[ 15 ] strange

919 169 38
                                    

Sekarang hidup Dahyun terasa lebih baik setelah ia membuka semua keluh-kesahnya pada Yoongi malam itu, ya di atas segala kesadarannya Dahyun mengatakan semua perasaannya pada Yoongi. Bukan dalam keadaan mabuk seperti beberapa hari yang lalu. Hal itu setidaknya membuat Dahyun sedikit lebih lega dan sekarang Dahyun ingin mencari garis percintaan yang lebih baik.

Awalnya dia memang sempat berpikir, kenapa Yoongi tidak menyukainya saja? Orang yang jelas dengan sepenuh hati mencintai Yoongi apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan Yoongi. Meski tahu Yoongi seorang gay yang sangat pecemburu, meski dia tahu Yoongi tidak bisa melihatnya sebagai seorang perempuan.

Ya, awalnya Dahyun yang egois itu selalu berpikir seperti itu. Namun, sekarang dia sadar sepenuhnya, bahwa cinta tak bisa di paksakan.

Jimin pun tak pernah memaksanya untuk turut mencintainya juga. Dia tahu Jimin teramat sangat menjaga hati, mencintai Dahyun begitu dalam meski tahu Dahyun mencintai sahabatnya—yang sebenarnya mencintainya. 

Yoongi juga tak pernah memaksa Jimin untuk membalas cintanya, meskipun Yoongi selama bertahun-tahun bersama Jimin, terus menahan perasaan terlarang itu, menyimpan luka dan sakit cemburu sendirian. Yoongi tahu Jimin tak akan pernah mencintainya, Yoongi tak pernah memaksa—karena itu juga termasuk hal bodoh.

Sekarang Dahyun ingin mulai mencari garis cinta yang barunya, tapi mungkin tepatnya bukan mencari. Namun, membiarkan perasaannya pada Yoongi berkurang sedikit demi sedikit untuk membuka hatinya pada lelaki lain.

"Oh, kau akan berkencan dengan seseorang?" Tanya Jimin saat melihat gadis itu sudah rapi dengan gaun cantiknya. Terlihat jelas raut wajah kecewa Jimin meskipun dia mencoba untuk menyembunyikannya. Jimin juga sedikit menyesal menekan bel apartemen Dahyun dan mendapati gadis itu sudah berdandan cantik demi lelaki lain. Dahyun tersenyum kikuk.

"Bukan kencan, hanya makan malam biasa, Oppa." Entah kenapa Dahyun juga tak mau membuat Jimin kecewa. Tapi bukan bermaksud memberi harapan. Jimin tersenyum—mencoba terliha—manis seperti biasanya. Dia pun mengangguk.

"Ya sudah, ah hanya saja Yoongi juga sedang ada acara juga. Harusnya aku buat janji juga dengan yang lain." kata Jimin mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil, hal itu membuat Dahyun terkekeh geli. Akhirnya Dahyun pun berpamitan pada Jimin yang memandangnya sampai dia hilang di ujung sana.

Drrrt.. Drtt..

Oppa, Aku dapat DVD-nya loh!! Mau menonton tidak???

Jimin memandang layar ponselnya sambil berpikir sejenak, gadis lucu itu. Dia tersenyum kecil.

«»

Malam ini sebenarnya Dahyun memang berkencan, tapi bukan kencan sungguhan. Meskipun dandanannya sudah secantik seorang model ternama, meskipun gaun sederhana itu telah membuat Dahyun terlihat berkali-kali lebih cantik dari biasanya.

Namun, malam ini bukanlah kencan. Ini lebih parah dari pada kencan dan membuat Dahyun sedikit berdebar. Berdebar bukan karena sekarang dia bergandengan dengan seorang Kim Namjoon, senior yang satu tingkat lebih tinggi darinya. Dia berdebar karena akan datang kesebuah acara yang begitu besar dengan Namjoon.

"Sun.." Dahyun langsung merapatkan bibirnya saat Namjoon memberi peringatan dengan matanya.

"Em, Oppa. Aku malu, apa Kau tidak merasa dari tadi orang-orang memperhatikan kita." Kata Dahyun berbisik pelan. Iya, sekarang semua mata memang sedang memandang kearahnya.

Namjoon terkekeh pelan mendengar itu dan mengeratkan genggaman tangannya pada Dahyun. Dia tahu semua orang memandang ke arahnya, karena semua orang tahu bahwa Namjoon adalah anak dari penyelenggara acara besar ini. Anniversary sebuah hotel bintang lima yang cukup terkenal di Seoul.

W.K.E.O ; yoongi √Where stories live. Discover now