35. Let's Get Out of Here

1.2K 200 11
                                    

Makayla melambaikan tangannya saat Damien pergi dari halaman rumah Makayla. Dengan senyuman yang masih mengembang di wajah manisnya, Makayla menonton kepergian Damien yang sebenarnya baru kali ini ia terburu-buru seperti itu. Makayla menduga Damien akan langsung pergi ke Rumah Sakit setelah ini untuk melihat kedua sahabatnya.

Tepat saat Makayla akan membalikkan tubuhnya, lehernya tergerak menoleh ke arah gerbang karena mendengar suara mobil Michael.

Jiwa Makayla bergetar. Setiap kali ia melihat Michael menumpangi mobilnya sendiri. Karena ia kembali teringat dengan kejadian malam kemarin. Yang mana itu Makayla sendiri tak tahu harus mengategorikannya sebagai apa. Kenangan indah, atau kenangan buruk? Karena pada kenyataannya, Makayla mencium kekasih orang.

Makayla terperanjat saat Michael menurunkan diri dari mobil di hadapan Makaya. Ini adalah kejadian yang hampir tak pernah terjadi. Michael turun dan menatap Makayla yang nyaris tak bisa bergerak itu.

"Kay," suara Michael saat menyebutkan 'Kay' adalah suara terfavorit Makayla. Suaranya sangat dalam dengan suatu getaran yang terdengar lembut. Meski suaranya sangat dingin, namun ada kehangatan yang hanya Makayla yang bisa merasakannya. "Kau pulang dengan dia?" Michael mengerutkan alisnya marah. Makayla memberengut takut sambil mengangguk.

"Dia memberhentikan supirku dengan memberi gaji tiga kali lipat." Makayla mengatakan sejujurnya sehingga Michael membuang wajahnya kesal.

"Ck! Selalu saja seenaknya." Cemoohnya. Ia kembali menatap Makayla dengan waspada. Bisa-bisa Abraham curiga juga pada Damien. "Kay, dengarkan aku. Aku kira kau masih mengingat apa yang terjadi tadi malam kan?"

Sangat ingat Mike, hingga aku sulit bernapas jika sudah berdekatan seperti ini denganmu.

"Aku tahu kau sangat payah dalam hal berbohong. tetapi, kumohon, ini demi dirimu juga." Michael menatap Makayla dengan teduh. Dengan ketulusan yang terbaca jelas di dalam sana. "Jika nanti sekomplotan orang menyekapmu dan menanyaimu tentang kejadian tadi malam, aku ingin kau bungkam. Tutup mulutmu serapat mungkin." Perkataan itu membuat Michael refleks menatap bibir Makayla yang mana membuat keduaya sama-sama bergetar.

Michael membuang tatapannya untuk mengendalikan diri. Setelah dirasanya cukup, ia kembali lagi pada Makayla.

"Jika kau terlalu takut akan terlihat berbohong, maka, bilang saja jika malam itu kau mabuk. Itu bukan kebohongan. Jadi mereka akan berasumsi jika kau tak mengingat apa pun." Aku tak mau merasakan luka yang sama seperti tadi malam, Kay.

"Mereka akan mencelakaiku Mike." Makayla tertunduk takut.

"Kau hanya perlu mengulur waktu. Karena Kay," Makayla mendongak saat Michael meremas kedua bahu Makayla dengan lembut. "aku akan ada di sana."

***

"Max, kau ke mana saja?" Damien setengah berlari untuk menemui Max yang baru tadi menghubunginya. "Pen dan Dave masuk Rumah Sakit." Damien terengah dan Max menanggapinya dengan santai.

Max meminta Damien untuk menemuinya di sebuah gedung tua yang sepertinya sudah lama tak terpakai. Hanya ada kedua orang ini di dalam gudang. Max seperti memang sengaja memilih tempat ini untuk bertemu Damien agar keberadaannya tak tercium siapa pun.

"Aku sudah tahu, bahkan aku sudah memprediksi sebelumnya." Penjelasan Max membuat Damien sedikit gusar.

"Apa katamu?" Damien membentak dengan suara lembut yang menakutkan.

(TERBIT) Things I CanTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon