22. A Realtionship

1.2K 222 45
                                    

Tatapan Michael melembut saat Makayla dengan sangat jujurnya mengatakan jika ia sangat menyayangi Michael. Michael maupun Makayla tak pernah tahu jika jauh di dalam lubuk hati Michael, ia merasakan hal yang sama dengan Makayla. Bahkan mungkin, perasaannya lebih dalam dari apa yang baru saja membuat Makayla sadar itu. Keduanya hanya terlalu buta untuk tidak menyebut perasaan mereka sebagai anugerah indah yang pernah Tuhan berikan.

"Apa kau ingin aku membersihkan ini untukmu?" tanya Makayla yang pada kenyataannya tak sekuat sekarang. Sesungguhnya, ia ingin berlari dari rumah Michael lalu mengambrukkan dirinya ke ranjang kamarnya dan mengurung diri di sana selama mungkin. Tapi Makayla sadar betul jika apa yang dilakukan Michael adalah buah dari kesalahan Makayla. Dan ini waktunya untuk memperbaiki.

"Makayla?"

Tiba-tiba saja suara itu menginterupsi Michael dan Makayla yang sedang terkubur di pikiran masing-masing. Michael membesarkan matanya ketika Makala menoleh ke belakang dan melihat siapa yang datang.

Itu Lyla.

Lyla tiba-tiba melangkah ke teras rumah Michael yang luas dan melewati tubuh Makayla untuk berdiri di sebelah Michael. Tangannya merangkul tangan Michael seolah diri Michael adalah miliknya dan Makayla tak punya hak bahkan untuk sekedar menatap.

"Hai Lyla." Alis Makayla terangkat di saat Michael hanya diam tak berkutik seperti bingung harus melakukan apa dia sebenarnya.

Kenapa aku menjadi merasa sangat bersalah pada Makayla? Aku bebas melakukan apa pun tanpa sepengetahuannya. Aku bebas menyakitinya kapan pun karena memang itulah tujuanku hidup. Batin Michael tak mengerti dengan perasaan bersalahnya ini.

"Makayla, rumahmu di sini?" tanya Lyla yang dengan lempengnya masih bisa tersenyum tanpa memperhatikan jika Michael dan Makayla sedang dilanda rasa canggung yang hebat.

Jangan pernah bilang kau tetanggaku pada Lyla. Sekelebat bayangan itu tiba-tiba saja lewat di pikiran Makayla.

"Ah. Tidak kebetulan aku sedang lewat." Alibi Makayla masih membuat Michael membeku di tempatnya. Mata Lyla turun dan melihat makanan dan pecahan piring yang berserakan di teras rumah Michael.

"Apa ini punyamu?" tanya Lyla sambil menundukkan kepalanya menatap jijik pada kue yang sudah sangat tak enak lagi kelihatannya.

"Ya. Tadinya untuk Michael. Tapi ternyata jatuh."

Tiba-tiba saja Makayla dan Lyla tersentak saat Michael menarik pinggang Lyla dengan cepat dan...

Menciumnya.

Mata Lyla masih melotot kaget saat bibirnya dikulum oleh Michael dengan napas yang berderu. Sementara Makayla.

Makayla.

Entahlah.

Makayla terhenyak dan ingin mati berdiri saja ketika melihat pemandangan ini. Michael dengan sengaja mencium Lyla di hadapan Makayla yang mana membuat Makayla begitu sakit hingga bahkan ia tak bisa menggerakkan sendi-sendinya yang ingin segera melarikan diri dari tempat itu.

Dengan sigap Lyla melepas ciuman singkat Michael itu dengan kesusahpayahannya. Lyla menatap marah kepada Michael yang seperti sengaja menciumnya di depan muka Makayla hanya untuk membuat Makayla cemburu dan marah terhadapnya.

Pada kenyataannya Lyla bukanlah gadis yang menghalalkan segala cara untuk mencapai semua keinginannya. Ia bisa membaca jika apa yang baru saja Michael lakukan hanyalah siasatnya untuk membuat Makayla tersakiti. Dan sesuatu baru menampar hatinya.

(TERBIT) Things I CanWhere stories live. Discover now