35

13.9K 1K 110
                                    

Mendengar kembarannya pingsan Adlan berlari pontang-panting. Dia panik setengah mati, entah, apa yang dilakukan oleh kembarannya sampai pingsan di kelas.

Kepala Adlina ada di pangkuan Cleo, dengan cepat Adlan membawa Adlina ke rumah sakit, untung saja hari ini dia bawa mobil.

"Maaf, maaf, lagi-lagi aku gak bisa jaga kamu." Mati-matian Adlan menahan air matanya.

***

Adlan di rumah sakit hanya sendiri, karena saat teman-temannya yang lain ingin ijin tidak di perbolehkan.

Adlan sudah menghubungi keluarganya. Mama-nya yang sedang belanja ria panik, Papa-nya pun meninggalkan meeting hari ini.

Dia sudah mengusap wajahnya dengan kasar. Adlina masih di periksa. "Maaf, maaf, lagi-lagi aku ceroboh jagaiin kamu."

"Adlan," Adlan langsung melihat Mama-nya. Dia langsung memeluk Cantika, pertahanannya runtuh, dia menangis kalau mengingat kembarannya sedang di periksa.

Cantika hanya mengelus punggung anaknya, dia tau pasti anaknya tertekan karena, lagi-lagi kembarannya masuk rumah sakit.

Ceklek

Mendengar suara pintu terbuka Adlan dengan cepat menuju dokter yang memeriksa Adlina.

"Keadaan kembaran saya gimana, dok?" tanya Adlan

"Dia hanya keracunan makanan." Jelas dokter tersebut.

"Keracunan makanan?" tanya Adlan untuk memastikan.

Dokter tersebut mengangguk. "Pasien sudah siuman, kalau ingin masuk silahkan."

Tanpa disuruh dua kali Adlan dan Cantika masuk. Adlan langsung memeluk kembarannya.

Adlina merasa tercekik, tangannya meronta-ronta kearah Cantika meminta bantuan. "Adlan, itu Adlina gak bisa nafas."

Dengan cepat Adlan melepas pelukannya, Adlina menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. "Lo mau bikin gue mati, hah?" Adlina menabok lengan kembarannya.

"Yah, maaf, kan gue khawatir. Lo tau gak, pas dapet kabar lo pingsan, pikiran gue udah kalut banget."

"Apa yang di rasa sekarang, sayang?" Cantika mendekati anaknya dan mengelus rambut anaknya dengan lembut.

"Pusing Ma, tadi perut Adlina sakit banget." Adu Adlina.

"Lo keracunan, lo makan apa aja hari ini?" tatapan Adlan menyelidik.

"Makan nasi goreng, pisang goreng, teh manis, air mineral sama terakhir nasi rendang dari lo." Adlina menunjuk Adlan.

Adlan menunjuk dirinya sendiri dan mengernyit. "Gue? nasi rendang apaan?"

"Lho, tadi ada anak cowok nganterin makanan bilangnya dari Adlan, yaudah gue makan." Adlina memicingkan matanya.

Adlan geleng-geleng kepala. "Aneh, gue berani sumpah ketabrak kontener, gue gak pernah nyuruh orang beli nasi rendang. Tapi, tunggu nasi rendang?" Adlina mengangguk dengan cepat.

"Di kantin gak ada yang jual nasi Padang, berarti itu beli di luar. Lo inget siapa yang ngasih makanan itu?"

"Dia pake masker, gue gak bisa liat mukanya."

TS [1] Adlina (END-LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang