Bab 24

10.9K 284 2
                                    

Dhia Aryana memandang pemandangan fihadapannya kini. Pantai biru serta pokok-pokok yang meredupkan mata. Menikmati keindahan-keindahan ciptaan Allah.  Menghayati nikmat-nikmat yang dipinjamkannya. 

Kehidupannya kini lengkap dengan sepasang anak yang sungguh comel serta suami yang cukup penyayang. Sedar atau tidak , perkahwinannya kini menginjak usia 2 tahun.  Anak-anak mereka juga sudah berusia 8 bulan. 

Tiba-tiba , Dhia Aryana tersentak dengan suatu pergerakkan.

" sayang..  " panggil Izz Ilham lalu memeluk Dhia Aryana dari belakang. 

" hermm.. " balasnya.  Tak perlu ditoleh.  Melalui suara garau dan sentuhan lelaki itu sahaja dia sudah tahu siapa. 

" sayang suka tak tempat ni?  " soal Izz Ilham.  Dagunya ditongkatkan dikepala Dhia Aryana. 

" mestilah sayang suka.  Suka sangat.  Thank you sebab bawa Dhia dengan anak-anak dekat sini.  " balas Dhia Aryana lalu berpaling.  Dia bersandar pada besi pagar itu manakala tangan suaminya memegang pagar itu dikedua-dua belah badannya bagi menghalang pergerakkan sang isteri. 

" tak perlu nak berterima kasihlah sayang. " ucap Izz Ilham. 

Dhia Aryana tersenyum.  Mata biru suaminya ditatap penuh kasih.  Cintanya , hatinya dan kasihnya sudah menjadi milik lelaki itu sepenuhnya. 

" kenapa?  " Dhia Aryana angkat kening. 

" abang buat semua benda ni ikhlas.  Cause I love you. Really love you. " balas Izz Ilham diakhiri dengan persinggahan bibirnya didahi isteri tercinta. 

" sayang ingat tak janji-janji kita dulu waktu awal-awal kahwin?  " sambung Izz Ilham. 

Dhia Aryana mengecilkan matanya. 

" ermm..  Janji yang mana aek? " balasnya.

Riak wajah Izz Ilham berubah.  Dia terus senyap.  Senyumannya serta merta mati. 

Dhia Aryana mulai tersenyum. 

" how can sayang boleh lupa? " balas Dhia Aryana lalu mencubit kedua-dua belah pipi suaminya. 

" sayang takkan lupa janji yang sayang dah buat.  Janji yang sayang akan bagitahu abang segalanya dan abang akan bagitahu sayang segalanya. Tiada rahsia yang berlaku antara kita. " sambungnya. 

Giliran Izz Ilham pula senyum manis. 

" and kita akan tetap bersama walau apapun yang berlaku.  " sambung suaminya.

Dhia Aryana terus memeluk erat tubuh suaminya. 

***

Setelah pulang dari bercuti tempoh hari , mereka kembali melayari kehidupan seperti biasa. 

Dhia Aryana meletakkan dua gelas jus oren diatas meja berdekatan kolam renang rumah mereka. 

Izz Ilham pula sudah berada didalam kolam sambil melayani karenah anak-anaknya. 

" sayang!  Mehlah turun. Tolong abang tengok anak-anak.  "

" jap!  " balasnya lalu mulai mengatur langkah mendekati kolam.

Perlahan-lahan Dhia Aryana mencelupkan kakinya ke dalam kolam.

" abang..  "

Izz Ilham berpaling.

" anak-anak kita dah 8 bulan kan?  "

" ye..  Kenapa?  "

" maksudnya lagi 4 bulan , sayang dah boleh masuk kerjakan?  "

Izz Ilham bergerak ke arah Dhia Aryana.  Mata isterinya ditatap dari bawah. 

" sayang dah tak sabar ke? "

" excited tak sabar ada.  Macam malas pun ada.  " balasnya dengam tawa kecil.

" sayang ni dua-dua feeling ada.  Habistu mana satu ni?  "

" hermm.. Entah! " Dhia Aryana mengangkat bahunya. 

Izz Ilham tawa kecil saat melihat gelagat isterinya. 

***

Setelah menyerahkan Mika dan Kayla kepada pembantu rumah mereka.  Izz Ilham dan Dhia Aryana duduk dikerusi rehat mereka dengan pakaian yang masih basah.

Saat Dhia Aryana bangun untuk masuk ke dalam rumah , dia tergelincir. 

" ya allah sayang!  " jerit Izz Ilham. 

Dhia Aryana menahan lantai dengan tapak tangannya.  Terasa seluruh badannya berputar. 

Bahunya disentuh lembut oleh sang suami. 

" okey tak ni yang? "

Perlahan-lahan Dhia Aryana mengangguk. 

" hati-hati.  " ucap Izz Ilham sambil membantu isterinya bangun. 

Izz Ilham terus memimpin Dhia Aryana untuk masuk ke dalam rumah.

Bukan Yang SempurnaWhere stories live. Discover now