Chapter 22

20.8K 1.5K 237
                                    

"Sayang," Prilly kembali mendaratkan kepala nya di dada Ali.

"Ya," sahut Ali, terdengar merdu di telinga Prilly.

"Aku kangen sama kamu," pelan, tapi terdengar jelas di telinga Ali.

"Aku juga kangen sama kamu," sahut Ali mengeratkan pelukan nya di pinggang Prilly.

"Apa kamu sesibuk itu sampe nggak ngasi kabar ke aku?" Prilly menegakkan tubuh nya, membenarkan posisi duduk nya.

"Maaf ya, aku marah mangkanya aku nggak ngasi kabar ke kamu," Ali sedikit menunduk, bukan nya menatap ke arah Prilly, mata nya malah menatap lekat jemari Prilly yang ada di genggaman nya.

"Marah? Karena waktu itu?" Prilly menyentuh dagu Ali, menegakkan kepala kekasih nya itu agar menatap wajah nya.

"Bukan, aku paham soal itu. Aku di singapore sibuk sayang, aku tau gimana deket nya kamu sama Bayu selama kita berantem. Itu yang bikin aku rag..."

"Jangan bilang kepala sekolah yang ngadu ke kamu?" jerit Prilly memotong ucapan Ali.

"Nggak, aku tau sendiri," jawab Ali menatap mata Prilly lembut.

"Kok bisa?" Prilly menatap Ali tak yakin.

"Nggak ada yang aku nggak tau," sahut Ali bangga.

"Ah iya kamu kan pacar ajaib aku," Prilly tersenyum begitu manis.

Wajah Prilly tampak berseri walaupun mata nya masih terlihat bengkak dan ada lingkaran panda menghiasi mata kekasih Ali itu.

"Ssstt," Prilly terlihat memejamkan mata nya menahan pusing yang tiba-tiba kembali kambuh seperti tadi saat ia masih di rumah.

"kamu sakit ya?" dengan panik Ali meraba wajah dan leher Prilly, memastikan suhu tubuh kekasih nya itu.

"Nggak," cepat Prilly menyingkirkan tangan Ali dari leher nya.

Prilly tak ingin Ali merasakan suhu tubuh nya yang ia yakini pasti sangat panas sekarang, kepala nya berdenyut tak menentu. Berkali-kali Prilly memejamkan mata nya, berusaha menahan pusing yang semakin menyerang kepala nya.

"Ehm, sayang aku ke kelas dulu ya, lima menit lagi bel," Prilly melepas tangan Ali yang melingkar indah di perut nya.

"Kamu di sini aja, aku minta tolong orang nganter makan kesini abis itu minum obat ya. Aku tau kamu sakit, sekarang ke kamar aja, istirahat," titah Ali membantu Prilly berdiri.

"Nggak usah sayang, aku ada ulangan. Aku nggak sakit kok bener," Prilly memandang Ali memohon, berharap kekasih nya itu mau membiarkan nya masuk kelas.

"Tapi kamu sakit," sahut Ali mengelus pipi Prilly lembut.

"Nggak, aku baik-baik aja. Abis ulangan aku kesini lagi," Prilly terus memohon, memandang Ali dengan wajah menggemaskan nya.

"Huh, oke. Kalau ada apa-apa langsung ke ruangan aku," akhirnya Ali mengizinkan Prilly keluar, kelemahan yang membuat Ali menurut adalah wajah menggemaskan Prilly.

"Makasih," Prilly mengecup pipi Ali cepat dengan senyum mengembang di wajah nya.

"Diem aja di kelas, jangan macem-macem," pesan Ali sebelum mengecup kening Prilly.

Prilly mengangguk patuh dan berlalu keluar, kepala nya masih pusing tapi harus di tahan agar bisa mengikuti ulangan.

Teeetttt
Teeettt
Teeettt

Tepat saat Prilly mendaratkan pantat nya di bangku, bell tanda masuk berbunyi. Hal itu membuat Devia dan Arka yang sudah siap membanjiri Prilly dengan pertanyaan mengurungkan niat mereka. Arka yang sudah berdiri pun kembali duduk di bangku nya.

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang