Part 16

1.4K 138 3
                                    

Setelah sampai di rumah sakit, aku memarkirkan mobilku. Kuraih bunga dan kotak cincin yang berada di kursi belakang dan segera melangkahkan kakiku menuju ruangan Maddison.

Aku mengetuk pintunya
"Masuk" teriaknya dari dalam. Namun, aku sengaja tak masuk dan membiarkannya membukakan pintu untukku.

Aku pun mengetuk pintunya lagi
"Apa kau tak mendengarkanku? Masuk saja. Tidak dikunci"

Aku terus mengetuk pintu lalu menutup wajahku dengan bunga yang berada di tanganku.

Tiba-tiba pintunya terbuka

"Siapa kau?" Tanyanya

"Aku adalah pria tertampan di dunia. Kau pasti mengenalku" ucapku dengan bunga yang masih menutupi wajahku

"Oh, kau datang kemari untuk menggodaku? Maaf, aku sudah memiliki kekasih"

Aku pun menurunkan bunga itu dari wajahku
"Kau ini bagaimana sih? Justru pria tertampan di dunia itu adalah pacarmu sendiri bodoh"

"Haha, aku sudah mengetahui wajah konyol dibalik bunga ini. Berhenti memuji dirimu sendiri Justin" Maddie mencubit pipiku.

"Kau harus mengakui ketampananku, Maddie. Jadi, apakah pria tampan ini bisa masuk ke ruanganmu?"

"Baiklah, tampan. Silahkan masuk" dia tertawa geli. Sungguh! Ia sangat manis saat sedang tertawa seperti itu. Aku semakin menggilainya

"Bunga untukmu" ucapku setelah memasuki ruangannya

"Dari mana kau tahu aku suka tulip?"

"Karena pria tampan selalu mengetahui kesukaan kekasihnya" aku mengedipkan sebelah mataku lalu kembali membuatnya tertawa

"Jadi, apa rencanamu hari ini? Makan siang?" Ia meletakkan bunga yang kuberi diatas meja.

"Tidak"

"Berkencan?"

"Tidak"

"Atau semacamnya?"

"Tidak"

Ia mendengus kesal mendengar jawaban dariku.

"Jadi, tidak ada rencana? Kau ini menyebalkan sekali" ia memalingkan wajahnya

Aku mendekatinya lalu mengacak-ngacak rambut coklat miliknya.
"Jangan marah. Kau sangat jelek jika sedang marah" namun ia hanya menghela nafas

Aku merogoh kotak cincin yang berada di saku celanaku. Lalu membuka kotak tersebut.

"Apa itu?" Tanyanya menatapku kebingungan

"Untukmu"

"Untukku?"

"Maddie" aku mengangkat dagunya agar aku dapat menatap matanya dengan jelas
"Will you marry me?" Matanya terbelalak.

"Maaf, jika aku tak seromantis pria pada umumnya. Tetapi cintaku ini tulus. Aku ingin bertunangan denganmu. Karena aku ingin menjalin hubungan yang serius denganmu, Maddie" ia hanya terdiam seakan tak percaya akan ucapanku

"Justin"

"Apa kau akan menolakku?" .

"Ya, tentu saja aku mau" aku menariknya kedalam pelukku lalu mengecup puncak kepalanya. Aku tak pernah merasakan sebahagia ini sebelumnya. Ku lepaskan pelukanku lalu memasang cincin itu ke jari manis Maddie dan juga jariku sendiri.

"Kau harus berjanji padaku jangan sampai hilang sampai hari pernikahan kita" aku menjulurkan jari kelingkingku padanya

"Aku berjanji" ucapnya lalu mengaitkan kelingking kami berdua

"Aku sangat gugup bertemu dengan kedua orang tuamu nanti, Maddie"

"Kau hanya akan bertemu dengan ibuku, Justin"

"Mengapa?" Aku menaikkan sebelah alisku

"Karena ayahku telah meninggal dunia" raut wajahnya langsung berubah. Aku pun meraih tubuhnya kedalam pelukanku

"Maafkan aku. Aku benar-benar tidak mengetahui tentang hal itu"

"Tidak apa-apa Justin. Salahku yang tidak menceritakannya padamu. Tetapi aku benar-benar tidak ingin mengingat hal itu. Karena aku sangat terpukul saat mengetahui Jeremy dibunuh oleh seorang pembunuh 10 bulan yang lalu"

"Jeremy?"

"Ya, Jeremy Parker, ayahku" aku tersentak saat mendengar nama itu. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali seakan tak percaya. Jeremy Parker adalah salah satu korban pembunuhanku.

"Kau kenapa Justin? Ada apa dengan Jeremy?" Aku terdiam sesaat menatap Maddison. Maafkan aku, Maddie. Aku benar-benar brengsek. Maafkan aku.

"Jeremy juga merupakan nama ayahku, Jeremy Bieber" ucapku. Tidak, bukan hanya itu Maddie. Aku adalah pembunuh yang kau maksud.

"Maaf, aku jadi mengingatkanmu akan ayahmu. Kita bernasib sama, Justin. Ayah kita sama-sama dibunuh" ia tertawa miris. Kau salah, Maddie. Kita memang bernasih sama, karena orang yang membunuh ayahku dan ayahmu adalah aku.

- to be continued -

Note : part 17? Soon yaa;) jangan lupa vote dan comment. Terus kasih saran juga kalo bisa yaa hehe💜💜

Lifesaver ( Justin Bieber Love Story ) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang