chapter 2

23.9K 1.7K 40
                                    

"Ma," Panggil seorang gadis menghampiri wanita paruh baya yang tengah asik menyiram bunga di halaman belakang rumah mereka.

"Ya, Sayang" sahut sang mama menoleh ke samping menatap anak nya yang sedang bersender manja di pundak nya.

"Bie mau pergi boleh nggak?" Seru gadis yang menyebut diri nya Bie sambil terus bergelayut manja.

"Kemana sayang?" Tanya sang Mama tersenyum.

"Jalan sama Arka" Jawab nya dengan cengiran khas seorang Prilly.

"Boleh, tapi jangan terlalu malem pulang nya" Ucap sang Mama memberi izin.

"Sip, makasih Ma" Prilly bersorak mengecup Pipi Mama nya sebelum berlalu menuju kamar nya untuk bersiap.

Prilly,terlihat menakut kan di luar tapi begitu manja saat sudah berhadapan dengan kedua orang tua nya, menjadi anak satu-satu nya membuat nya mendapat kasih sayang melimpah walaupun sang Papa yang sering keluar kota tapi Prilly tak pernah merasa di acuh kan. Sang Mama yang kadang sibuk di restoran tapi slalu menyempatkan diri pulang ke rumah saat Prilly pulang dari sekolah dan slalu berusaha slalu ada untuk Prilly.

Kadang anak manja akan tetap bersikap manja saat di luar tapi kata itu seperti nya salah jika anak itu adalah Prilly. Ia seperti tak pernah ambil pusing dengan lingkungan nya. Bersikap cuek menjadi temeng nya agar tak pernah mengenal cinta yang bisa membuat nya terluka.

Tepat jam 15.00 lewat beberapa menit Arka sampai di halaman rumah Prilly, tanpa mengetuk pintu Pria tampan itu masuk begitu saja "assalamualaikum" seru nya terus berjalan mencari penghuni rumah.

"Waalaikumsalam" muncul Prilly dari arah tangga menjawab salam Arka

"Om sama Tante mana?" Tanya Arka begitu Prilly sampai di hadapan nya.

"Mama pergi, Papa belom pulang" Jawab Prilly menggandeng tangan Arka keluar rumah.

Prilly di bantu Arka menaiki motor sport hitam milik nya, Arka mulai melajukan motor nya menuju Mall karna mereka ingin pergi nonton di bioskop.

Tak sampai setengah jam motor Arka sudah terparkir rapi. Dua sahabat itu melenggang bergandengan tangan. Begitu masuk ke pintu utama Mall hampir semua orang yang mereka lewati tak berkedip sama sekali menatap mereka, terutama gadis-gadis yang terpana melihat Pria tampan itu sedangkan yang di lihat seperti tak merasa risih sama sekali.

"Ke toko buku dulu ya,gue mau beli novel baru" Ajak Prilly menarik tangan Arka begitu saja, Arka menurut saja tanpa menolak sedikit pun.

Prilly sibuk mencari novel yang menurut nya bagus, sedangkan Arka terus menguntit di belakang Prilly sesekali membantu Prilly mengambil buku yang tak bisa di raih nya. Sang ketua karate yang mungil begitu lah Arka memanggil nya, karna memang tubuh Prilly seperti anak SMP.

"Udah" Seru Prilly ceria, ia memberikan buku nya kepada Arka dengan cengiran khas nya. Pertanda ia meminta Arka yang membayar semua nya.

"Oke" Jawab Arka mengacak rambut Prilly gemas dan meninggalkan nya begitu saja, Arka hanya terkekeh kecil mendengar Prilly mengerutu tak jelas.

Setelah membayar semua nya Arka membawa Prilly ke cafe tempat biasa mereka nongkrong. Disana sudah ada Devia dan kekasih nya.

"Hai" Sapa Prilly langsung mengambil duduk di samping Devia

"Laamaaaa" keluh Devia memasang wajah cemberut nya.

"Salahin tu si Prilly, malah asik berburu novel kagak jelas" gerutu Arka

"Ya maaf, lo juga Ka kenapa nggak bilang kalau Devia nyusul"

"Ya lu.."

"Udah deh, kita nonton nggak ni" lerai Devia merasa jengah melihat tingkah kedua sahabat nya itu yang seperti tak ada hari tanpa berdebat.

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang