30. Find Another Fact

1.3K 198 24
                                    

Michael terbangun dalam kondisi yang kurang prima. Bagaimana tidak? Semalam suntuk ia gunakan untuk menjaga Makayla bersama Damien. Dan alhasil, Abraham tidak datang ke rumah Makayla. Bahkan tanda-tanda kemunculannya saja tidak ada.

Yah. Kendati demikian, tak membuat Michael berhenti untuk mengkhawatirkan Makayla. Mungkin saja Abraham sedang menyusun siasat untuk menyerang Makayla di saat Michael dan Damien lengah. Atau Soteria sudah benar-benar membereskan Abraham. Entah bagaimana caranya.

Makayla terbangun dengan rasa pusing yang sangat. Kepalanya serasa berputar-putar tak beraturan. Setelah ia sadari, Allyson sedang terlelap di sebelahnya dengan posisi terduduk memegang tangannya erat. Alisnya terkerut dan tak bisa mengingat kejadian apa yang terjadi tadi malam. Tetapi, entah mengapa Makayla tiba-tiba menyentuh bibirnya.

"Kau sudah bangun, Sayang." Allyson ikut terbangun ketika putrinya membuka mata dan membuat Makayla terkaget karena sedang memikirkan peristiwa tadi malam.

"Bu, apa yang kaulakukan di sini? Apa ada sesuatu yang salah tentangku?" tanya Makayla khawatir sekalian memastikan telah terjadi apa. Allyson tersenyum sangat cantik.

"Tidak Sayang. Aku hanya merindukanmu. Kau sudah tumbuh besar sekarang. Dan aku sangat menyesal tak merasakan langkah per langkah proses kedewasaanmu. Maafkan aku." Allyson mengusap kepala Makayla dengan lembut. Sebenarnya Makayla senang dengan perlakuan ibunya. Tetapi, bukankah dengan berlaku seperti ini membuat Makayla curiga akan sesuatu yang telah terjadi?

"Apa sekarang hari senin?" Makayla menggeliat merasa tulang-tulangnya terperangkap.

"Ya. Kau mau sekolah?" tanya Allyson sambil berdiri hendak bergegas. Makayla menganggukkan kepalanya. "Memang tubuhmu tidak terbebani?" Apa maksudnya terbebani?

"Tidak, sekarang pelajaran Mr. Simpson. Jika aku tak masuk, maka aku akan membuat dua nilai menjadi buruk." Kata Makayla. Allyson tersenyum.

"Kenapa bisa begitu?"

"Ya, karena ini tugas detektif, Bu. Aku akan mencari tahu sesuatu tentang temanku, dan begitu pun juga salah satu temanku akan mencari tahu tentang aku. Entah siapa itu. Dan jika aku tak masuk, maka nilaiku dan nilai temanku itu akan kosong. Kau mengerti kan?" ujar Makayla dengan manja. Rasa pusingnya berangsur pulih dengan cepat.

"Oke. Bersiaplah." Allyson memeluk tubuh Makayla yang mana membuat Makayla teraneh. Tak biasanya ibunya seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi?

Segera Makayla menepis pemikiran negatif itu dan membalas pelukan Sang Ibu. Seharusnya ia bersyukur masih diberi kesempatan untuk berdekatan dengan ibunya secara nyata.

***

Setelah siap, Makayla buru-buru mengenakan sepatunya. Gitarnya tak ketinggalan ia bawa. Semenjak Damien memberikan lagunya, Makayla jadi merasa memiliki utang kepada Damien. Karena setiap Makayla memberi lagu, pasti Damien juga melakukannya, begitu pun sebaliknya. Jadi, karena hari ini ada ekskul musik, Makayla berniat untuk membuatkan lagu untuk Damien.

Makayla tersenyum sendiri mengingat wajah Damien, entah mengapa. Adakah Makayla mulai merindukan Damien?

Begitu Makayla selesai dengan sepatunya, ia mendongak dan melihat Michael sedang menatapnya dari jauh. Tasnya digendong di sebelah bahunya, dan kaki Makayla seperti terpaku di teras rumahnya sambil menunduk malu. Dalam hatinya bertanya-tanya mengapa Michael memperhatikannya seperti itu? Apa lagi yang Makayla lakukan sehingga membuatnya marah? Makayla sangat ketakutan, dalam waktu yang sama, ia merasakan kupu-kupu berterbangan di atas perutnya.

(TERBIT) Things I CanWhere stories live. Discover now