[Barista] 60sec

386 35 51
                                    

Tittle : 60sec

Author : WinJ_Min [MinA]

Lenght : Short story - 500 word passed ><

Disclaimer : Alur, ide cerita adalah murni milik saya.

DON'T COPAS AND DON'T BE A SILENT READERS!!!

Terinspirasi dari salah satu lagu favorit saya sepanjang masa ㅠㅠ

Yang INSPIRIT pasti tahu lagu ini, kalo gak tahu, jangan ngaku INSPIRIT yeh ㅠㅠ

.

- 60 detik aku mendengar suaramu.

1 detik pertama mataku terbuka.

Pikiranku mengacak jauh tidak jelas arah.

60 detik juga, aku tersadar ini bukan cerita tentang kita. -

***

"Yeoboseyo? "

Suaranya, terdengar begitu lembut menembus pendengaranmu. 1 detik pertama mendengar suaranya di balik sambungan telepon, tanpa melihat wajah si pengucap.

"Yeoboseyo? Ige ... nuguya?"

Dirimu membiarkan seseorang di ujung panggilan bertanya sepihak, tanpa balasan darimu. Dirimu hanya mendengar suara itu, tak peduli dengan jawaban apa yang harus dirimu berikan padanya.

60 detik berlalu, dirimu memutuskan untuk menyudahkan panggilan tak berarti itu. Namun dirimu sudah terlanjur mendengar suaranya yang kau pikirkan saat itu juga.

1 detik pertama mataku terbuka.

Pikiranku mengacak jauh tidak jelas arah.

Dilain waktu, dirimu kembali menghubungi nomor yang sama. Nomor di mana dirimu hanya mengisi 60 detik panggilannya dengan diam.

Lagi.

"Yeoboseyo? "

Suaranya, lagi. Menembus pendengaranmu dengan manis. Lagi, dirimu tidak menjawab, pikiranmu benar telah teracak jauh tidak menentu arah. Seketika, pikiranmu menetap pada pandangan yang mungkin nanti akan dirimu lewati bersamanya suatu hari.

Tersenyum bersama.

Melengkapi satu sama lain.

Melewati hal sulit sekalipun.

Dan mengukir kebahagiaan sampai akhir.

Dirimu seketika mengulas senyum, membayangkan sebuah kemungkinan yang dirimu pikir dengan ajaibnya akan mendatangi hidupmu dan hidup si pengucap di ujung panggilan telepon.

"Yeoboseyo? Ige ... nuguya?"

Suaranya, lagi. Kembali membawamu jauh dan menetap pada pandangan illusimu tentang kemungkinan yang akan datang padamu dan dirinya di saat kalian telah bahagia.

Dirinya menyerah dengan masalah kalian.

Dirimu tak lagi hanya sekali, membuatnya menangis.

Dirimu dan dirinya seakan lupa dengan kebahagiaan.

Dan dirinya, berhujung benar menyerah.

Dirinya, meninggalkan dirimu.

Ulasan senyummu seketika lenyap tanpa dirimu sadari, pandangan ilusi tentang hidupmu dan hidupnya yang nanti berawal bahagia penuh kehangatan. Berhenti pada pandangan ilusi tentang hidupmu dan hidupnya yang nanti berakhir dengan penuh air mata dan kesakitan.

Dirimu bisa membaca atau membayangkan bagaimana rasa sakit itu nanti, dirimu masih mendengar desah napas menunggu dari seseorang di ujung panggilan.

Dirimu telah memandang semua itu jauh dalam ilusi, memikirkannya dan menenggelamkannya dalam kalut otakmu. Hingga tanpa dirimu sadari, air mata perlahan menyeruak dari ujung matamu dan dengan begitu perlahan, mengaliri sebagian inci wajahmu.

Dirimu kini tersadar betul. Semua akan berjalan bahagia seperti apa yang dirimu bayangkan, namun juga, dirimu tersadar bahwa semua akan berakhir menyakitkan seperti apa yang dirimu bayangkan.

Masih dengan menggenggam benda pipih yang mempertemukan suaranya dengan suaramu yang tidak saling mengenal, dirimu hanya memiliki satu jawaban untuk membalas semua sapaan darinya, dan balasan untuk perasaanmu yang kau sebut dengan, cinta.

"Saranghaeyo ...."

Satu detik terakhir dari 60 detikmu, kaugunakan untuk berucap dan memutuskan panggilan. Juga untuk memutus semua pandangan ilusi yang kini hanya terbayang semu, namun ini semua jauh lebih baik. Tidak akan ada yang bahagia, dan tidak ada yang akan tersakiti, di akhir cerita.

60 detik aku mendengar suaramu.

60 detik juga, aku tersadar ini bukan cerita tentang kita.

- Di waktu yang sama.

Di dua kisah yang sama.

Namun di dua sisi yang berbeda.

Kau memberikan dua memori yang berbeda.

Kebahagiaan.

Dan kesedihan. -

~ END ~

Note : ok, maafkan jika reader tidak mengerti dengan ff ini ㅠㅠ Absurd, tidak ada feel, dan tema tidak mendukung, maafkan astaga maafkan ㅠㅠ

[SEPTEMBER] Regular MenuWhere stories live. Discover now