05. Don't Say To Her

2.1K 307 24
                                    

Makayla menyimpan jas almamater dan beberapa buku catatan di lokernya. Ia beruntung memiliki loker yang berada di dekat perpustakaan mengingat ia yang sangat hobi membaca. Tetapi keberuntungannya seakan ditendang saat melihat Michael yang melangkah menuju ke arahnya. Makayla berusaha melangkah tapi kakinya seperti terpaku di lantai. Jadi dia hanya pura-pura menyibukkan diri di dalam loker sekaligus untuk menutupi wajahnya dari Michael yang pastinya akan mengomel jika melihat Makayla sedang berdiri di dekatnya. Makayla mengaduh berbisik saat tahu bahwa loker Michael berada di sebelahnya, tepat di sebelahnya.

Michael sebenarnya sudah sangat menyadari jika gadis yang sedang berdiri di sebelahnya dengan menutup diri memakai pintu loker adalah Makayla Abigail Almo, mantan sahabatnya. Sebisa mungkin ia tak mengacuhkan keberadaan Makayla dan sibuk dengan pesan di ponselnya yang dikirim oleh Abraham. Abraham meminta Michael untuk menemuinya di parkiran sekolah setelah tadi berbincang di ruangan super aneh di sekolah ini. Michael menghela napas lelah. Kalau bukan karena hobiku, sudah kuabaikan pesan ini, gerutunya dalam hati.

Makayla mengerenyitkan matanya saat ia meraba sebuah gulungan kertas yang ia rasa bukan miliknya. Tanpa ragu, Makayla menarik kertas itu untuk ia lihat apa isinya. Makayla tertakjub saat ia melihat sebuah potongan gambar gadis cantik seumurannya di kertas itu. Tapi gambar itu sepertinya sudah diambil sejak beberapa tahun lalu melihat gambarnya yang terkesan tua dan berwarna hitam-putih. Makayla membuka kertas berikutnya dan membaca judul sebuah artikel yang menyatakan 'Mary Arnold Diduga Hilang'. Tanpa membaca detail tulisan itu, Makayla membuka gambar berikutnya yang lebih mengejutkan. Foto-foto gadis seumuran dirinya terpampang berjejer di kertas ini. Masing-masing foto diberi tahun, dan foto yang paling baru diambil adalah foto tahun lalu, 2009. Makayla membuka kertas berikutnya, tetapi semuanya terjatuh saat seseorang menyentuh bahu Makayla membuat kertasnya berhamburan ke bawah.

Makayla terkesiap dan berjongkok memunguti kertas-kertas itu satu per satu. Orang yang mengagetkan Makayla dengan santainya hanya menunggu Makayla selesai tanpa membantunya sedikit pun. Saat Makayla selesai dengan semua kertasnya, ia kembali berdiri dan berbalik untuk menemui siapa yang mengagetkannya. Kau bisa menebaknya bukan jika itu Michael?

"Mike?" Makayla teraneh. Michael sudah beberapa kali mengajaknya bicara hari ini yang mana itu membuatnya menjadi merasa sangat aneh, karena Michael tak biasanya seperti ini.

"Lokermu di sini?" Michael mengerenyit kesal. Makayla mengangguk dua kali dengan ragu karena ketakutan akibat tatapan membunuh yang Michael berikan padanya.

"Ck," Makayla mendengar dengan jelas decihan itu dari mulut Michael. Makayla merutuki dirnya sendiri dan bertanya-tanya pada batinnya mengenai nasibnya yang selalu didekatkan dengan Michael. Ia pun sama sekali tak ingin seperti ini jika semuanya akan membuat Michael kesal. Makayla benci melihat Michael kesal.

Makayla menggulung kertas-kertasnya dengan gugup selagi Michael masih memandanginya dari jarak yang cukup dekat. Secara perlahan kerutan dahi Michael menghilang saat melihat rona pipi Makayla yang begitu terlihat cantik. Makayla terlihat cantik saat ia malu dan menunduk. Michael menelan ludahnya mencegah dirinya untuk berpikiran seperti itu.

"Kay, aku tahu kau dekat dengan Lyla." Michael menarik tasnya yang merosot kembali ke sebelah bahunya. "Aku ingin kau tutup mulut mengenai kita yang dulu pernah—" Michael merem perkataannya saat ia menyadari ia sendiri tak tahu harus mengatakan hubungan antara dia dan Makayla itu apa.

"Kita pernah apa?" Makayla masih tertunduk. Michael ingin sekali mengangkat dagu Makayla agar ia bisa menatap binar mata Makayla. Tapi Michael menahan dirinya sendiri sebisa mungkin untuk tak melakukan hal fatal seperti itu. Michael memikirkan jawaban atas pertanyaan Makayla.

Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Michael angkat bicara.

"Kita pernah saling mengenal." Michael menganggukkan kepalanya merasa puas dengan jawabannya. "Jangan pernah bawa dia ke rumahmu. Jangan bilang kita tetangga apalagi memunyai nama belakang yang sama." Hati Makayla terasa remuk saat mendengar permintaan menuntut Michael. Ia merasa begitu menyedihkan saat merasa Michael tak mau sama sekali Lyla tahu jika Michael pernah mengenal bahkan dekat dengan gadis memalukan ini di masa hidupnya.

(TERBIT) Things I CanWhere stories live. Discover now