Chapter 13

18K 1K 64
                                    

"Prilllyyyyyy," teriakan menggelegar Devia mengalihkan pandangan Arka dan Nio.

Cepatnya gerakan Devia mereka sampai tak sadar sahabat dan kekasih mereka yang sedari tadi merengek itu sudah berlari menyongsong Prilly yang terlihat berjalan menuju kearah mereka dengan wajah lesu.

"Lo diapain Pril? Tadi gue liat kepala sekolah udah keluar tapi lo nggak muncul-muncul di kelas? Lo kemana? di hukum apaan? Muka lo----"

"Stooooooop," jerit Prilly memotong ucapan Devia membuat sahabat cerewetnya itu langsung terdiam. Tapi tak sampai beberapa menit mulut itu kembali bersuara.

"Pril lo tu harusnya ngehargain gue yang udah khawatir sama lo. Jawab aja per-----"

"Gue nggak diapa-apain. Gue emang nggak diurus sama kepala sekolah tapi gue dibawa keruang pemilik sekolah. Gue lama di situ mangkanya kagak muncul," jawab Prilly cepat. Ia pusing mendengar mulut Devia yang sudah seperti gendang yang dipukul.

"Apa? Lo diruang pemilik sekolah? Dan selama itu Pril? Apa yang lo lakuin sama tu orang? Ya ampuuuuun Pril gantengan juga Ali. Yang gue tau ya pemilik sekolah kita itu udah tua dan yang utama dia udah punya keluarga Pril, jadi lo jangan yang aneh-aneh deh," seru Devia dengan wajah kagetnya. Ia tak menyangka Prilly akan seperti itu.

'Pacaraaaan' jerit Prilly dalam hati. Ia tersenyum sangat manis membuat ketiga sahabatnya memandangnya aneh.

"Plis Pril jangan bilang lo ngerayu tu Bapak tua," ucap Arka berubah sangat serius.

Mendengar ucapan Arka senyum Prilly semakin lebar.

"Iya," jawabnya santai, memasang wajah sebahagia mungkin.

"Apaaa?????" ketiga sahabat Prilly itu berteriak kaget.

"Biasa aja dong," ketus Prilly mengusap telinganya yang terasa berdengung.

"Lo... ya ampun Pril gue nggak nyangka," seru Devia dengan wajah kagetnya.

"Lo gila Pril!" ujar Nio menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Cih, cuman karena mau bebas dari hukuman lo ngerayu tu Bapak tua Pril? Nggak nyangka gue," ujar Arka begitu dingin. Matanya menatap Prilly tajam.

Prilly tau sahabatnya ini tengah salah paham. Siapa pun akan mengira Prilly benar-benar merayu pemilik sekolah yang mereka ketahui sudah tua dan sudah memiliki keluarga. Karena hanya Prilly dan guru yang tau siapa pemilik baru sekolah ini.

"Kenapa sih? Biasa aja kali. Malah dia baik banget sama gue. Tadi gue lama tidur sama dia. Bahkan dia cuman ketawa pas gue bilang gue nonjok tu cewek menor, jadi nggak ada istilahnya gue ngerayu dia cuman karena mau bebas dari hukuman." cerita Prilly semakin memanas-manasi sahabatnya yang sudah seperti siap meledakan emosi mereka begitu mendengar ucapan Prilly.

"Lo murahan!" ucapan spontan Arka membuat Prilly bahkan Devia dan Nio menatap tak percaya ke arahnya.

"Apa lo bilang?" tanya Prilly yang sudah kehilangan mood-nya.

Niatnya yang hanya ingin mengerjai sahabatnya hancur begitu saja saat mendengar ucapan Arka. sungguh ucapan sahabat gilanya itu sangat membuatnya ingin meledak.

"Gue kenal lo udah lama dan baru sekarang gue tau sikap buruk lo Pril. Cih udah punya pacar masih ngerayu orang yang udah tua." ucap Arka begitu memancing emosi Prilly.

Arka terlalu kecewa mendengar ucapan Prilly yang mengatakan tadi ia tidur dengan pemilik sekolah yang Arka ketahui sudah tua. Dan kata tidur menurut Arka lebih dari tidur biasa.

"Lo nggak tau apa-apa diem aja," suara Prilly terdengar begitu dingin.

Devia beringsut merapatkan tubuhnya ke Nio yang menatap tegang ke arah Prilly dan Arka. Mereka berdua hanya terdiam tak tau harus berkata apa. Untung mereka sedang berada di taman belakang sekolah jadi tak ada satu orang pun yang melihat kejadian menegangkan itu.

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang