T.L.O.L | THE GOOD THING OR BAD?

33.5K 2.9K 67
                                    

Kebahagiaan bagi Elena adalah ketika ia bangun dan mendapati Dom berada di sisinya, dengan lengan melingkar di sekeliling tubuhnya seolah melindunginya. Ini adalah kebahagiaan yang diinginkannya, dan tentu saja ini yang diharapkannya.

Ia menyipit karena sinar matahari pagi yang mendadak masuk melalui sela-sela jendela, lalu tanpa sadar tangannya terulur mengelus rahang kokoh yang mulai ditumbuhi rambut tipis, bibir yang merah, bulu mata panjang dan alis yang selalu naik ketika ingin menanyakan sesuatu kepadanya. Semuanya adalah miliknya.

Elena mendaratkan kecupan singkat di bibir Dom dan ia merasakan tangan pria itu yang tadinya berada di pinggulnya mulai naik dan mengelus punggung telanjangnya dengan lembut.

"Kau sudah bangun?" tanya Elena masih mengecup pria itu dengan lembut.

"Hm"

"Kau ingin sarapan apa? Aku akan membuatkannya untukmu"

"Tidak ada, aku tidak ingin meninggalkan tempat tidur hari ini" jawab Dom sambil tersenyum, ketika Elena menghentikan ciuman mereka, pria itu langsung memangut bibirnya lagi sehingga ciuman yang sempat terhenti kini ciuman tersebut berubah menjadi lebih intens dan Dom merasa senang dengan gairah Elena yang menyamainya.

Perlahan Dom memutar tubuh Elena dibawahnya, memerangkap tubuh kecil itu disana, sementara ia hanya memandang gadis itu sebagai anugerah terindah yang dapat dimilikinya. Lalu tangannya menangkup rahang Elena dan ia mendaratkan sebuah kecupan ringan di puncak hidungnya.

"Aku mencintaimu, El, aku akan melakukan apapun untuk membahagiakanmu dan kalau kebahagiaanmu adalah kepindahan kita-"

Elena meletakkan satu jemarinya di atas bibir Dom untuk menghentikan ucapan pria itu, "kebahagiaanku bukanlah saldo bank ataupun rumah yang besar, Dom, kebahagiaanku adalah di mana kau berada di sana, kau adalah kebahagiaanku"

"Aku tahu kalau aku beruntung mendapatkanmu"

"Dan aku mendapatkan kebahagiaanku, masalahnya Dom, dari awal kita memiliki permasalahan yang sama"

"Apa itu?"

"Masalahnya, kita berdua sama-sama tidak tahu alasan yang tepat untuk menghentikan perasaan ini. Dan alasan lainnya adalah karena kau terlalu keras kepala untuk mengakui bahwa aku juga bisa melindungimu"

"Pria yang seharusnya melindungi wanita, El, bukan wanita. Itu adalah kewajiban mutlak yang seharusnya aku lakukan, bukan kau"

"Kau mulai menjadi arogan, sayang"

Dom terkekeh pelan, tangannya mulai terulur kedalam selimut, mengelus paha dalam Elena, merenggangkan kedua paha lembut itu lalu membiarkan tubuhnya berada di tengah-tengah kenikmatan itu. Tanpa aba-aba Dom memasuki tubuh Elena hingga membuat wanita itu tersentak keatas, tangannya memuja dada, bokong, perut dan semua kulit yang bisa dijamahnya.

Ciuman demi ciuman membuat Elena mabuk dan juga bahagia, hanya inilah yang dibutuhkannya. Satu ciuman, satu pelukan dan satu sikap arogan Dom yang mampu menggetarkan seluruh tubuhnya.

Tangan Elena terulur kebelakang tengkuk Dom dan menariknya agar mendekat, sementara pria itu menjamah seluruh tubuhnya, ia menjamah bibir pria itu dan tangannya meremas rambut gelap Dom yang tebal.

"Ucapkan satu hal yang membuatku yakin kalau ini adalah nyata dan bukan mimpi indahku, Dom" bisik Elena lirih di sisa-sisa kesadaran yang hampir terengut karena kenikmatan erotis yang diberikan pria itu

Dom menggigit bibir bawah Elena, menjilat permukaan bibirnya, lalu beralih mengulum daun telinga wanita itu sebelum ia berbisik lirih di sela-sela pelepasannya.

The last of love [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora