Prologue

187K 9.6K 100
                                    


    Bagi semua wanita, kisah cinta mereka akan terus bergulir dari jam ke hari, dari bulan ke tahun. Tetapi tidak bagi Elena, baginya kisah cinta indah miliknya telah berhenti pada tanggal yang sangat di benci-nya itu. Baginya, tanggal 25 Desember 2009 merupakan hari terkutuk yang paling di benci-nya.

    Tidak ada Christmas Eve.

    Tidak ada pelukan ataupun ciuman.

    Terutama dari semuanya... tidak ada Dominick Payne di sisi-nya.

    Elena menyentakkan selimut dengan kasar, turun dari tempat tidur dan dengan langkah setengah berlari ia menuju kamar mandi yang terletak di seberang ruangan walking in closet-nya.

    Ia berlutut di depan closet, memuntahkan seluruh isi perut-nya. Dua menit kemudian, Elena menyalakan flush closet, membilas mulutnya dan menyandarkan tubuhnya di sebelah closet tersebut dengan peluh keringat di sekeliling kening-nya.

    Dengan air mata yang perlahan turun, Elena menutup mata dan tanpa sadar benaknya mengingat mimpi itu lagi. Mimpi yang kembali hadir setiap kali kalender menuju tanggal 25

    Elena mengangkat kedua tangannya yang gemetar, "Brengsek..." bisiknya pelan, kemudian memeluk tubuhnya seraya membiarkan matanya terpejam, ia dapat dengan mudah mengingat apa yang baru saja dimimpikannya.

    Brengsek...

    Ia bisa mengingat dengan jelas sosok tinggi Dom ditarik mendekat pada mobil polisi, sedangkan dirinya berada di dalam dekapan ayah dan ibu-nya, berbalut selimut sementara matanya menatap sebuah borgol yang berupa logam dingin menempel erat di pergelangan tangan pria yang dicintai-nya itu

    "Ini-kah yang bisa kau lakukan untuk-ku, Elena? Bagus... ini adalah hadiah malam natal yang sangat indah. Wonderful, Elena!" Itulah kata-kata terakhir dari pria itu sebelum di paksa masuk ke dalam mobil polisi.

TBC | 23 Oktober 2016

The last of love [COMPLETED]Where stories live. Discover now