15. Perubahan kecil

Začať od začiatku
                                    

Oh, astaga! Apa Alvin memesang penyadap pada Eann? Pikirnya panik.

Sementara Voy justru tampak bahagia di ujung siang itu. Ada rasa lega setelah mengatakan isi hatinya pada Eann. Meski pada awalnya ia sendiri tidak yakin, perasaannya pada cewek itu adalah rasa suka, atau hanya rasa penasaran karena pertemuan mereka menyisakan banyak kesan untuknya. Tapi semakin hari, satu hal yang ia sadari, Voy tidak suka melihatnya tersenyum dan menangis di depan orang lain.

Dan saat itu Voy menyadari, perasaannya pada Eann berbeda dengan rasa ingin melindungi yang ia rasakan pada Rissa atau yang lain. Meski Voy tak tahu, sebesar apa rasa suka itu pada Eann, tapi dia yakin, perasaannya akan terus berkembang. Dan dia akan membuktikannya.

"Sepertinya kamu sedang bahagia?"

Voy menoleh mendengar Navin yang tiba-tiba muncul di pintu kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Voy menoleh mendengar Navin yang tiba-tiba muncul di pintu kamarnya.

"Tumben ke sini. Ada apa?" tanyanya mengiringi langkah Nav, menjatuhkan diri di kasur Voy.

"Aku...," sejenak Nav tak melanjutkan ucapannya. Bimbang, antara bercerita atau tidak pada senior sekaligus sahabatnya itu.

Voy sendiri terlihat sedikit tegang menunggu lanjutan kalimat Nav. Berpikir, mungkinkah Fani menceritakan sesuatu padanya?

"Terjadi sesuatu?" tanyanya.

Nav bangkit dari posisinya, lalu duduk bersila di kasur Voy. "Apa kamu tahu, aku dan Eann, maksudku Arveann, kami pernah pacaran," ucap Nav.

Dahi Voy berkerut, ada rasa aneh di hatinya. "Hmm, ya, aku sudah menduganya," sahutnya sedikit tak mengerti arah pembicaraan Nav.

"Be-benarkah?"

Voy mengangguk. "Terlihat jelas dari perlakuanmu padanya," ucapnya santai, namun bertentangan dengan hatinya.

"Begitukah?" gumam Nav seraya kembali menjatuhkan diri di kasur Voy. "Apa kamu tahu, aku mengenalnya nyaris seumur hidupku? Kami seolah dibesarkan bersama, lalu perasaan itu perlahan berubah, dan kami jadian begitu saja..."

Tanpa sadar, tangan Voy terkepal di kedua sisi tubuhnya mendengar cerita Nav.

"...tapi karena terlalu lama bersama, kejenuhan muncul, dan aku mengkhianatinya. Entah berapa kali aku jalan dengan cewek lain di belakangnya. Tapi aku selalu saja kembali padanya, seolah dia adalah rumah yang akan selalu menungguku," lanjut Nav tanpa menyadari rahang Voy yang mengeras.

"Lalu bagaimana dengan Rissa?" tanya Voy dengan menahan sesak di dadanya.

"Rissa berbeda. Dia membuatku tak bisa berpaling. Asal bersamanya, aku tidak peduli pada yang lain. Tapi..., Eann kembali. Aku pikir aku sudah tidak merasakan apapun lagi dengannya. Tapi aku terlalu terbiasa dengan kehadirannya. Bahkan terkadang aku lupa, dia bukan milikku lagi."

Nav menoleh pada Voy, sementara pemuda itu tampak menghela napas sesak.

"Apa yang harus aku lakukan, Voy? Rissa memberiku harapan, tapi tidak pernah menerimaku. Dan aku takut, aku akan kembali jatuh cinta pada Eann. Aku takut, perasaanku pada Rissa hanya sebuah rasa penasaran, dan pada akhirnya aku akan kembali pada Eann seperti sebelumnya."

MY EX-BOY'S FRIENDSWhere stories live. Discover now