41. What is Exactly Wrong With Makayla?

Start from the beginning
                                    

Michael menggeleng tetap tak mau mengakui.

"Apa Sok Tua adalah berkatmu yang lain?" Michael menepuk bahu Abaghta sambil melenggang pergi. "Sebaiknya kita fokus."

***

Hari sudah gelap. Soteria sudah mulai terbangun dari tidur panjangnya. Di ruangan yang sangat gelap itu, dia mengerang karena baru mendapat pesan dari seseorang yang sangat ia hormati. Dalam mimpinya, Soteria dimarahi. Seseorang itu mengatakan jika Soteria tak selamanya benar, dan jangan membuat orang lain menilai begitu. Karena dengan menyatakan argumen, semua akan memercayainya. Dan berbahaya sekali jika keputusannya salah.

Untuk saat ini Soteria, atau siapa pun harus mampu bekerja sama dan memercayakan satu sama lain. Karena itu adalah jalan terbaik untuk mendapatkan kemenangan yang hakiki.

Soteria keluar dari kamar yang disediakan oleh keluarga White, lalu melihat semuanya sudah berkumpul. Seperti mereka hanya tinggal menunggu seseorang. Siapa lagi jika bukan dirinya?

"Oh hai Putri Tidur. Kau tidur seperti sudah setahun lamanya." Sindir Michael kesal. Karena Soteria mereka harus menunggu hingga satu hari lamanya hanya untuk membahas satu misi saja.

"Oh, itu sangat romantis Michael." Soteria menyentuh dadanya merasa tersentuh. Dengan suara perempuannya yang terdengar tak pantas dan mengerikan. Michael mengerenyitkan alisnya tak habis pikir. Tak mungkin jika Soteria menganggap itu sebagai rayuan.

"Halo Makayla, bagaimana kabarmu?" Soteria menghampiri Makayla, menyentuh tangannya dan berlagak sangat feminim. Oh, baiklah. Mungkin Michael salah waktu untuk melontarkan sindiran barusan.

"Ah. Aku baik Soteria." Makayla mengangguk meyakinkan.

"Jadi, apa kalian sudah menetapkan siasat?" Soteria memulai percakapan.

"Sesungguhnya kami menunggumu Soteria." Abidan menjawab dan membuat semua orang dalam ruangan mengangguk sambil menatap penuh tagih pada Soteria.

"Oh baiklah. Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan. Aku ingin kalian maju saja. Maksudku, jika aku sedang tidak ada, atau sedang tidur, kalian masih bisa menyusun siasat kan?"

"Edward bilang kau yang tahu segalanya." Michael menunjuk memakai kelima tangannya pada Edward dengan sopan.

"Tidak. Tidak lagi. Kali ini aku tidak akan memimpin. Aku serahkan pada kalian, aku hanya akan menjadi penasehat tanpa mengontrol apa pun." Jelas Soteria yang duduk tegak seperti putri raja itu.

"Tetapi kami benar-benar tak punya ide apa yang harus kita lakukan. Maksudku—apa ini hanya siasat, atau peperangan, atau apa kami tidak tahu. Aku dan Makayla khususnya masih memiliki sangat banyak pertanyaan. Sebelum kami sadar waktunya sudah sangat dekat."

Soteria mencamkan baik-baik perkataan Michael barusan. Soteria mengangguk.

"Oke. Untuk saat ini, aku berani bertaruh jika Abraham dan reng-rengannya sedang mencari keberadaan Michael dan Makayla. Dan mereka akan melakukannya dengan cara apa pun. Dixon Skylar pasti sudah mengancam mereka jika mereka tidak menemukan kalian. Kita hanya perlu bersembunyi. Dengan tapi, tetap menunjukkan keberadaan kalian."

Penjelasan itu mendapat kernyitan dahi dari Makayla.

"Apa maksudmu? Aku tak mau terlibat masalah lebih jauh. Lebih baik kita bersembunyi saja." Ujar Makayla resah.

"Tenang Makayla. Aku tahu jika Michael dipanggil salah satu ajang bergengsi karena memenangkan posisi pertama dalam kejuaraan potret mereka. Dan Makayla, kau ditawari rekaman oleh mentor musikmu. Aku bisa membuat karir kalian melonjak tajam, keluarga Black adalah seniman paling diperhitungkan di Negara. Kita bisa meminta bantuan mereka untuk yang satu ini." Saran Soteria. "Tunngu." Michael memotong. "Aku tidak mau karirku berjalan seperti itu. Mungkin juga Makayla. Jika kami harus melakukan itu dengan cara curang, beritahu kami alasan mengapa kami harus berunjuk gigi di keluarga Skylar untuk memenangkan misi ini?"

(TERBIT) Things I CanWhere stories live. Discover now