T.L.O.L |ENAM BELAS - Our Time

51.6K 3.4K 81
                                    

Happy Reading :)

Bagi Elena, ia bisa saja mengatakan kepada dirinya kalau semua ini hanya mimpi—tapi ini sama sekali bukan mimpi. Dom memang telah kembali padanya—Dom-nya.

Ia terlalu bahagia hingga mungkin bisa terbang, dengan sigap Elena menatap jam tangan di pergelangan tangannya dan sesekali mengecek makanannya di oven. Sudah beberapa hari ini mereka berdua makan dan tinggal bersama.

Setelah mematikan oven dan mengangkat makanan untuk didinginkan, Elena berjalan ke studio tengah dan tersenyum tanpa bisa di hentikan. Ia begitu bahagia hanya dengan melihat celana Dom yang tergantung di sisi sofa panjang, dan senyumnya semakin lebar lagi ketika ia menutup mata lalu menghirup nafas dalam-dalam

Aroma aftershave dan parfum yang dikenakan oleh Dom berbaur menjadi satu dan membuat dirinya bergetar senang. Apa ini bisa dikatakan bahagia?

Beberapa hari ini memang mereka telah kembali seperti sebelumnya. Sikap pria itu telah kembali seperti dulu, lembut dan selalu membuatnya jatuh cinta. Sekarang, Dom bekerja pada Christian sebagai asisten pengacara yang awalnya di tolak oleh pria itu namun atas desakan Christian tentu saja Dom pun tidak akan sanggup menolak.

Elena menatap pergelangan tangannya dan tersenyum lebar ketika melihat sebentar lagi adalah jam makan siang Dom.

Makanan yang sudah di dinginkan olehnya, di masukkan kedalam tempat makanan dan Elena membawanya dengan tas kecil seperti biasanya. Ia tersenyum senang karena bisa merasakan kalau pria itu akan senang dengan kehadirannya—setelah tujuh tahun.

Perlahan Elena keluar dari studio-nya dan bergegas menuruni tangga apartemennya.

Ketika Elena sedang menuruni tangga apartemennya, ia melihat sekelebat bayangan Luke dan membuatnya mengernyit dalam-dalam. Lalu mendadak ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan, dengan cepat Elena memutar balik tubuhnya dan tanpa sadar mengeluarkan pisau yang selalu di simpannya di dalam saku.

"Lilya..." bisik Elena pelan sementara ia telah membiarkan pisau tajam itu mengarah kepada gadis itu.

Lilya mengangkat sebelah alisnya dan tidak panik,"apa aku boleh bertanya untuk apa semua ini?"tanyanya sambil menatap kearah pisau yang pelan-pelan di lipat dan di masukkan kedalam saku Elena kembali. "Kau selalu membawa pisau itu?"

"Just for safety"

"El, ini Texas dan tidak akan ada yang bisa membuatmu merasa tidak aman di sini"

Elena hanya mengangkat bahunya tanpa menjawab atau menyanggah ucapan Lilya. Ia berusaha merapikan rambutnya hanya agar ia tidak memperlihatkan kegugupannya secara nyata di depan Lilya, "anyway, apa yang kau lakukan di sini, Lil? Dom tidak sedang berada disini"

"Aku tahu"

"Apa kau ingin bertemu denganku?" tebak Elena dan ketika ia melihat Lilya mengangguk singkat kearahnya, Elena tersenyum kecil, "ada apa?"

Untuk sejenak tidak ada ucapan apapun yang keluar dari bibir Lilya, namun Elena tetap menunggu karena ia merasa seakan ada hal penting yang ingin diucapkan oleh Lilya kepadanya. Sayangnya, ia tidak tahu apa yang hendak dibicarakan adik kekasihnya itu.

Kekasih... ungkapan itu terlalu manis untuk didengarnya. Lagi-lagi tanpa sadar ia tersenyum dan wajahnya memerah, Elena mengibas-ngibas telapak tangan di sisi wajahnya agar mendapat angin sehingga Lilya tidak akan tahu apa yang sedang di pikirkannya sekarang. Lalu gadis itu mendongak dan menatapnya lurus-lurus.

"Maafkan aku" bisik Lilya pelan

Elena menatap mata abu-abu yang sangat mirip dengan milik Dom dan bertanya,"untuk apa?" kemudian melanjutkan, "apa ini mengenai Dom? Kau tahu itu sama sekali bukan kesalahanmu, Lil. Itu semua adalah kesalahanku"

The last of love [COMPLETED]Where stories live. Discover now