang akan menganggapku seperti seorang gelandangan yang kurang makan.

"Casey! Jorok. Kamu pasti belum gosok gigi." Momy muncul dari ruang tengah.

Aku langsung memberikan cengiranku pada Momy. "Momy aku gosok giginya pake paha ayam kok," jawabku sambil menunjukkan paha ayam yang kugenggam.

"Anak jorok," Momy lalu mendekat ke arahku dan menarik kursi makan persis di sampingku.

"Momy mau bicara serius sama kamu?" Wih, muka Momy Streng habis. Jangan bilang mau bahas yang kemarin lagi.

"Kemarin kamu nggak ketemu sama anak Tante Maudy, kan?" Tuh, kan benar si Momy ujung-ujungnya tanya itu. Kubuat wajahku sedatar mungkin biar tidak ketahuan kalau aku bohong.

"Aku datang kok. Aku malah temuin dia. Tapi cuma sebentar. Ya kira-kira dua puluh menit lah. Habis itu aku pulang," Aku memang menjawab jujur kalau aku datang tapi ada sebagian yang kujawab bohong.

Casey & AileenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang