Part 15

1.6K 140 9
                                    

"Aku.. Aku tak mengerti" aku menatap Justin dan laki-laki ini secara bergantian.

"Mom, kemarilah" seorang wanita paruh baya datang dengan beruraian air mata. Ia menutup mulutnya sembari melihat Justin.

"Zayn, apa yang kau lakukan pada Justin?" Wanita itu menghampiri Justin lalu mengusap luka pada wajah Justin
"Mom sudah berkata padamu jangan sampai kau menyakitinya"

"Bukankah kau yang menyuruhnya  melakukan ini padaku, huh?!" Wanita itu tampak terkejut melihat reaksi Justin.

Rahang Zayn mengeras
"Untuk apa mom membela anak durhaka sepertinya?!"

"Pulanglah kerumah, Justin. Mom sangat merindukanmu sayang" lagi-lagi wanita itu menangis.

"Kau yang meninggalkanku dan ayahku demi lelaki tua bangka itu!"Justin menepis tangan ibunya dengar kasar

"Mom sungguh menyesal, Justin"

"Bahkan mungkin kau tak tahu jika ayahku sudah meninggal 8 tahun yang lalu. Kau membawa Zayn anak kesayanganmu itu dan sekarang kau memintaku pulang ke rumah suamimu itu? Tidak! Tidak akan pernah, Pattie!"

"Mom benar-benar menyesal sayang. Mom sudah mengetahui kematian ayahmu yang dibunuh secara misterius itu dan juga telah mengetahui apa pekerjaanmu selama 8 tahun ini dari Zayn. Mom tak menyalahkanmu, karena memang ini semua kesalahan mom"

"Baguslah jika kau menyadari kesalahanmu itu!"

"Mom telah bercerai dengan Scott demi ingin menebus semua kesalahan mom padamu. Pulanglah kerumah, sayang. Bagaimanapun seorang ibu akan sangat merindukan anaknya" ia terisak dan terus mengusap wajah Justin.

Pandangan Justin lurus kedepan, namun pandangan yang sebelumnya tajam itu berubah menjadi sendu. Ia menatap wanita itu lalu memeluknya.

"Aku merindukanmu, mom" wanita itu menangis, tangisan bahagia tepatnya.

Zayn menjauhkan pistolnya dariku.

Aku tak begitu terkejut karena Justin pernah memberitahuku sebelumnya. Tetapi aku tak pernah mengetahui bahwa ia memiliki saudara kandung

"Dulu, ia selalu tak bisa tidur tanpa nyanyian mom. Apa sekarang ia sudah mandiri?" Zayn berbisik padaku

"Aku tak tahu"

"Bukankah kau adalah kekasihnya?"

"Kekasih? Hmm.. Tapi aku sungguh tak tahu karena aku belum pernah tidur bersamanya"

"Aku sedikit terkejut"

***

"Maaf, jika aku selalu membuatmu khawatir. Dan maaf jika aku selalu menjadi alasan dibalik air matamu itu. Aku mencintaimu. Apa aku pantas mendapatkan kesempatan kedua darimu? Maksudku aku belum pernah memintamu menjadi kekasihku secara resmi dan apakah kau mau menjadi kekasihku?" Justin membelai rambutku

"Apakah itu artinya kita resmi berpacaran?"

"Ya, kurasa begitu"

"Tentu aku mau" Justin tersenyum lebar padaku. Ia memelukku erat sekali.

"Aku mencintaimu, Justin" kemudian Justin melepaskan pelukannya.

"Apa kau pernah melakukan ini sebelumnya?" Justin mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Seketika ingatan saat Harry menciumku terlintas di otakku. Aku menggelengkan kepalaku lalu tersenyum pada Justin.

Lifesaver ( Justin Bieber Love Story ) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang