Love Time

275 30 29
                                    

Aku menyukai mu, maukah kau mendengar perasaanku yang sebenarnya?

*

*

*
Krieett..
Aku membuka pintu kamar tidur. Aroma yang sangat kurindukan memasuki celah pori-pori di tubuhku. Membuat ingin segera menghempaskan diri di kasur putih yang membentang di hadapan.

Sudah 2 tahun aku meninggalkan ruang ini. Juga meninggalkan kenangan yang ada di dalamnya.

Aku mengambil bingkai foto yang terletak di nakas. Memandangi sosok di dalamnya. Dia adalah seorang yang membuat ku sesak napas karena merindukannya.

Aku yakin gadis dalam foto ini tahu kepulanganku. Dan sedang menuju kesini dengan kecepatan maksimal.

Selama ini, aku tau dia menyukaiku. Tapi aku mengacuhkannya.

geoteuron gwansim eomneun cheok
chagaun dosiui namjain cheok.

Tapi dia pun seolah mengabaikan hal itu, dan asyik berpacaran dengan pria lain. Dasar gadis aneh!

naega meomutgeorineun dongan neoege
ssodajineun dareun namjadeurui
gwansim gadeukhan nunbit chinjeolhan taedo
nan jeongmal michigesseo

Bagaimana aku tidak menggila, kau seakan lebih populer daripada aku yang seorang artis!

aesseo oemyeonhalkka saenggakdo haetjiman no
geureol sun eobseo
namjaga anijanha
ireoke heomuhage doraseondamyeon

Kali ini, kau tak akan ku lepas lagi. Aku sudah terlalu lelah menahan cemburu. Hatiku akan meledak jika tak segera mengungkapkannya.

Aku mendengar suara pintu depan terbanting menutup. Rupanya gadisku sudah datang.

Drap.. Drap.. Drap..

Suara langkah kakinya ketika menaiki tangga sangat berisik sekali.

"5..4..3..2..1...!" hitungku.

Pintu tiba-tiba menjeblak terbuka, sosok itu berdiri di sana. Semeter di depanku. Ingin rasanya ku rengkuh gadis mungil ini dalam pelukanku. Tapi, tentu saja aku gengsi melakukannya.

"Oppaa!" teriakannya memenuhi seluruh ruangan.

"Haiishh! Kau berisik sekali! Aku mau istirahat!"

"Oppa tidak merindukan ku? Aku sangat merindukan oppa." Gadis berambut ikal ini sudah duduk disampingku sekarang.

"Umm.. Akan ku pikirkan setelah bangun tidur nanti," ucapku masih berusahan acuh.

"Oppa~yaa! Aku menyetir dengan kecepatan tinggi hanya untuk menemuimu, dan lagi-lagi aku di abaikan!"

"Je woo yaa~! Kau ingin aku serangan jantung! Sudah berapa kali ku katakan jangan ngebut!"

"Nado, Bogoshippeoyoo oppa," ucap Park Je Woo manja.

Aku mengelus kepalanya pelan, ia sangat menyukai hal itu. Langsung saja je woo memijat bahuku. Pijatannnya tidak kalah nyaman dengan eomma.

"Je woo yaa~"

"Ne."

"Siapa pacarmu kali ini?" tanyaku penasaran.

"Aku tidak punya pacar. Capek! Aku ingin menikah saja!" jawabnya cepat.

"Memangnya kau sudah punya calon?" Aku sedikit kaget mendengar ucapan gamblangnya.

"Ani, tapi itu masalah enteng!" jawab Je Woo sekenanya.

"Yaa! Kau ini, memilih suami itu tidak boleh sembarangan! Ia akan menemanimu seumur hidup! Pilihlah dengan benar!"

"Arraseo oppa, tidak perlu mengomel seperti itu."

Kami kembali terdiam. Pikiranku melayang. Aku tahu, kalau tidak hari ini, kalau tidak saat ini. Ia akan terlepas lagi. Aku tidak mau kehilangan kesempatan.

"Je Woo ya~" kali ini nadaku lebih lembut.

"Ne~ oppa."

"Uri yeonaehalkka?" debaran jantungku memacu kencang ketika mengatakannya.

uri yeonaehalkka
na oraetdongan solloyeoseo
yeonaega seotulji moreujiman
ne jeon namjachinguboda
nega mannan modeun namjaboda
gajang neol saranghalge.

Tidak ada jawaban. Tangan kecilnya yang memijatku pun terhenti. Aku segera membalikkan badan untuk menatap gadisku. Matanya terbelalak menatap nanar diriku.

"Kau tidak mau mengganti marga mu dengan nama Lee?"

Dia masih terdiam. Sesaat kemudian buliran air mata jatuh di pipinya yang sewarna cherry blossom. Jujur, bukan reaksi seperti ini yang aku harapkan. Aku menjadi bingung seketika.

"Je-je woo? Park Je Woo?? Apa kata-kataku salah?"

Aku merengkuhnya dalam pelukan. Mencoba menenangkan hatinya. Ah! Pupus sudah harapanku. Aku memang sangat bodoh!

"Kenapa oppa baru bilang sekarang? Sudah begitu lama aku menunggu kata-kata itu," ucapnya masih setengah terisak.

Aku melepaskan pelukan ku segera. Ku tatap kembali wajah indah dengan mata cokelat ini, yang sekarang menatapku teduh. Senyuman gadisku merekah, lekukan kecil di bawah matanya ini selalu berhasil menggodaku. Ku kecup pelan lekukan itu.

Ia kembali terkesiap, dan menyentuh bagian yang ku kecup tadi. Wajah gadis ini sekarang menjadi semerah tomat.

Matanya kembali terbeliak ketika aku membuka kotak yang sedari tadi tergeletak di sisi ranjang. Cincin bermata batu sapphire kesukaannya bertengger manis disana.

Will you marry me?

Aku memang tidak mendapat jawaban, tapi ciuman tepat di bibir yang diberikan gadis ini langsung ku balas dengan sangat bersemangat. Ku rasa ini cukup sebagai jawaban.

uri kiseuhalkka
I love you ireon dalkomhan mal
maeil haejugo sipeunde
na yonggi inneun namja doeeo
kkok neoreul gajigo sipeunde
nae gyeote isseojullae
uri yeonaehalkka.

Ah! Aku lupa memperkenalkan diri. Aku Lee Seunggi. Aktor dan juga penyanyi yang baru menyelesaikan wajib militernya.

************************************
Hai.. Hai.. Maaf drabble lagi ahahaha..
Sebenarnya menulis drabble membantuku meningkatkan mood untuk menulis, karena, bagiku, kepuasaan seorang penulis bukan hanya karena berhasil menyelesaikan karya-karyanya. Tapi membuat pembaca baper dan memuaskan para penikmat bacaan adalah tujuan utama. So, aku harap kalian mengerti hehehe..

Cerita kali ini ku persembahkan untuk diriku sendiri, (hahahaha)

Tapi semoga kalian menyukainya 😘😘😘

Saranghae,

Tika_mener



The DrabbleWhere stories live. Discover now