37. Step By Step

1.1K 213 68
                                    


Michael dan Makayla duduk di hadapan seseorang yang Michael cari. Makayla membuang muka benar-benar tak habis pikir dengan siapa ia sedang berhadapan sekarang.

"Ed itu Dr. White? Apa-apaan ini?" Makayla merasa kesal karena merasa dibohongi selama ini oleh Dr. White.

Dr. White menatap Makayla dengan senyuman hangatnya sementara Michael masih duduk dengan tegang, jemarinya saling bertautan. Michael sudah menemui Dr. White tanpa sepengetahuan Makayla. Michael tertarik membawa Makayla kemari karena Dr. White menjanjikannya. Meskipun Michael tak bisa sepenuhnya percaya.

"Namaku Edward White, Makayla. Maaf jika aku tak pernah memperkenalkan nama depanku." Ujar Edward memperkenalkan diri pada Makayla yang terlihat ngambek itu. "Dia istriku, Anna. Dan ketiga anakku Abdiel, Abidan, dan Abaghta. Mereka kembar tiga, dan kelahirannya telah diramalkan." Informasi dari Edward itu membuat Michael dan Makayla menatap tertarik.

"Diramal?" mata Michael memicing.

"Ya. Aku tahu kalian juga anak-anak yang diramalkan. Tetapi tentu kalian punya peran yang sangat berbeda dan sangat penting untuk kami." Edward menyesap kopi yang telah disajikan di hadapannya oleh Anna.

"Apakah seorang nenek yang datang meramal kalian?" terka Michael membuat Makayla tiba-tiba saja mengerutkan keningnya sambil menatap Michael. Itu artinya, Mike tahu mengenai ramalan itu. Tahu dari mana? Carla?

"Ya, nenek itu. Sampai sekarang aku kenal dengan keturunannya." Edward menambahkan. "Kalian juga pasti sudah menemuinya. Dia seseorang misterius yang tempo hari menyembuhkan racun di tubuh Makayla dengan air liurnya."

"Soteria?" Michael langsung menebaknya dan mengubah ekspresi wajah Makayla secara drastis.

"Apa maksudmu air liur?" Makayla mengerenyit ngeri. Sementara Edward dan Michael saling bertatapan lalu berusaha menahan tawa mereka masing-masing yang mana membuat Makayla merasa dikerjai. Sial! Jadi yang kuminum itu air liur Soteria?

"Jadi, kau mengenal Soteria juga?" Michael merasa sedikit lebih sedikit merasa ini semakin masuk akal.

"Jauh sebelum kau mengenalnya. Jangan tertipu dengan penampilan, sebenarnya dia sudah tua." Edward cekikikan mendengar penjelasannya sendiri. Michael mengangguk mengiyakan karena tahu jika tubuh yang Soteria gunakan bukan tubuh aslinya. Tubuhnya mungkin sudah melebur dengan tanah. Makayla merasa menjadi kutu di sini.

"Jadi Dr. White..."

"Panggil Ed saja." Edward menginterupsi. Makayla merasakan lidahnya seperti sangat kelu karena kebiasaannya memanggil Dr. White harus ia ganti menjadi Ed.

"Bukankah kau waktu itu akan memberitahu kami sesuatu tentang hal yang sangat penting? Nah, malam ini kami sudah berkumpul, bisakah kau bicarakan apa yang ingin kausampaikan dan mengobati rasa penasaranku?" ujar Makayla.

***

"Damien, ada apa?" Lyla bertanya-tanya dalam hatinya apa yang sedang terjadi dengan Damien yang tiba-tiba datang dengan wajah yang semrawut. Wajahnya dipenuhi aura emosi yang sejujurnya baru kali ini Lyla lihat. Damien selalu identik dengan kelempengannya. Dan kini seolah-olah Damien dapat mengubah atmosfir ruangan dari dingin ke panas.

"Ke mana kau membawa Kayla?" Damien meremas kedua lengan Lyla dengan tatapan membunuhnya. Lyla membuang wajahnya sambil terpejam ketakutan.

(TERBIT) Things I CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang