22

15.5K 1.1K 92
                                    

Adlina merebahkan badannya di kasurnya, dia masih memikirkan percakapan terakhir bersama kembarannya.

Flashback on

"Kayaknya gue suka deh sama Cleo." Adlan tersenyum, entahlah kenapa menyebut namanya saja dia bisa tersenyum.

"Cleo temen gue?" tanya Adlina meyakinkan.

TAK

"Aduh! Sakit tau." Adlina meringis sambil mengusap keningnya.

Adlan mendengus kesal, "makannya jangan lemot."

"Kok bisa sih?" tanya Adlina.

"Lo pernah denger nggak dari mata turun ke hati?" Adlina hanya mengangguk.

"Awalnya sih biasa aja tapi, lama-lama kalo deket dia gue maunya jingkrak-jingkrak."

"Cuma lo doang yah, kalo di novel-novel yang gue baca. Kalo orang suka jantungnya deg-degan kok, lo malah jingkrak-jingkrak, sakit lo yah?" Adlan hanya menggeleng sambil mengedip kearah kembarannya.

"Oh, iya, tadi lo mau cerita apaan?" tanya Adlan.

Adlina menepuk keningnya, "yah, gue lupa."

Adlan hanya geleng-geleng kepala. "Gak heran sih, lo kan nenek-nenek berkedok remaja." Adlina langsung menabok lengan kembarannya.

Flashback off

Adlina memejamkan matanya. Dia merasakan apa yang sedang Adlan rasakan. Hampir tujuh belas tahun bersama baru kali ini Adlan tersenyum karena perempuan lain.

Tujuh belas tahun bersama Adlina sempat berpikir apa kembarannya akan terus selalu bersamanya sebagai pelindungnya. Tapi, faktanya Adlan tidak tahu kalau Cleo suka dengan Ramon sejak pertama mereka masuk.

Mana tega Adlina memberitahu yang sebenernya. Adlina mau kembarannya untuk selalu tersenyum. Adlina mau Adlan berhenti untuk selalu menyalahkan dirinya dimasa lalu. Menurut Adlina itu memang harus terjadi.

Adlina tersentak dari lamunannya karena, dia merasakan getaran dari ponselnya yang dia taruh di saku roknya. Adlina kaget ternyata ada Line dari Alex.

Alex: malem jadi jalan sama Ramon?

Adlina mengernyit, tumben amat nanyaiin.

Adlina: jadi kok, kenapa?

Alex: pulang jam berapa?

Adlina: belom pergi udah nanyaiin pulang jam berapa, aku gak tau.

Alex: emang kamu nggak ada tugas gitu besokkan sekolah?

Adlina: untungnya gak ada, emang kenapa sih?

Alex: gapapa. Hati-hati

Adlina: ok.

Ditempat lain Alex hanya menghembuskan nafasnya kesal.

Adlina baru saja ingin ke kamar mandi, "ADLINA!" teriak seseorang dari balkon kamarnya.

Adlina langsung bergegas ke balkon dia melihat ke samping kanannya, seorang cowok sedang tersenyum manis.

"Kenapa, Ram?" tanya Adlina ke Ramon. Fyi, balkon kamar Adlina dan Ramon bersebelahan.

"Baru pulang?" Ramon kini mulai memanjat balkon kamar Adlina.

Dia hanya mengangguk. "Abis dari mana?"

"Makan bebek, Ram. Ngapaiin lewat balkon? Kan bisa lewat pintu." Adlina menatap jengkel Ramon yang sering loncat ke balkon kamarnya.

TS [1] Adlina (END-LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang