[ 11 ] sense

972 169 8
                                    

Jimin bercermin setelah selesai mengancingkan kemejanya. Matanya terus memandang ke pintu kamarnya berharap Yoongi segera datang.

Semalam Yoongi berpamitan untuk berkunjung ke apartemen Dahyun, tapi sampai pagi ini dia tidak terlihat.  Mungkin saja dia bermalam di sana, itu bukan hal yang aneh. Yoongi bisa tidur dimana saja, tapi bagaimana kalau lelaki itu tidur dengan Dahyun?

Tidur berdua di ranjang yang sama?

Meskipun mereka juga pernah berbaring—bertiga—diranjang yang sama. Tapi itu di apartemen Jimin dan sudah pasti semuanya terkontrol. Itu juga bukan tidur malam, hanya bermain-main saja. Pikiran buruk terus memenuhi pikiran Jimin.

Tapi mana mungkin Yoongi... Jimin menggelengkan kepalanya, tidak yakin dengan perkiraannya sendiri.

Akhirnya Jimin pun memutuskan untuk menekan bel apartemen Dahyun. Tak butuh waktu lama menunggu Dahyun keluar dari apartemennya dalam keadaan sudah rapi dan kelihatannya sudah siap untuk berangkat ke kampus. Jimin bersyukur untuk hal itu.

"Oppa? Ada apa? Apa  kau datang untuk menjemputku?" goda Dahyun dengan senyum jahilnya pada Jimin. Jimin tersenyum dan mendengus sebal pada Dahyun.

"Kemana Yoongi? Apa dia masih di dalam?" Tanya Jimin sambil mengintip kebelakang. Dahyun juga ikut melirik kebelakang.

Mendengar nama Yoongi membuat Dahyun jadi mengingat kejadian semalam. Dahyun pun hanya menggeleng sambil menutup pintunya dan memandang punggung Jimin yang menjauh.

Kemarin kecanggungan antara dia dan Jimin sudah berakhir, tapi hari ini dia harus berhadapan dengan Yoongi. Bagaimana ini?

"Tidak ada? Jadi dia tidak ke kamarmu?" Tanya Jimin sambil mengikuti langkah Dahyun yang mulai berjalan begitu saja. Dahyun hanya mengangguk pada Jimin.

"Aish, pabo. Membuat aku khawatir saja," kata Jimin sambil mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Yoongi. Dahyun sendiri sekarang sedang memikirkan bagimana caranya agar bertemu Yoongi dengan perasaan baik-baik saja.

Ah Dahyun, anggap saja kau sedang marah padannya!

«»

Yoongi berjalan keluar dari mobilnya yang sangat jarang sekali dia gunakan. Tapi hari ini dia akan menggunakan mobil itu sebagai alat bantu. Yoongi melepas kacamata hitamnya dan memasukkannya ke travel pouch yang bertengger di bahunya, selepas dari bayangan gelap di matanya, lelaki langsung menemukan sosok Soojin yang sedang berjalan santai—awalnya—namun langsung terlihat tergesa saat tertangkap basah olehnya.

Baru saja Yoongi ingin mengabaikan gadis itu tapi sebuah alasan membuat dia harus menyapa Soojin.

"Hai, Soojin-a!" Yoongi melambaikan tangannya sambil sedikit berteriak. Membuat beberapa orang di pelataran parkir juga menoleh kearah Soojin yang langsung menghentikan langkahnya. Soojin mendegus nafas kesal sebelum menoleh dengan senyum yang terkesan terpaksa, apalagi setelah dia lihat ada Dahyun dan Jimin yang berjalan dibelakang Yoongi

"Hey, yang memanggilmu itu aku loh." Yoongi berjalan mendekati Soojin saat Soojin sedang memandang kearah Dahyun.

"Mm, hai Oppa. Tumben sekali tidak bersama Dahyun-ie dan Jimin Oppa." Soojin mulai terbiasa bicara dengan Yoongi meskipun terkesan kaku. Saat itu Yoongi langsung tersenyum manis.

"Kau pulang denganku siang ini." Kata Yoongi terdengar memerintah, hal itu lantas membuat Soojin menganga. Tapi Yoongi justru tersenyum.

Disisi lain, Dahyun melihat Yoongi sedang bicara dengan Soojin yang terlihat memandang Yoongi tidak percaya, entah apa yang dikatakan oleh Yoongi. Tapi, Jimin dapat melihat tatapan tak suka dari Dahyun, dia tahu persis bagaimana perasaan Dahyun sekarang. Ditambah lagi saat itu Yoongi terlihat menyentuh puncak kepala Soojin yang membuat gadis itu tersenyum canggung sambil sesekali melirik Dahyun.

W.K.E.O ; yoongi √Where stories live. Discover now